SANG WAKTU YANG SELALU MENJADI PEMENANG (Buat Teman-Teman NanCita di Seluruh Nusantara dan di Negeri Manca)
Sang Waktu yang Selalu Menjadi Pemenang
(buat
teman-teman NanCita di seluruh
nusantara dan di negeri manca)
Bagi yang Masih TK atau SD Ketika NanCita BUKA
(20 tahun yang lalu : kini teman-teman pun
sudah berusia antara 24– 31 tahun)
Kalau tidak
diantar mamamu
adikmu pun kau
gandeng serta ke Nancita
dan dengan
wajah tanpa dosa
adik lesung
pipitmu itu pipis di situ, kaupun tersipu
“Nggak apa-apa”, kataku
setelah kau dan
adikmu pulang
kubasuh lantai
itu dengan koran
sambil
berdebar-debar : “semoga esok
tidak buang air besar !!”
Bagi yang Masih SMP saat NanCita HADIR
(20tahun
yang lalu : sekarang teman-teman pun sudah berusia sekitar 34 tahun)
Berombongan kau
dan kawan-kawan datang
riuh rendah
celotehmu seperti pasar malam
“Mas, cewek itu siapa?,” celetukmu saat
kuhitung recehan
“Titip salam ya…”
kau pun merebut
buku anggota, sebuah nama terbaca
hei !!, mimpi
guna-guna apa kau semalam?!
kok tiba-tiba timbul keberanian: dalam tempo
seminggu
cewek itu telah
mendampingimu
kemudian deras
kau pinjam buku-buku
judulnya pun
disama-samakan dengan selera baca cewek itu
Berebut
buku-buku baru
adalah sepenggal
cerita masa remaja
lebih dari
sekedar kekasih, buku itu
kau tunggu
dengan setia
jika buku baru
itu sudah ada
bahagiamu tak
terkira
kekasih pergi
bahkan raib atau nyungsep di got
tak mengapa !!
Masih bercelana
pendek kau ke NanCita 20 tahun yang lalu
kini anakmu
yang juga bercelana pendek
kau ajak
memburu buku-buku
seperti celana,
sang waktu terasa pendek ternyata
gampang berlalu
dan tiba-tiba
menyajikan kehidupan yang berbeda
namun ada yang
abadi dan sama
yakni kenangan
bersama NanCita
Bagi yang Masih SMA ketika NanCita LAHIR
(20 tahun
yang lalu : kini teman-teman pun sedang dikaruniai usia sekitar 37 tahun)
Kau titipkan
buket bunga warna-warni padaku
namun sebagai mak comblang sungguh berat aku harus mengatakan
sebab gadis
yang kau taksir itu
memintamu untuk
menyimpan saja cintamu di laci meja
ia hanya ingin
membaca buku
dan berdiskusi
seru
sebagai kawan
berpikir, selayaknya teman berbincang
selalu begitu
permintaannya padaku
Betapa setia kau
dan dia ke NanCita selalu berdua
sepulang
sekolah
menyapaku
menanyakan judul buku
padahal aku
tahu
sesungguhnya
kau hanya ingin transit di pojok situ menggeser buku
di kolong meja dengan pantatmu
kemudian pinjam
satu buku : bayarnya besok ya, Mas ?!!
Pada mulanya
betapa setia kau dan dia ke NanCita
selalu berdua
sepulang
sekolah
pada semester
tiga kau tetap berdua ke NanCita
tetapi dengan
cewek yang berbeda
dan gadismu
yang dulu tak lagi terlihat batang hidungnya
tentu kemudian
tak mengambil buku baru pesanannya
juga lama ia
tak menyewa jadinya, mungkin dirundung duka-kecewa
(sungguh tidak
kemudian aku bilang: wah aku rugi
jadinya!! )
Jika suatu
ketika kau lihat ia senyum-senyum sendirian di jalanan
tolong sapa
dia, dan bimbing ke NanCita
akan kureparasi
jantung-jiwanya
supaya dia
kembali bisa segera mereguk bahagia
Cinta memang
tidak bisa dilogika
dua bulan
kemudian mantanmu itu
telah berdua
lagi dengan cowok yang lebih perkasa
dan minta ganti
nomor anggota NanCita
tanda masa lalu
yang masih terbaca, dimohon sirna
pinjam bukunya
pun lebih banyak dibanding semula
layak diikutkan
kiranya jika ada casting sinetron baru
dengan judul : Suamiku Bukan Teman SMA-ku
meski demikian
ada pula yang berhasil membina
rumah tangga
dengan teman sekelas atau bareng adik kelas
ada pula yang
CLBK, tapi lho….kok sejenak saja
(berkali-kali
aku menyaksikan “sinetron” seperti itu
putus
ganti…putus ganti yang sering terjadi
yang putus
nyambung, tak sampai sebilangan jari tangan kiri
dan aku masih
mengingat nama-namamu
kuingin
sampaikan doa dan harapan: semoga itu
hanya sebongkah kisah saat SMA saja
artinya kini
ketika telah beranak dua atau tiga: kau
kudu setia !!)
Seharusnya tanda
tinta merah di buku anggota itu
segera
kuhapuskan
tetapi aku
sering gelagapan ketika kemudian ada yang datang
bertahun-tahun
kemudian
membereskan
semua hutang sewa buku
ada pula yang
bilangnya membeli
namun belum
terbayar hingga kini,
maka semua
tanda merah
ada yang
temaram, banyak pula yang benderang
belum
kuhapuskan
hingga sekarang
(jangan
khawatir sang waktu akan menolongmu)
Buku-buku yang
belum dikembalikan pun
masih dinanti
agar enteng hidupmu nanti
daripada
terserak di kolong ranjang dan gudang
lebih mending
dibaca oleh yang setia menanti
jangan malu
jangan ragu : titipkan buku itu atau paketkan
dan kita jalin
kembali silaturahim
seperti dulu
lagi di sepanjang musim
(kadang ada
yang di tengah jalan bertemu denganku
ia terkaget
malu
belum
mengembalikan buku
dan
tergopoh-gopoh mencari alibi
untuk segera
ngacir dari pandanganku)
bulan
Agustus 2016 yang lalu ada yang datang
hendak
mengembalikan buku yang ia bilang
meminjamnya 10
tahun lalu ketika masih SD
tanggung
jawabmu sungguh hebat, kawan !!
dan pada 29
Juni 2017 hadir pula member NanCita
hendak
memulangkan buku yang dibaca saat SMP
15 tahun yang
lewat, kini ia sudah beranak dua
tanggal 19 Juni 2020 datang paket pula
pengembalian buku setelah 12 tahun dipinjam
tanggung jawab
yang juga hebat, teman !!!
Kantong plastik
besar kau bawa
ada pula keranjang,
tas jumbo dan bagor raksasa
mungkin sarung
bapakmu kau angkut juga
saat NanCita berulang tahun, tarif sewa pun
100 rupiah
sudah tradisi
yang bikin hati bungah meriah
dan juga
menjadi bukti bahwa hasrat baca tinggi,
kemampuan sewa
rendah
apalagi minat
membeli
Dengan wajah
ditekuk kau melaporkan
bahwa buku
disita pas jam pelajaran
tidak apa-apa
kukatakan
harus
kita beri permakluman
sebab kita
memang bukan bangsa Jepang atau Eropa
yang sangat
maju budaya bacanya
apapun dibaca,
termasuk telah mereka baca jua seisi dunia
sehingga mereka
(yuk, tepuk tangan !!) menjadi negara
maju luar biasa
Bagi yang Sudah MAHASISWA saat NanCita DATANG
(20 tahun
yang lalu : kini teman-teman pun sedang asyik dengan usia sekitar 43 tahun)
Kuberjumpa
dengan dirimu di kantor itu
ekspresimu
masih muda selalu tergurat kebahagiaan
ketika muda
selalu diguyuri
bahagia oleh buku-buku NanCita
Yang kujumpai di
alun-alun sana
ternyata
istrimu beda dengan gadis yang sering kau gandeng dulu
aku ingat saat
rintik hujan kala itu mampir di NanCita menunggu waktu
belum sempat memilih
buku, cintamu pun datang buru-buru
wesss…. kau
dibonceng
ternyata juga
secepat itu cintamu berlalu
Bagi yang Sudah Menjadi ORANGTUA saat NanCita
ADA
(20 tahun
yang lalu : kini teman-teman sedang menikmati
usia sekitar 53 tahun)
Juga suka
bukukah anak-anak dan cucu?
dengan suka
buku sejak muda semoga tidak terserang demensia
gawat jika pas
jalan berdua, mendadak lupa istri tercecer di mana
genting pabila
sedang mengendara, tiba-tiba serasa terbang
mengudara
Kini saatnya
menggiring anak-cucu ke NanCita
sambil
mengenang tapak-tapak kenangan
seraya menguji
otak sendiri
apakah
berpotensi menjadi pikun berkepanjangan
sesungguhnya
buku itu adalah serupa pil anti aging juga
yang bereaksi
secara abadi berkelanjutan
Betapa terlanda
gundah saat menjelang tidur tiba
buru-buru kau
datang ke NanCita
dua tiga lembar
halaman dibaca
matapun
mengatup segera
tanpa buku tak
bisa tidur ternyata
selalu terjaga
dan demi
sayangmu pada mama,
kau pilihkan
buku-buku kesayangannya
tak lupa novel sejarah buat papamu juga
Ada pula ibu-ibu
yang pinjam buku
untuk dibaca
sambil mendampingi anak tercinta
yang suntuk
belajar menyimak soal-soal fisika
si anak merasa
nyaman dengan pendampingan
sebetapapun
berbeda bacaan
(seorang bapak
pun selalu datang menjelang anaknya ujian
si anak tak
bisa konsentrasi belajar
jika tak di-refresh dengan bacaan
setamat SMA ia
diterima di STAN)
Kuingat selalu
kala itu
kehamilan
istriku menjelang bukaan satu
belum ada
perkembangan bukaan yang signifikan
anak pertama
yang kunanti luarbiasa mendebarkan
tiba-tiba sore
itu ada lelaki SD yang ngompol
di depan meja NanCita
sesaat kemudian
kabar tiba
istriku masuk
rumah sakit bertaruh nyawa
semandiri
mungkin kudampingi berjam-jam tak
pasti, pasien lain mengherani
mana sanak
saudari
dan pada
saatnya anak lanangku
menangis membahana
dia hadir di
dunia !!
Kini dan atau Sekian Tahun yang lalu Ketika
Teman-Teman Berusia Berapapun, dan NanCita
Menempuh 20 Tahun dalam
MENEMANI PERTUMBUHAN GENERASI
Kuberdoa
senantiasa
semoga kalian
menjadi pejabat, orang ternama
atau apapun
asal baik bagi bangsa
dan jika tak
lagi teringat NanCita ya nggak apa-apa
tetapi apakah
bisa kau lupa
kebahagiaan
atau mungkin idealisme
yang pernah
tereguk dari sana?
Ada yang sedang
meniti harapan menyemai cita-cita
di UK, Jepang,
Amerika, Jerman dan KANDANGAN,
mau ke sana
juga?
Ketika remaja
sering-seringlah ke Nancita
membaca apa
saja memelihara otak kiri dan otak kanan
bersua
kawan-kawan menyejukkan hati dan pikiran
Atau berbincang
denganku
dengan tema
yang perlu atau tak perlu
betapa sering
anggota cantik duduk pasrah di depan mata
ku menahan diri
untuk tidak jatuh cinta
bukan karena
aku sudah beranak dua
Mereka ceritakan
duri kisah hidupnya
ada yang
terayun-ayun di tepian jurang harapan
di bawah sana
tersedia batu-batu darah
ia pun tak
berani melangkah
Ada pula yang
gigih ingin ke negeri manca
dimintanya aku
jangan bilang siapa-siapa
ia ingin
menaklukkan gelombang
ia ingin
memperkokoh pendirian
Dari anggota
cantik, dan juga dari yang jantan
telah kugenggam
liku-kehidupan
“sudah ya, Mas, aku pulang”, pamitnya
usai berbincang
dan kadang
tidak pinjam satu buku pun
mungkin lupa
usai beban pikirannya tercurahkan
tiada mengapa
kawan
siapa tahu
kelak kisahmu kutuliskan
kususun menjadi
novel
dan akan
kusewakan !!
Ingatkah kawan
ketika masa sekolah
pinjam buku
terpaksa ngutang
ada yang
sedikit dan sebentar saja
ada pula yang
hingga bertumpuk-tumpuk
hampir setinggi
Sindoro-Sumbing di sana
namun setelah
masa kuliah tiba
pinjam buku
selalu bayar kontan
apalagi setelah
bekerja
buku-buku pun
dibeli dan tak lagi menyewa
(selain pinjam
ada yang suka beli sebagai koleksi
bonus sampul
dan dapat diskon pasti
hingga kini
harta karun itu masih terawat rapi
ada juga yang
bilang sudah dijual kepada teman
dan bathi!! )
Jika kau diminta
gurumu membuat resensi
segera kau
datang ke NanCita dengan terburu
sekali
tetapi kenapa ya
yang diresensi
kok selalu buku
itu lagi buku itu lagi
dari generasi
ke generasi,
meresensi buku
itu menjadi mudah rupanya
bagi yang sudah
menjadi member NanCita,
tidak demikian
bagi yang menjadi anggota dadakan
bahkan ada yang
bukunya belum dikembalikan
hingga sekarang
Sepanjang mengamati gerak-gerik kalian
dalam menggauli
bacaan
terlukis tiga
karakter penikmat bacaan.
Ada yang hanya
karena ingin tahu
seperti apa to perpustakaan itu?
yang begini
paling sekali dua kali pinjam
dan seterusnya
tak lagi pernah datang
recehannya
mending buat beli pulsa
atau jajanan
ber-benzoat, ber-sakarin, ber-formalin.
Ada pula yang
ingin baca karena ikut-ikutan teman
yang begini
tergolong frigid-literasi
harus selalu
dirangsang dengan cara yang menawan
sehingga
kemudian suatu ketika berani datang sendirian
meminjam
bacaan, dan kemudian ia bilang :
“Membaca ternyata bisa bikin
orgasme-intelektual ya,Mas !!”
(akupun mesem
hingga ke relung pedalaman jiwa).
Karakter ketiga
adalah yang sudah tergolong kutubuku
Maniak-kalimat pecandu-diksi
dan pemuja-narasi
yang
begini ini tak lagi perlu diwaspadai
segalanya
lancar belaka tanpa kendala
buku-buku akan
mereka jaga seperti merawat dirinya
halaman-halaman
yang mereka pinjam tak ada yang dilipat
pokoknya hebat,
dalam mengembalikan buku waktunya pun selalu tepat
namun dari
bibir-bibir mereka seperti ada rekaman kata-kata
yang selalu
diputar di depanku tanpa ragu : “Ada yang
baru!? “
Segebung buku
yang kau pinjam lama tak dipulangkan
“satu kelas baca semua, Mas!! “ serumu
sambil
mengangkut
buku-buku yang baru
“beres pokoknya, Mas “
sedangkan
anggota yang lain bilang sialan
sambil
menggerutu,
justru ini
kesempatan bagiku untuk menawarkan buku-buku
yang semula ia
tak mau karena aku bilang :
“pinjam buku ini saja dulu sambil menunggu
buku yang itu!”
(mohon
bersabar, buku judul itu memang hanya ada satu
meski yang
pinjam anggota ke 1000,
justru dengan
cara itu NanCita bisa eksis dari
waktu ke waktu
pakar manajemen
pun tentu akan berseru : itu strategi jitu !!
tetapi hati
para pembaca jadi kelu, tahu !!!
apalagi buku
itu di-rolling pula di cabang NanCita lainnya
dan belum tentu
kembalinya tepat waktu
ampuuuuun…., please jangan serapahi aku !!
hal itu memang
tak sekedar strategi
namun lebih
merupakan momentum sekaligus modus
Bagi yang pernah
diam-diam mengambil bacaan
dan sengaja
tidak dicatatkan
memulangkannya
esok atau lusa demi baca gratisan
atau masih dengan diam-diam menyimpan bacaan itu
alias belum
dipulangkan hingga sekarang
semoga “aksi
semacam itu” sekali saja kau lakukan
juga yang dulu
pernah menyobek, menggunting
atau
mencoret-coret bacaan
artinya jika
kini kau telah menjadi apapun
dan terutama
bila dikaruniai berkah jabatan
yang dalam
mengembannya dengan mengangkat sumpah
semoga “aksi
semacam itu kala itu”
jangan diulang
agar hidup dunia-akherat menjadi mudah
Dengan penuh
rahasia kau pesan-beli sebuah buku
harus sudah ada
pada saatnya, katamu
akan diberikan
buat ulangtahun si dia
biar benak kami
satu selera, ujar-janjimu
sepasang
kekasih yang sama-sama suka membaca
akan lebih
gampang mengatasi problema
dan nyambung
jika membincangkan dunia
(bertahun-tahun
kemudian buku itu entah di mana
sebab ternyata
kau tak jadi menikah dengannya
pengakuan itu
kutahu baru saja
saat kau
berkunjung ke NanCita
bareng suamimu
yang bukan dia !)
Barisan
wajah-wajah stress tiba-tiba menggeruduk
datang
ribut bertanya
buku ini buku itu seperti tak sabaran
usai
ujian kalian selalu kehausan
serupa barusan
ditahan di Nusakambangan
ingin segera
menyikat bacaan-bacaan
ingin merawat
perasaan dan jiwa
ingin
menyejukkan pikiran
biar seimbang
sebelum muncul
godaan bunuh diri
dari atas
jembatan
Dengan raut pucat
pasi
kau laporkan
buku yang hilang
buku yang masuk
mesin cucian
buku yang
digigit-remuk waung jantan
buku-buku yang
terjatuh berceceran di jalanan
buku-buku yang
raib dipinjam teman
ku tak minta
namun kau berkenan mengganti segera
ku salut dengan
tanggungjawabmu
kepribadianmu
membikin rindu
(cuma kadang
aku tercengang
jika buku-buku
yang kau kembalikan
dibungkus
dengan tas kresek bekas bungkus gorengan
sampul buku
menjadi licin seperti plosotan di kolam renang
lalat yang
hinggap pun bakal terpeleset-terpelanting
bisa jadi nyawa
lalat itu langsung melayang)
Seringkali di NanCita terjadi reuni
memang tanpa
pesta dan panitia
begitu bersua
segera cipika-cipiki
terbentang sang
waktu
tergelar tak
terhitung perjalanan cerita
kadang luas
dunia menjadi sejengkal saja
(guru dan murid
pun sering bersua di NanCita
dan saling
berceloteh tentang manusia
lengkap dengan
bumbu-bumbu pahit-pedasnya)
Kini anggota NanCita telah tersebar di seantero dunia
terbukti yang
dari Ausi, Paman Sam, Jerman, UK, Jepang,
Taiwan, Korea
suka kirim salam
belum lagi yang
berlayar di mana saja
mereka memberi
kabar dan mengirim foto
kudiberi
oleh-oleh coklat, mug dan gantungan
kunci
(yang belum
memberi kutunggu setiap hari)
apalagi yang di
sudut-sudut nusantara
dari Aceh
hingga Papua
rata-rata anak
Temanggung juga
ada pula mereka
para perantau yang pernah bekerja di sini
dan bila
liburan dan kemudian bertandang : Hai
NanCita ! kembali
menemukan keteduhan lama : buku kita !!
Seperti waktu
sesungguhnya
buku tertebar di setiap langkah
semirip waktu
sebenarnya buku
bisa dibaca di sembarang medan
bagaikan waktu
sejatinya buku
akan menemani siapa saja
tergantung kita
apakah ingin selalu memiliki harapan
apakah ingin
senantiasa meraih kebahagiaan
apakah akan
tiada henti menempuh perjuangan
karena dalam
buku terhidang inspirasi
motivasi,
bahkan sederet visi yang siap saji
bersama makanan
entah itu buntil, rempeyek atau roti
bersama
dandanan entah itu blus, t-shirt atau rompi
bersama lifestyle entah itu doran pancing, gadget atau mobil
dengan buku
sang benak tidak akan mudah sesat pikir
kesemua itu
adalah seperangkat keharusan
guna
mempertahankan serta memaknai kehidupan
Sang waktulah
yang akhirnya menjadi pemenang, kawan
tugas kita
hanyalah menerima
apapun
kenyataannya
apapun yang
menimpa, yuk tetaplah bersaudara
apapun
ceritanya, jangan bosan membacanya
karena di
setiap kata-kata
selalu
ada dunia baru yang harus disapa
juga
masa lalu yang sangat renyah untuk dikenang
Sekian dulu kawan
meski sebuah
cerita yang mengundang nostalgia
sesungguhnya
bisa lebih panjang lagi bila dideretkan dan ditata
keceriaan,
kehebohan dan bahkan duka lara kalian
telah menjelma
harmoni nada, lengkap dengan partiturnya
sewaktu-waktu
bisa mengalun dalam sebuah orkestrasi
bersama-sama
kita menjadi dirigennya
niscaya kan
kompak dan indah seperti warna pelangi
seperti
nyawa-diksi dalam puisi
TERIMA KASIH
KAWAN-KAWAN
TERIMA KASIH
YANG TAKKAN KAMI LUPAKAN
TERIMA KASIH
SEPANJANG JAMAN…………..
*Sanggar Bacaan NanCita Temanggung 2020
yang ber-ultah setiap tanggal 30 Oktober
Komentar
Posting Komentar