RIMBA PUISI TEMANGGUNG

            

 

  Rimba Puisi Temanggung  
(Temanggung Pancen Ngangeni, Seperti Cintamu!!) 

Yuk, BERKELILING TEMANGGUNG. Menjelajahi belantara realitas, menggali tak terhitung inspirasi.  Kemudian tuangkan ke dalam aneka medium literasi khususnya puisi bergenre bebas, seperti "puisi  renyah" yang terpacak berikut ini:

                                "Dengan ber-Temanggung via puisi, bakal banyak tergali gagasan lho....."  

DAFTAR ISI 
01. MENARIKAN KATA-KATA DARI JIWA ALUN-ALUN KOTA. 
02. KUDA LUMPING DAN GADIS CANTIK. 
03. MONUMEN BAMBU RUNCING, relung pagi
04. DINGIN KLEDUNG 100 TAHUN. 
05. BERLARI MENGEJAR AIR (Ketika Air Kran Mengalir Sebesar Jarum). 
06. CINTA DAN KOTA SALING BERCENGKERAMA DI GUMUK LINTANG. 
07. KENANGAN MEMANDANG TUGU JAM, panas terik. 
08. MEMANGGIL BUS DAYA TEMANGGUNG KE MASA KINI DAN MELEMPARKAN 
      MASA KINI KE RUANG MASA ENTAH DI MANA. 
09. DI TEPIAN KALI KUAS. 
10. DI POSONG, SEKONYONG-KONYONG TERLONGONG. 
11. MEMIKAT CINTA DI PIKATAN KITA. 
12. SELALU TERDENGAR SUARA KOKANG SENAPAN DI JEMBATAN KALI PROGO  
      MALAM-MALAM, HENDAK MENEMBAK SIAPAKAH? 
13. SIAPA YANG MASIH INGIN MENJADI BUPATI KETIKA TEMANGGUNG BENAR- 
      BENAR SUDAH MAKMUR LOH-JINAWI.  
14. SELAMAT DATANG TEMANGGUNG MUDA, JERMAN PUN MENUA.  
15. TERDUDUK NGANTUK DI TERMINAL KOWANGAN. 
16. BOM-BOM PUN BERLOMPATAN DARI PENDOPO PENGAYOMAN. 
17. DI PASAR KLIWON SEPERTI DISENGAT PASUKAN TAWON. 
18. MENGGALI MATEMATIKA KARYA DI SITUS LIYANGAN. 
19. JADOEL-JADOEL BERGEMBIRA. 
20. DI PATUNG PAK TANI.
21. RESUME dan STEP BY STEP PERJALANAN LITERASI NanCita.



     MENARIKAN KATA-KATA DARI JIWA ALUN-ALUN KOTA (edisi 01)

       ruang-ruang lapang membentang 
siapa di sana seperti sedang memandangi jiwaku 
dan mengajak bercakap tentang rumput, cinta dan harapan 

hamparan rumput itu seolah ingin bicara 
"akulah saksi beragam upacara, lomba tonti antar SMA dan lalu lalang 
bocah-bocah yang berbahagia 
mendekap boneka menendang bola" 

cinta adalah melangkah dari rumah 
meniti lingkaran ruang sambil guyub-bercanda 
bola matamu pun kocak saat terdengar 
anak-anak berteriak mengolah aneka mainan 
seperti kita kala menantang riak-kehidupan 
memburu deru-harapan 
bagai kuda sumba yang riuh-berpacu 
melintasi gelegak sungai, jebakan berduri dan kejaran waktu 

alun-alun kota ini sesungguhnya adalah dunia-cantik kita 
dunia damai 
dunia teduh untuk meninabobokan segenap problema 
tempat di mana antar sesama bisa begitu akrab berbaku-sapa 
sebagai melting pot-jiwa warga 
karena hidup tak melulu bergegas seperti kata Habermas 

di sana ada yang gempar-tertawa sambil menunjuk cakrawala 
di bangku ini kita dekat-berdampingan  
seraya memanggil melodi drama masa lalu 
lewat radio, dulu kau kukirimi sebuah lagu 
kau tahu, mbak penyiar yang bergingsul-ayu itu tertikam cemburu ?

hei !!, bocah imut itu terjatuh 
dan segera tangan-tangan bijak berebut sebelum si adik berteriak mengaduh 
di seberang sana kaki-kaki berlarian bagai memburu derap benua 
disalip serombongan pesepeda yang berkostum aneka warna 
dengan harga tak terjangkau si jelata 
kecepatannya membikin kaum papa ternganga 
daun-daun kering pun luruh-jatuh 
ke pangkuan sepasang asmara yang santun-sejuk bercengkerama 
sejak tadi tidak beranjak ke mana-mana 
meski merdu-adzan menggema 

(dinda, 
kini alun-alun tengah ditutup sementara 
esok tentu akan tampil lagi dengan wajah yang lebih bernyawa 
dengan presisi sudut, ornamen dan partisi yang makin berwibawa 
NJO ! kembali kita suntuki dulu 
melambungnya harga beras, cabai, gorengan, celana dalam dan aneka barang 
kuharap jangan sambil menggelar gelanggang pertengkaran 
sebab aku belum tahu pembangunan alun-alun bakal rampung 
entah kapan)    

Eko Nurwindarto, Temanggung Juli 2017

                                                                            (wisatane.com)

SUB OPINI/TESTIMONI 
TERIMA KASIH PUISI TERIMA KASIH PUISI TERIMA KASIH PUISI 
Anda tahu bahwa berliterasi itu, khususnya berpuisi, sesungguhnya akan memperkaya benak kita dengan HARTA KARUN IMAJINASI.  Dan dalam imajinasi itulah tersimpan rupa-rupa referensi solusi untuk mengeksekusi segenap serangan persoalan yang menghampiri.  Tanpa imajinasi bakal mampet pemikiran.  Tiada imajinasi akan macet kehidupan.  Tanpa imajinasi tak bakal teraih SKILL MULTITASKING guna melahirkan PROBLEM SOLVING.  Segeralah susun gumpalan imajinasi dalam benakmu dengan rajin berpuisi.  Anggap aktifitas berpuisi sebagai induk-kreatifitas dalam berliterasi dan menjalani aneka profesi.  Ketika berpuisi ada laku-utama yaitu AKSI MENCIPTA dan MEMINDAI ANATOMI TEMA.  Sehingga diksi menjadi lebih berarti, lema pun makin beroleh makna, kata-kata memiliki tenaga.  Hidup menjadi fokus, berkredo dan berjiwa.  Dus dengan puisi include imajinasi, hidup tak hanya dihadapi dengan bertahan, namun juga punya keberanian untuk terus berjuang.  TERIMA KASIH PUISI, setidaknya itulah yang saya alami dan nikmati sepanjang mencumbui puisi.  Bersama agama, buku, film, musik dan sepakbola serta puisi = serasa telah melahap dunia !!

                                                   "Teman-teman di mana pun berada 
                  sesungguhnya selalu ada 'potensi puisi' di benak teman-teman.  Wujudkan !!  
________________________________________________________________________  


KUDA LUMPING DAN GADIS CANTIK  
(edisi 02)

kuda lumping dan gadis cantik 
dua wajah yang tak sama 
dua muka nan berbeda 
saling berkejaran di kepala 
bergantian berlarian, namun tak 
saling mengalahkan 
berurutan berlompatan, dan tidak 
saling bersinggungan 

bilamana letih mereka, 
istirahnya saling berjauhan 
satu di simpul pikiran 
yang lain bersembunyi di perasaan jantan 
bilamana kuda lumping kesurupan 
gadis cantik melambaikan tangan 
goyang pinggang kerdip mata 
dan berlenggang 

kuda lumping mengangkasa 
menggapai-gapai jembatan di udara 
menghentak-hentakkan kaki di cakrawala 
seperti siapapun yang sedang lupa jiwa 
seperti siapapun yang tengah nir raga 
seperti siapapun yang lagi tak berdunia 
seperti kuda lumping 

gadis cantik tak bisa diajak mengangkasa 
mereka selalu membumi di mal-mal, 
cafe-cafe, butik, salon, klub senam, bank, 
pasar swalayan, layar kaca dan kantor-kantor 
pengacara 

(menonton kuda lumping bersama gadis cantik 
itulah drama yang paling menakjubkan dan menggelitik) 

*KUDA LUMPING adalah ikon seni masyarakat Temanggung yang mampu menggerakkan  
  ekonomi kerakyatan, banyak bakul jajan, bakul minuman, bakul mainan yang senang.   
  Temanggung Pancen Ngangeni, Seperti Cintamu!!  



_______________________________________________________________

MONUMEN BAMBU RUNCING, relung pagi  
(edisi 03) 

saban pagi dikejar hari, darah leluhur tertakik di bambu 
tengoklah sejenak, biarpun kau diburu waktu bak dikejar hantu 

masalalu yang menggenang darah, mestinya aroma-anyirnya 
masih terbaui hingga kini, tetapi sekelebat saja kau endus 
tetapi selintas belaka kau renungi 
tetapi sesaat saja kau baca 
tapak-tapak perjuangan, kitab-kitab pertempuran, amuk heroisme 
bahkan mungkin telah teronggok dalam fosil lupa    

kau lewati monumen itu tiap hari 
namun jiwamu melesat begitu kilat 
bertarung-ditelikung kerja 
terlarung-dikurung harta 
kau serupa zombie rompal gigi 
atau drakula tanpa kerangka 

saban pagi dikejar hari, darah leluhur tertakik di bambu 
tengoklah sejenak 
sebelum kau jadi hantu !!  

*MONUMEN BAMBU RUNCING merupakan penanda heroisme para pahlawan Temanggung saat melawan penjajah. 
Temanggung Pancen Ngangeni, Seperti Cintamu!!



__________________________________________________________ 

DINGIN KLEDUNG 100 TAHUN  
 (edisi 04) 

dingin kledung seratus tahun 
kau takkan membeku di sana tersebab keelokannya 
cantik nian 
kledung nampak menjelma patahan tanah surga 
yang dihamparkan di ceruk-sejuk temanggung 
terpandang keindahan kelok-lembah dan tegar-gunung 
membadaikan ingatan pada seribu cita-cita 
tegak pohon-pohon di kejauhan seperti prinsip kehidupan 
aneka bibit tanaman disemai bagai cinta pertama 
(di hotel itu kau bisa pula bermain-pipi dst dengan kekasih-sahmu) 
walau dingin menekuk belulang, jiwa bahagia kan tergenggam 
kala kau termenung di kledung, amuk-syahwatmu harusnya lindap 
pikiran bakal jernih-akurat, Tuhan serasa tersenyum-dekat 
panca indera tajam-waskita, damai hening-saksama 
cergas-teliti dalam membaca segenap pertanda 
hingga kau pun bisa menulis prospek kehidupan-kelak di Sana: 

"Setelah ringkas berbenah, usai menyelami kebanggaan duniawi 
tibalah saatnya dipanggil ke Sana menyusul sahabat-sejawat, 
karib-sekongkol, sobat-semafia, rekan satu-katebelece, 
anak-anak buah-sekongkalikong: teman-teman sekompi-konspirasi 
yang dua-tiga malam ini memanggil-manggil dalam mimpi 
melata-menggapai-merangkak: wajah mereka tervisual ngeri. 
Sesampai di Sana ternyata bersua pula dengan kolega-kolega sebaya, 
klien setransaksi, pecundang sekos-kosan dan asmara-terlarang dunia 
yang kemudian dikumpulkan namun tak sempat saling menyapa 
mendadak menggema sebuah Suara: 

Saatnya sampailah kalian tiba di Sini 
ketika disumpah sebagai pegawai negeri, 
wakil rakyat, guru dan aparat 
kalian menyebut nama-Ku dengan khidmat 
tetapi kenapa bolpoin dan buku tulis inventaris 
yang terletak di meja kerja 
kalian miliki dan bawa pulang begitu saja, 
tidakkah kalian merasa 
itu korupsi atau bukan ya ?" sindir-NYA sekelebat 
dengan nada-sapa betapa bersahabat. 

(semua diam, sesungguhnya ingin bicara namun terbungkam 
semua diam, mau lari pun sudah tak ada lagi jalan 
hendak bersijingkat saja tak kuasa 
justru pijakannya kian tergenang lumpur membara 
makin lama semakin panas berbisa 
kolam api menggelegak bersuara-suara 
lebih dahsyat dari ledakan gunung-dunia: 
mereka kecemplung di Sana.....................)  

dingin kledung seratus tahun lagi 
seratus tahun lalu apakah sedingin ini 
tahun-tahun serasa melompat cepat 
generasi silih berganti lenyap-tamat 
pengabdian macam apakah yang telah dibaktikan pada negri 
haruskah rakyat jelata kedinginan 
menanti pidato-janji terbukti seratus tahun lagi? 
bayi-bayi yang saat ini menangis 
dan foto-fotonya terpampang di medsos dengan narsis 
saat itu nanti seratus tahun lagi tentulah bakal Pergi 
apalagi kita kini yang telah diberi sekian hitungan usia 
rabalah angka randomnya sebelum Garis Finis tiba 
pertanyaannya: kan berada di mana nanti di Sana 
jangan-jangan di bibir jurang menyala 
sambil kuciwa melihat teman SMA masuk surga 
digodain bidadari diajak main-pipi dst: sah tidur bersama !! 
dirangkul-dst berkali-kali bahkan selamanya 
dst dst yang tak terbayangkan dunia 
tersenyumlah para pahlawan 

dingin kledung seratus tahun 
kau jangan meraung 
ada selimut langit yang tergantung 
kabut asap itu mengirim berjuta rahasia 
nyelinapkan jerit-sukma !!" 

*EkoNanCita Temanggung 
WA/SMS 081328747838 

*KLEDUNG TEMANGGUNG adalah destinasi wisata yang berhasil mengundang 
para pecinta alam dari berbagai daerah.  Mendaki Sindoro-Sumbing menuju puncak
mengagumi misteri keindahan, menguji ketahanan, mendekatkan diri pada Tuhan 
Kuasa Semesta Alam.  Tenan !! Gak percaya, buktikan !!!   
Temanggung Pancen Ngangeni, Seperti Cintamu!!




_____________________________________________________________

RIMBA PUISI TEMANGGUNG on the spot  
(edisi 05) 

BERLARI MENGEJAR AIR 
(Ketika Air Kran Mengalir Sebesar Jarum) 

berlari mengejar air 
musim kemarau saat itu bersama kawan-kawan di desaku 
sumur-sumur memang mati tetapi masih ada sungai 
dan kolam-kolam pemandian dinaungi pohon rindang 
serindang keguyuban bertetangga 
seiring langkah ke sawah sambil berbincang 

ketika air mengalir sebesar jarum di kota 
sebagian orang akan mengurungkan niatnya berderma 
air-air yang dibelinya untuk mencuci mobil, taman di halaman 
dan perawatan tubuh demi hasrat anti aging-nya 
seteguk dua teguk yang diminum pun 
demi basah kerongkongan jiwa raganya 
demi tetap terjaga kehausan terhadap harta benda 

jangan sampai air serupa nasib emas, minyak bumi dan batu-bara 
yang dibarter dengan narkoba dan senjata 
antar negara berpura-pura menyejahterakan rakyatnya 
sebab sesungguhnya air akan tetap bisa mengalir 
tak perlu digilir seperti selir 
asalkan kau penuh cinta dalam menyetubuhi bumi 
dengan menanam pohon-pohon 

(baru saja kawan di desa mengirim kabar khawatir 
sungai-sungai di sana sudah memprihatinkan 
kolam dan sumur-sumur pun tiada perawatan 
semua orang sibuk jual-beli kuota data dan pulsa 
begitu jeritnya yang kubaca melalui WA) 

kuurungkan memboyong anak-istri ke desa 
kan kutabahkan memasukkan pos air ke dalam daftar belanja 
sebentar bro, SEBENARNYA KELANGKAAN AIR ITU 
POTENSI BENCANA BUMI ATAUKAH 
KELEMAHAN TATA KELOLA INSANI? 

berlari mengejar air yang mengalir 
terkenang suara kecipaknya 
clebang-clebung berkejaran slusap-slusup menyelam 
para petani yang berjalan di pematang 
ikut tertawa seraya melambaikan tangan 
mandi di sungai masa kecil 
dan telanjang 

*EkoNanCita Temanggung  
(27 Agustus 2017 pukul 12.30 usai nonton Floyd Mayweather vs Conor McGregor setelah malamnya galau Timnas Sea Games kalah lawan Malaysia dan pagi harinya disuruh ngangsu air, barusan juga dapat kiriman menyejukkan berupa foto di bawah ini dari teman KKN, AGUS from akun Herman, jadi terkenang saat KKN di desa yang penuh air). 

 _____________________________________________  

CINTA DAN KOTA SALING BERCENGKERAMA DI GUMUK LINTANG  
(edisi 06) 

matahari menguak damai-reranting di gumuk lintang 
pohon-pohonnya rapat rindang 
saling bercinta sebagai deru nafas paru-paru kota 
daun jatuh menjadi humus menyuburkan tanaman 
ada sepasang jejak 
tapak siapa tanpa tanda 
kau punya cerita dengan judul apa di sana 

iring-iringan tamu yang memandang gumuk lintang 
takkan menjadi pendekar bayangan 
yang ditikam jurus mematikan 
karena kesejukan kota langsung terasakan 

selamat datang kawan-kawan, hembuskan nafas kegembiraan 
segera buka bilik-rindu di hatimu untuk menampung 
tak terhitung karnaval kebahagiaan dan deretan ceritera 
di temanggung segala apa yang diinginkan: 
entho cothot, empis-empis, mbako srintil, pasar papringan, 
bakso uleg pak di, radio magno, toko redjo, pasar entho, 
kupat tahu, ayam djoe'dag, butik melcyd, bis obl, kopi mukidi, 
gudeg mbok benik, jus hote cole, bakpao samkok, toko sepatu itali, 
pis kopyor, brongkos bu carik, cerutu rizona, sirup astina, 
kampung sawah, kedu susu, roti cakra, dc-dc, bank plecit dan......... 
sanggar bacaan nancita !? 
 dari gumuk lintang, waroeng jadoel mak ti pun bisa kau jangkau 
depan pom lama hanya dengan jarak sepelemparan batu 
menyeruput teh di sana dengan hidangan menu hangat tahu 
(tepekurlah di 100-an tahun lebih usia bangku-bangku 
: bahwa masa kini pasti selalu akan menjadi masa lalu) 
atau kau ingin berjabat tangan dengan siapa pun di jalanan 
rangkulkan hatimu, temanggung kan menyambutmu dari berbagai pintu 
nikmatilah ke sana ke mari, semuanya bersahabat dengan kantongmu 
malam-malam pun tidurlah tidur 
kesejukan angin temanggung kan menyimpan dengkur melodius, 
pahatan mimpi serta berkeranjang oleh-oleh perjalananmu 
dan esok pagi bisa kau lahirkan beruntun gagasan 
sebab kolam-benakmu menjadi kinclong, segala letih jiwa terhapuskan 

(menerobos rerimbun hutan kota gumuk lintang 
kau kugandeng tangan 
dan mendadak menghilang 
apa yang hendak kau cari 
: sepotong kenangan yang bergelantungan 
di sulur-sulur pepohonan ?) 

*GUMUK LINTANG adalah tebaran hutan kota serupa penanda selamat datang sebelum memasuki jantung kota Temanggung.  
Temanggung Pancen Ngangeni, Seperti Cintamu!!
________________________________________________________________  

KENANGAN MEMANDANG TUGU JAM, panas terik  
(edisi 07) 

dari tegak-tegar tugu jam 
kau bisa membongkar sejarah kenangan, menikam cerita- 
cerita yang tak perlu, dengan berkacak pinggang 
kau bisa linglung menghitung lalu-lalang orang 
memburu misteri kenyataan dalam sistem kehidupan 
di sana 
pasar kota tempat transaksi hati nurani dipertaruhkan 
(berkelahi menawar-nawar harapan 
berjabat tangan memaklumi desir kemanusiaan) 

memandang pagar tugu yang melingkar 
berupaya memenjarakan air 
percuma, sebab air bisa banjir 
seperti kehidupan, kadang menjulang membahagiakan 
sering pula tercecer, terasing-tersingkirkan 

(memandang tugu jam dalam kenangan 
seperti kehilangan diorama peradaban) 

*Eko Nurwindarto  
Temanggung Pancen Ngangeni, Sepeti Cintamu!!
(TUGU JAM adalah landmark kota Temanggung terutama untuk generasi baby boomer, X dan Y. Kini "tugu jam" sedang direnovasi.  Kelak pun tentu akan menjadi landmark bagi generasi Z yang kuyub dengan platform-platform digital.  Olehkarenanya mungkin di sana akan terpasang portofolio kekinian seperti videotron atau running text yang antara lain berisi puisi-puisi temanggungan (he he he) tentu karya cipta dari siapa pun anak-bangsa Temanggung.  Videotron di situ (yang lokasinya strategis di jantung kota) tentu akan berpeluang ditonton oleh para tetamu yang melintas.  Siapa tahu mampu memberahi mereka untuk bernafsu turun mendekat guna menonton lebih cermat, dan stelah itu terangsang blusukan belanja di Pasar Kliwon.  Dampaknya akan berbeda bila videotron dipasang di alun-alun.  Apa para tamu setelah menikmati tayangan gambar-gambar kuliner dan segenap local-genius Temanggung, lalu disuruh mlayu-mlayu?  Kecuali dulu, siapapun bisa sembari belanja-belanja ketika maish ada PAZAR MINGGU di kawasan alun-alun yang sesungguhnya sudah kadung dikangeni para tamu !! 
Apapun penamaan "tugu jam" yang baru nanti, batang saraf di benak yang bernama memori-massa, pasti tidak akan gampang begitu saja dihapus manakala mengingat bahwa di siti pernah ada "situs" berjuluk TUGU JAM !!  Mungkinkah kemudian akan dipasang papan nama semacam ini: MONUMEN "??" d/h TOEGOE JAM seperti halnya TOKO OBAT SEHAT d/h PIANG HO ? Apakah brand TUGU akan hilang ?  Padahal sungguh historik-visioner lho sebuah kota yang punya tugu identitas seperti Tugu Proklamasi, Tugu Selamat Datang, Tugu Pahlawan, Tugu Muda (Semarang), Tugu Carica (Wonosobo), Tugu Sapi (Boyolali), Tugu Lilin (Solo), dll.  Jika pun Temanggung masih ingin punya tugu, enaknya tugu apa ya. Tugu Mbako apa Tugu Kopi ?  Bila pun terjadi perdebatan untuk mengambil salah satu identitas itu, gimana seandainya diadakan polling saja ?  Pilihan yang terbanyak TUGU MBAKO apa TUGU KOPI, dan hadiah dari polling itu ya: tugu !!!). 
 

______________________________________________________________________ 

MEMANGGIL BUS DAYA TEMANGGUNG KE MASA KINI 
DAN MELEMPARKAN MASA KINI KE RUANG MASA ENTAH DI MANA 
(edisi 08) 

memandang gigi kakek yang sudah banyak tanggal 
terbayang kecantikan-centil nenek yang saling berjumpa 
di dalam bus daya temanggung jurusan parakan-yogya 
kakek berambut jambul disisir klimis dengan pomade 
beraroma wangi ruar biasa cap orang-aring rupanya  
sang waktu selalu begitu hebat mengalir 
melompatkan puing-puing kenangan 
menyapa segala ceritera yang kini hadir 

di dalam bus kebanggaan kota surga tembakau itu 
rempah-rempah terangkut melimpah 
berdampingan dengan anak sekolah 
dengarkan cerita saat nenek menebar pesona 
sambil bercanda dengan teman-teman remajanya 
kakek pun pelahan terjerat dan jatuh cinta 
padahal nenek ingin memberi php kepada jejaka 
bersepatu big bos berbaju seterika kanji yang duduk di sebekah sana 

bus berjalan merambat seperti tengah mengangkut sebuah keluarga 
penumpangnya saling akrab berbincang 
tentang harga-harga hasil bumi 
mengenai pak bupati yang baik hati 
tentang kebahagiaan petani 
ada pula yang ngerumpi perihal bu siti yang hamil lagi 
di bus itu tidak ada warga yang merasa sendiri 
bilamana ada penumpang yang turun 
semuanya meneriaki pak sopir secara beruntun 
sontak setiran berbentuk lingkaran itupun ia kendalikan 
paahal tengah asyik ngobrol dengan kembang desa nan perawan 
yang sibuk curhat seperti kepada saudara 
atau sekedar melemparkan kerdip mata 
tergoda 
para penumpang pun ikut terpesona seperti menonton drama 

roda bus daya temanggung yang terdengar berputar di masa kini 
hendak menceriterakan tentang sopan-santun di jalanan 
kala itu bahu jalan selalu lempang tiada kaki lima berjualan 
pejalan kaki bungah berjamaah melangkah 
saling bercerita lengkap tentang kehidupan yang indah 
jarang ada kepala pecah terlindas motor sebelah 
atau pantat terjengkang diseruduk mobil yang di belakang 
mengendarai motor adalah puncak kebahagiaan 
karena bukan barang kreditan yang rawan disita di tengah jalan 
bus-bus manusiawi itu telah terkubur oleh waktu 
(sendu) 
dan seperti hendak mencibir masa kini 
(macet ngeri) 
yang sedang terlempar ke ruang masa entah di mana 
(nir makna) 

*Eko Nurwindarto 


*BUS DAYA TEMANGGUNG adalah moda transportasi milik Pemda Temanggung pada masa Bupati Maschoen Sofyan, SH.  Coba tanyakan pada ayah-bunda dan terutama kakek-nenek kita !!  Armada bus itu mengandung kisah yang memorable bagi para warga lengkap dengan aneka ceritera serta pengalaman yang diseret oleh bus yang kini sudah di alam baka.  Pada kurun mileneal sekarang generasi penumpang bus itu masih ada, dan puisi ini diracik dari hasil wawancara dengan sebagian dari mereka sebagai saksi sepotong sejarah. Temanggung Pancen Ngangeni, Seperti Cintamu!!



________________________________________________________________________________

DI TEPIAN KALI KUAS 
(edisi 09) 

mencangkung menangkap rahasia sungai ini 
gemuruh kehidupan, menggelontor persoalan-persoalan 
seperti nasib, pekat tak terpecahkan 

katanya negeri bersungai bening 
sejuk-basah sejuk-tanpa masalah 
(nyatanya terhampar 
baku-narasi berdarah-darah) 

katanya negeri aman sentosa 
nenek moyang bercerita 
(nyatanya sekuat tenaga 
secuil peluang harus direbut 
hunus-pedang bertikai dengan sesama) 

katanya negeri 
tempat lahir pemimpin bijak-wicaksana 
tempat gagasan diolah bersama-sama 
(nyatanya hanya mengejar kursi-kursi 
ingin selamat sendiri, ingkari ribuan janji 
ingin hebat sendiri) 

sungai, 
terimalah sampah-sampahku 
cepat-alirkan ke mana 
engkau mau 
(kucenungi geliat negeriku 
dari gemericik-sejuk Kali Kuas-ku) 

*Eko Nurwindarto 

*KALI KUAS adalah nama sungai terkenal di Temanggung tempat warga suka menebar benih ikan dan memancing sambil memperbincangkan banyak tema baik tentang politik maupun perihal kehidupan yang sederhana. Temanggung Pancen Ngangeni, Seperti Cintamu!!

________________________________________________________________________________

DI POSONG, SEKONYONG-KONYONG TERLONGONG  
(edisi 10) 

memunguti tebaran keindahan yang terhampar 
di ketinggian posong, kekosongan jiwa segera terjahit 
menjelma anyaman kedamaian berlukiskan pelangi 
Tuhan pun hadir di hangat sanubari 
alam posong selalu merangkul kita 
untuk menjadi sesungguhnya manusia 
beradab tentu lebih dari sekedar terhormat 
tulus pengabdian tak harus terbuai jabatan 

terutama bila kau bertandang ke posong 
sejuk hawanya menajamkan pemikiran 
hembus sang angin menyehatkan keseluruhan kehidupan 
seyogyanya membekali siapapun yang hendak 
bertarung politik di temanggung, petarung haruslah berhitung 
waspada jika kelak anak-anak justru diledek teman bermainnya: 
"weeeekkk...., ayahmu tidak terpilih to?!!" 
dan sang anak memanggul rasa masgul tiada terkira 
ingin secepatnya mendaki hingga angkasa 
curhat kepada bidadari: hu huuu...ayahku tertelikung ambisi!! 

para ibu se-RT pun bergunjing-sensi melihat raut kecewa sang istri 
yang telah merancang selamatan dan menghapal buku sambutan 
berencana makin terberahi dalam mendampingi suami 
baik siang terutama tengah malam selalu akan berdandan 
terlanjur pula membayangkan aneka kegiatan 
pesta-upacara gunting pita dan tiap pagi dijemput banyak ajudan 
diantar ke pasar dengan membawa uang berlembar-lembar 
padahal hanya ingin membeli jeruk nipis dan ketumbar 
namun karena buruk peruntungan-politik suaminya 
nasib-aneka hasratnya itu pun seketika terpuruk dan terdampar 

(di posong tak hanya tersedia wahana-cantik untuk berselfie anak muda 
namun juga tempat-sakral guna merenungkan segala kemungkinan 
dan berbagai rancangan seraya menggelar aneka harapan) 

sebab ada yang hanya pandai menyusun pidato kata-kata 
cuma lihai menggalang dana sesaat untuk kampanye saja 
kreatif menyablon pasfoto dan gambar bendera berwarna 
terlihat empatik-pantomimistik menyelami derita warga 
namun setelah terpilih, kinerjanya ya biasa-biasa belaka 
rasanya skill-berpolitiknya kok masih lebih profesional 
para kandidat nomor sepatu di zaman orde baru 
yang berdarah-darah berjuang bersama partai 
di sepanjang waktu, bahkan sambil menghadapi borgol-borgol represi 
yang mendadak muncul bagai hantu 
militansinya pun abadi bukan dadakan apalagi kagetan-karbitan 

(maka ingin segera ngadhem sambil menggairahkan lagi harapan 
dengan melesat ke posong 
semoga sesampai di sana tidak sekonyong-konyong terlongong
tetap bengong) 

*POSONG adalah salah satu destinasi andalan Temanggung, terletak di kaki Gunung Sindoro tepatnya di Desa Tlahab Kecamatan Kledung.  Golden sunrise-nya sangat memukau pengunjung.  Sambil kemping-begadang akan nampak pula milky way alias tebaran bintang serasa persis di atas kepala.  Temanggung Pancen Ngangeni, Seperti Cintamu!!  


_________________________________________________________________________
 
MEMIKAT CINTA DI PIKATAN KITA   
(edisi 11) 

memandang jernih air tampak lantai dasarnya
meski kau serang dengan kecipak lompatan
sebentar lagi akan tenang
apalagi jika kau langsung menyelam
menerawang segala yang transparan
(sikak tenan!!)

diam adalah sikap terbodoh di dunia
bukan diam yang setenang air
menghanyutkan
menghantar ke hulu lautan
harapan pun hilang
(jidor!!)

hilang adalah jejak awal
untuk menyaksikan cerita baru
tentang drama perebutan kekuasaan
dengan strategi terang-terangan
maupun lewat bungkus pencitraan  
(mayak samang !!)

tiada gunung api yang meletus
namun hawa panas menyerang terus
tidak seperti laga di kolam pikatan kita
yang bertanding renang 
kalah menang bergembira
disejukkan oleh air seketika
pertarungan bisa kapan saja
tak perlu tim sukses dan aneka panitia  
yang kalah mengakui sang juara
tanpa mencari kambing hitam segala
(mloto de’e !!)  

mencebur di kolam renang pikatan
terpikat cinta pada kedamaian alam 
bugar tubuh benderang pikiran
sambil berwisata memikirkan negara
bijak nian jika saling serasi bekerja
seperti yang selalu didamba warga
(sungguh celes
 para pengadu domba!!)

NJO, bareng-bareng ke pikatan kita
ngadhem, slulup, ciblon, nglangi
mlumpat, terjun, ketawa-ketiwi
segarkan visi
jujurkan hati
(samang bakal tak punji
 bila berjuang kompak-seimbang  
 tahun demi tahun
            seperti filosofi yundandun!!!)          

*PIKATAN WATER PARK merupakan tempat wisata modern yang mengusung tema alam.  Taman air ini sebenarnya sudah berdiri sejak zaman kerajaan mataram kuno.  Nama Pikatan diambil dari Raja Rakai Pikatan.  Berlokasi di Desa Mudal kurang lebih 2,5 km arah selatan dari pusat kota Temanggung.  

 



 __________________________________________________________________________  

 SELALU TERDENGAR SUARA KOKANG SENAPAN DI JEMBATAN KALI PROGO MALAM-MALAM, HENDAK MENEMBAK SIAPAKAH?  
(edisi 12)  
(pada malam ini dan seterusnya, mari panjatkan doa khusyuk kita teruntuk mereka para pejuang, baik yang bernama maupun yang lebih banyak tanpa nama*: hening cipta!!)

selalu terdengar suara kokang senapan di jembatan kali progo
malam-malam, hendak menembak siapakah?
hampir kejlungub rasanya meniti bahu jembatan tua ketika itu
langit berbintang suasana tintrim dan dengarlah suara apa itu
tertangkap gelombang tangis serasa meminta ditemani
nampaknya  ingin bercerita tentang semacam duka-hati
bukan karena raganya yang roboh oleh nyalak senapan
bukan tersebab tetesan darah yang tumpah menjadi kubangan
bukan pula tentang penghargaan yang harus disematkan
“namun kenapa sekian lama kami tidak diperhatikan
 jembatan itu adalah dimana kami bersemayam
 tempat menjahit luka menganga teman-teman seperjuangan
 juga berteduh dan berbincang karena kian ditinggalkan zaman
 jika pun ada teman yang lantang meradang
dengan guyub kami redakan agar ia berhati lapang
termasuk bila pun kini jembatan rumah kami itu tumbang
entah kemudian akan berteduh di mana, kami  saling menguatkan
mungkin harus bercengkerama di balik batu-batu  yang tertebar
menyaksikan para pemancing yang hatinya selalu berdebar
membincangkan  situasi pasar sambil mereka buang air besar,
di jembatan kali progo kami telah berjanji dengan berjibaku
setelah dipenjara berdesak-desakan  di  ruangan tanpa lampu
dan belum sembuh penat-ngilu di sekujur tubuh serta kelaparan
kami digelandang ke jembatan itu lalu satu persatu digilir tembakan
segalanya demi mencintai negeri untuk kelanjutan generasi
dor ! dor !! dor !!! kami memang kemudian mati
namun sesungguhnya selalu masih bisa menyaksikan
polah tingkah kalian termasuk siapa yang melakukan
pembiaran kepada jembatan, sengaja kau robohkan, bukan?   
sebab pembiaran itu bukan berarti lupa namun sama dengan sengaja
agar kami terbunuh dua kali dan terusir dari ingatan zaman
dan alamlah yang dijadikan alibi perlindungan: semua sudah kehendak Tuhan  
padahal kemarin sore Tuhan bilang tidak berkehendak demikian
kami yang lebih dekat denganNYA mendengar suara grendel pintu surga dibuka
buat kami semua, dan belum tentu untuk mereka 
yang masih berada di dunia dengan kebohongannya”

selalu terdengar suara kokang senapan di jembatan kali progo
malam-malam, hendak menembak siapakah?
pembiaran  adalah modus operandi agar cagar budaya pelahan lapuk dan renta  
semacam konspirasi resmi yang merebak di berbagai kota  
sebab bila dengan sengaja dirobohkan, bakal melanggar undang-undang negara
beda jika alam yang merobohkan, para penyandang dana pun datang berebutan
sigap membangun kembali dengan mozaik dan ornamen  yang megah nian
namun tanpa ruh dan aura semangat persatuan para pahlawan
hanya berupa tugu atau bangunan yang baru
“mengapa kami kok hanya dijadikan tempat berfoto-selfi  dan diinjak-injak sepatu?”

selalu terdengar suara kokang senapan di jembatan kali progo  
malam-malam, hendak menembak siapakah?
hendak menembak siapapun hingga berdarah-darah
yang jiwa dan kepalanya tidak diisi dengan kecintaan kepada sejarah  
yang kepada warisan nenek moyang selalu melakukan pembiaran
dengan tembakan akurat mematikan
dengan sekali kokang !!

                                                                                                  (ekoNanCita 2018) 

(JEMBATAN KALI PROGO SANGAT BERSEJARAH.  Sekitar 1200 orang ditembak oleh tentara Belanda di jembatan ini, bahkan ada yang dipenggal kepalanya.  Pembantaian massal itu terjadi ketika agresi militer II tahun 1949.  Mereka terdiri dari masyarakat sipil dan non sipil.  Jasad mereka diarahkan ke Kali Progo sehingga air sungai menjadi merah karenanya. Sungguh tak terbantahkan, Jembatan Kali Progo sangat bernilai sejarah tinggi)

*Sering kita dengar sebutan “mereka yang tanpa nama”. Padahal nama-nama mereka tentu sangat dikenal oleh ayah-ibu, anak-cucu serta segenap ahli warisnya yang saat itu tak terbayangkan betapa tragis-sedihnya.  Sesungguhnya mereka yang tanpa nama itu sangatlah bernama untuk Temanggung dan Indonesia!!
 
 
________________________________________________________________________________  

SIAPA YANG MASIH INGIN MENJADI BUPATI
KETIKA TEMANGGUNG BENAR-BENAR SUDAH MAKMUR LOH-JINAWI 
(edisi 13)

siapa yang masih ingin memasang spanduk di jalan-jalan
dengan wajah photoshop-nya yang bertabur senyuman
ketika nanti Temanggung benar-benar sudah makmur loh-jinawi
sekeluar dari toko tetap bisa melenggang sambil bernyanyi
sebab uang di kantong masih tebal meski aneka barang dibeli
dan di jalanan sudah tidak lagi dihadang peminta-minta
mereka telah takzim menjadi pedagang berwajah gembira
hei !!, di dalam pasar tak terlihat lagi petugas bank harian
yang selalu zig-zag mengerubuti para bakul hingga hari petang
sekelompok pejalan kaki pun bisa melangkah ke alun-alun dengan cepat
di trotoar tak tampak kaki lima yang jumlahnya selalu berlipat
dan siapa di sana, seperti seorang gadis berjalan sendirian malam-malam
wow, ternyata ia bukan wadam namun calon penyair yang mencari ilham

siapa yang masih ingin menjadi bupati
ketika Temanggung benar-benar sudah makmur loh-jinawi
jurkam pun bakal kehilangan wacana dan gelembung tema
sebab kemiskinan sudah teratasi, kerak kebodohan apalagi
wong cilik dan wong besar saling bersinergi ikut kerja bakti
pasar modern dan pasar tradisional rujuk berdampingan
yang ke masjid dan yang ke gereja akrab futsal bersama
dan berhenti menendang bola pada saat adzan menggema
penari topeng ireng pun cepat menghapus make up tebalnya
buru-buru ambil air wudhu guna sembahyang segera
pak bupati tak perlu pula RDP dengan para anggota dewan
segenap urusan kerakyatan otomatis sudah tertuntaskan
kini biar Esih dan Lilis sajalah yang pergi ke Hongkong
karena jika memaksa studi banding pun sama juga bohong
nyantai saja tak mengapa seraya main “mobil legend” lebih asyik
namun jangan kemudian seperti Idoy dalam “Dunia Terbalik”
yang suka telat mikir akan tetapi hidupnya paling bahagia
dan siapakah yang justru bersedih menikmati gelombang  
kemakmuran itu semua
apakah para istri mereka olehkarena mendampingi suami-suami
bergaji tinggi namun bagaikan tidak bekerja?  

(kapankah Temanggung bakal super makmur loh-jinawi
 seperti yang telah diimajinasikan tadi
 silakan tanya kepada rumput yang bergoyang
 meskipun di balik rerumputan  
 biasanya banyak kadal yang saling bersindikasi dan berseliweran)    
  

_______________________________________________________________________________                                                     
 SELAMAT DATANG TEMANGGUNG MUDA, JERMAN PUN MENUA 
(EDISI 14) 


Selamat datang Temanggung muda, Jerman pun menua
dan anak-anak muda Korea  mengandangkannya
tak peduli tak dinyana padahal pemegang juara dunia
bukan lagi serupa mesin diesel ternyata  
Mezut Ozil sepantasnya jualan sejenis  gorengan
boleh juga menjajakan doran pancing di tepi sungai Rhein  
kepada Joachim Low silakan membaca Mein Kampf
di Perpustakaan Stuttgart  agar mampu bangkit dari sekarat

Jerman pun menua, selamat datang Temanggung muda
maka di ALUN-ALUN segera akan ada pentas musik indie 
saban minggu pagi
selain agar warga bareng-bareng bernyanyi
juga supaya pemilik sound system beroleh rejeki
kostum pentas semakin diproduksi untuk nambah aksi
tak terkecuali pengrajin gitar pun bisa menikmati

dan di KOMPLEK PLAZA seminggu sekali akan ada pentas seni
topeng ireng dengan dandanan warna-warni
kuda lumping menari-nari, berbondong orang datang
sambil membeli aneka jajanan dan mainan
di pojok sana komunitas sastra berbagi kata
mengupas makna menerbitkan karya
mengawasi dunia

sedangkan PIKATAN akan segera di-Taman Kyai Langgeng-kan
ada burung berkicau di semak belukar
ada kereta yang berjalan melingkar  
bertebaran instalasi karya para seniman
aneka komoditas menjadi andalan jualan
dan apabila kekurangan hewan tontonan
bisa minta bantuan relawan untuk menjadi badut orang hutan

hei!!, di kawasan JEMBATAN SI GANDUL
banyak orang beterbangan
berteriak-teriak kegirangan
menikmati wahana flying fox ternyata
menguji nyali sambil meningkatkan doa-doa
di jurang sana ada sungai dan fatamorgana  
kapal pompa arung jeram beriringan
mengayuh harapan dalam debur petualangan

dan di JALANAN KOWANGAN yang sudah lebar gilar-gilar
terselenggara  lomba balap sepeda roda tiga
pesertanya para balita ditepuktangani ibu-ibu muda
masih segar wajah dan dadanya mengenakan busana bergaya
butik-butik pun repot menghitung laba
seraya bilang bulan depan model terbaru bakal datang   
sengaja memantik naluri-belanja sosialita dadakan,
di kawasan Kowangan itu bisa pula untuk remaja berjumpalitan
dengan skateboard atau sepatu roda daripada terlibat narkoba
sesama anak bangsa saling menjaga dengan memperbanyak sapa
sesering mungkin mengadakan acara buat generasi muda

selamat datang Pimpinan Temanggung yang masih muda 
saatnya GEDUNG PEMUDA dikembalikan kepada peruntukannya
menggairahkan kreatifitas insan muda
jika lebih sering untuk menggairahkan syahwat para pengantin
dijual saja pasti banyak taoke yang suka  

sebaiknya videotron diletakkan di TAMAN PANCASILA  
supaya bisa dilihat pengunjung dari luar kota
dari dalam bus atau mobil pribadi yang membelah pasar kota
sehingga merangsang mereka untuk turun
membuktikan tayangan gambar-gambar yang beruntun
tersajikan kebaruan yang bikin penasaran
sebab bagi para warga sudah tidak tertarik melihatnya
yang ditayangkan itu-itu saja

khusus untuk kebijakan di BIDANG PERTEMBAKAUAN
hati-hati jangan sampai membuat blunder seperti Manuel Neuer  
seluruh Jerman berduka semuanya terlanda luka
kecewa, dan blunder itu pasti akan menghambat laju simpati
dalam pilkada berikutnya nanti
tembakau bisa membikin bahagia dan luka bersama
seperti nasib mengenaskan seluruh warga Jerman
sepakbola dan pertembakauan bagaikan medan pertaruhan



 
_______________________________________________________________________
  
TERDUDUK NGANTUK DI TERMINAL KOWANGAN 
(EDISI 15) 

terduduk sendirian  ngantuk tiba-tiba menyerang
di terminal kowangan, tak banyak orang lalu-lalang
kedatangan bus yang lama nian sungguh bikin rindu
rindu entah kepada siapa sebab bukan karena cinta

dalam sepi terminal
mengajarkan perihal beragam arus kehidupan
dari berbagai arah datang cobaan
ujian pun hadir dari mata angin utara dan selatan
kebahagiaan kadang memang datang 
yakni jika tim sepakbola yang dijagokan menang  
ikut selebrasi verbal maupun dalam hati
memberikan komentar dan aplaus tak henti-henti
setelah wasit meniup peluit panjang
mendadak terhenyak, kehidupan harus dilanjutkan
dengan ceritera baru, petualangan tak terduga
terkadang tidak sesuai dengan cita-cita

(terduduk ngantuk di terminal kowangan
sampai kapan akan dibiarkan sunyi kayak gini
hingga para investor berebutan menemui pak bupati?)

terduduk terlanda ngantuk di terminal kowangan
bus mendadak datang, ingin ke magelang
belanja aneka barang
lebih millenial dan lengkap sambil jalan-jalan
di sana sering ketemu kawan serta handai taulan
di mal, di butik, di café, di cineplex, di kids fun
bahkan di rerimbun teduh alun-alun
(padahal temanggung juga punya alun-alun
 yang barusan dibangun!!)

  
 __________________________________________________________________________ 

BOM-BOM PUN BERLOMPATAN DARI PENDOPO PENGAYOMAN 
(edisi 16)

“tiada bom yang meledak sendiri
sebuah kehancuran berarti keinginan
deretan malapetaka adalah cita-cita
tak ada jiwa dalam dirinya  
tumpul akal pikirannya
sebagai manusia”

dalam benak ada bom yang ingin meledak
namun tidak untuk menghancurkan
bom yang tumbuh dari pendopo pengayoman  
justru berlompatan
mengabarkan mimpi-mimpi
ketika di sini digelar diskusi
dengan tema aneka pengetahuan  
dan bermacam pagelaran
mempererat paseduluran
silaturahim keabadian

ketika di pendopo pengayoman digelar pameran seni
terledak bom-bom budi pekerti
menjalar ke ceruk naluri
menuntun jiwa
menjadi kian berbudi
membuka kawah-kawah pemikiran  
membongkar kemampatan bergagasan

 
NJO ngebom Temanggung NJO
dengan bom-bom kearifan
sehingga terentang jalinan tangan
sepanjang kledung-kranggan
kedamaian mewarnai langit ngadirejo hingga soropadan  
terhampar menggairahkan  
terbentang menyejukkan
seluruh kadang temanggungan

NJO ngebom Temanggung NJO !!
dengan bom-bom kecerdasan
sesama warga saling bertukar pengetahuan
benak di otak senantiasa bergerak
hanya untuk kebajikan serempak
bersinergi dalam semangat toleransi
memanggil naluri berpeduli  
saling menjadi manusia yang manusiawi
bom bom bom
du bi da bidu bom bom bom
dam dam dam du bi du bidam

(sesungguhnya bom adalah sebuah kata
yang masih berkutat dalam kegamangan lema
dan ingin bebas dari penjara makna
menjadi dua wajah narasi
bebas berdiri sebagai diksi
ingin lepas dari beban stigma
menuju tafsir yang merdeka)
  


(PENDOPO PENGAYOMAN merupakan super-oase bagi masyarakat Temanggung dan siapapun yang memasukinya. Kenapa? Sebab alam Temanggung yang dari sononya sudah sejuk itu menjadi kian sejuk saja manakala kita berada di bawah atap Pendopo Pengayoman yang merupakan peninggalan nenek moyang itu. Berbentuk joglo dimana pada masa Bupati ke 5, Raden Mas Adipati Ario Tjokro Adikoesoemo (1906-1923), Pendopo Pengayoman sering dijadikan tempat diskusi dan belajar bersama antar bupati. Bupati Ario dikenal sangat cerdas, aktif dalam dunia intelektual serta pendidikan dengan minat belajarnya yang tinggi. Ia mendirikan perpustakaan nan megah kala itu dengan koleksi bukunya yang sangat banyak sehingga membuat iri dan menerbitkan rasa kagum dari bupati-bupati lain. Bahkan salah satu pendiri Perkoempoelan Boedi Oetomo yakni Doktor Wahidin Sudirohusodo, beberapa kali sempat datang ke Temanggung). 

   


 
___________________________________________________________ 



DI PASAR KLIWON SEPERTI DISENGAT PASUKAN TAWON 
(edisi 17)

“entah berapa ton beras yang telah kumakan
di sepanjang  kehidupan, hari ini harus beli lagi
beserta sayuran dan bumbu-bumbu yang selalu habis tiada henti
begini terus sang kenyataan menghadang namun tak bosan-bosan
pastinya ini bukan merupakan kerakusan
sebab terselenggara berdasarkan transaksi keterbukaan jual-beli
dan bukan serupa kerakusan dalam rimba-gelap korupsi
saling menyikat, menilap, melahap dan memanipulasi aksi !!”
(entah telah berapa ton pula residu yang kubuang
ke dalam kloset pasar itu
menjadi media bagi tumbuhnya aneka bakteri
namun tidak semengerikan benalu negeri bernama korupsi)

memasuki pasar kliwon sehabis nyawa serasa hendak melayang
sebab ketika menyeberang berebut dengan lalu-lalang kendaraan
maka seketika suara pasukan tawon pun menyengat gendang telinga
deretan pedagang  yang saling menawarkan barang
seperti anggota parlemen sedang bersidang,
pembeli yang ngotot menawar-nawar dagangan
bagaikan petarung di medan perang,
lantunan pengamen yang seperti peminta-minta
dan drama peminta-minta dengan narasi menghiba,
sedangkan yang berseliweran itu adalah bank harian
seperti hendak menjanjikan kesejahteraan
namun dengan ikut meraup remah-remah keuntungan
dari para pedagang
yang selalu dipusingkan oleh gasing kehidupan
usai terperangkap dalam pusaran cepat
setelah itu roboh bagaikan pingsan
dan ketika siuman segera dihadang aneka tagihan
seperti suara tawon yang kemudian menyengat menyakitkan

dari pasar kliwon
mendengarkan suara hati
anak-anak yang diguyur janji
diminta merasa kenyang dengan sekepal nasi
dan esok hari terpaksa memperbarui harapan
sebab kehidupan selalu berdampingan
dengan nasib yang tidak pasti
perebutan sekerat roti
senantiasa dimenangkan
oleh yang berani mengabaikan hati nurani                                                                                                                                 
                                                                                                                                            
(berdiri di pasar kliwon lor
terdengar suara tawon dari pasar kliwon kidul
sengatannya meninggalkan bercak seperti bisul
dalam keramaian, hidup bagai sendirian
pasar selalu menyajikan drama pertarungan
mempertahankan peluang  menguntungkan
dan harus dikejar dengan strategi juang yang spartan)

jika saja dari kedua lokasi pasar itu terbujur
jembatan penyeberang  yang luas membentang
dan para pedagang dipersilakan berjualan
di situ kadang-kadang topeng ireng pun unjuk kebolehan
maka temanggung akan memiliki PASAR TERBANG
di bawahnya melesat akrab mobil, becak dan dokar
dibangun pula jalan pedestrian serta selasar-selasar
dengan bunga-bunga hias yang senantiasa mekar
trotoar disusun dari keramik dengan lukisan mozaik
bakul blanjan yang lewat pun bakal serupa gadis cantik
dan tawon-tawon bakal mendengungkan suara nan simpatik  

(Selamat Ulang Tahun yang ke 184 TEMANGGUNG TERCINTA!!!10 Nopember 2018)
  
 
 

__________________________________________________________________  

                                                                                      
    MENGGALI MATEMATIKA KARYA DI SITUS LIYANGAN
 (edisi 18) 

Yang tergali itu seperti kolam-kolam masa lalu
tempat segenap ikan merdeka riang-berenang
bahagia bersama kerabat dan anak-cucunya
tanpa khawatir tertipu kail pancing
dengan umpan bohong-bohongan aneka rupa
“terpancing itu sangat sakit, tahu!!?”

Yang tergali itu seperti pasar-pasar masa lalu
tetangga dan sanak kadang saling guyub berbelanja
“tuna sathak, bathi sanak”, kata simbah kita
segalanya bisa terbeli dan bikin bahagia sekeluarga
tak  perlu ada sisa, sebab esok pasti bekerja
segala barang-belian segar dari alam
menjadi asupan yang menguatkan badan
“racun makanan itu membodohkan, ngerti?!!”

Menekuri galian masa purba, seketika terhenyak
hitungan usia yang senantiasa merangkak
sudahkah meninggalkan karya sebagai jejak
atau diam-diam justru membangun dinasti sendiri
senyampang beroleh jabatan, segalanya dikoleksi
tanpa disadari bagai terlanda ketakutan duniawi
saat berbagi pun sambil dikalkulasi

Menekuri galian-galian purba di situs liyangan
menghitung patahan-patahan bebatuan yang berserakan
membaca segala kandungan rahasia maha karya zaman
yang dibangun berdasarkan ritual keguyuban
batu-batu disusun dengan semangat kekompakan
pemerintahan dibentuk guna kesejahteraan bersama
dari generasi ke generasi mempersembahkan makna

Melayang-layang pikiran saat termenung di situs liyangan
akankah kelak tulang-belulang ini bisa menjadi fosil-fosil legasi
yang ditemukan sebagai penanda peradaban?
sedangkan karya-karya generasi kini dicipta sendiri-sendiri
demi kemegahan dinasti pribadi
tiada kebersamaan-ritual berpondasikan kehebatan naluri
tamat sudah matematika berkaryanya
benda-benda, cipta-budaya dan bahkan pemikiran-pemikirannya
hasil impor semua
(generasi hebatkah kita
atau justru serupa segerombolan hantu
yang menempuh hidup secara sambil lalu?)
            


*SITUS LIYANGAN ditemukan pada tahun 2008 secara tidak sengaja saat diadakan penambangan pasir. Lokasinya terletak di lereng timur laut Gunung Sindoro.  Tepatnya di Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung. Balai Arkeologi memperkirakan Situs Liyangan merupakan peninggalan Mataram Kuno di sekitar abad 8-10 Masehi sebagai pemukiman di era itu lengkap dengan komponen hunian, peribadatan dan pertanian. Situs Liyangan layaknya Pompeii, sebuah kota di zaman Romawi kuno yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Pompeii juga ditemukan secara tidak sengaja setelah hilang selama 1600 tahun.  

 
 
_________________________________________________________________________

JADOEL-JADOEL BERGEMBIRA 
(edisi 19)

jadoel-jadoel bergembira
bukanlah lagu bermelodi india
tetapi tentang rempah-rempah
yang telah menjelma hangat kuah
hirup harum aromanya
menyelusup ke setiap rongga raga

olahan makanan yang diwariskan
mengapa citarasanya senantiasa berubah
segala yang tumbuh di zaman dulu
kenapa selalu menjadi kisah nan megah
apakah generasi yang dilahirkan kemudian
memiliki otot dan pemikiran yang lemah?
sepotong tahu bacem buatan pendiri warung itu
pasti rasanya berbeda setelah dikelola anak-cucu
semangkok bakso zaman dulupun
tidak sama rasa kuahnya saat diwariskan secara beruntun,
seperti wibawa politik
yang masa demi masa bersalinrupa menjadi sekedar taktik
para pelakonnya getol kulakan intrik
rakyat dibiarkan dengan harga-harga barang yang mencekik,  
seperti sejarah sepakbola
dulu ketika para pemain bertanding demi tugas negara
jatuh bangun mengejar bola hingga luka-luka
mengalahkan lawan agar tergapai kebanggaan
rakyat bahagia terkenang-kenang
 bukan sepakbola semata untuk taruhan
pengurusnya berebut jabatan

“jadoel-jadoel bergembiiira
kegembiraan milik siapa
sudahkah adil negeri kiiita
mari kita bertanya 

mengenang zaman dulu
para pahlawan tak bikin malu
mengapa kini merebak koruuupsi
mengkhianati negeri!!”


 
(Terinspirasi oleh celoteh warga di WAROENG JADOEL Depan Telkom TEMANGGUNG yang semua pengunjungnya senantiasa tampak berbahagia: berdebat secara bersahabat, meneguk kopi dengan wajah berseri dan saling menyapa “saur manuk” tiada henti. Warung ini sudah berusia 100 tahun lebih, melewati 3 generasi dan buka selama 24 jam)    
 
 
______________________________________________________________________________

DI PATUNG PAK TANI  
(edisi 20)

(Di Gunung Tinggi Kulihat Keseharian Pak Tani)
kemarin dan hari ini keadaannya sama saja
padahal keringatnya
telah diperas oleh para penguasa
tiada warna-warna menghampirinya
sebab pelangi kehidupannya
telah dihegemoni
oleh pecundang hatinurani

(Di Gedung Tinggi Kudengar Jerit Pak Tani)
berombongan ingin mengadukan nasibnya
kenapa harga komoditas pertanian tidak naik-naik juga
mereka pun menjerit-jerit jiwanya terluka
melihat para penumpang yang turun dari mercy
dengan dandanan necis serta berdasi
baru bisa memberikan janji-janji
sebentaaaaar ya, mau studi banding dulu ke luar negeri
sekalian belanja jam tangan, tas dan fashion keluaran terkini

(Di Dalam Mimpi Kusaksikan Masa Depan Pak Tani)
serentak mereka menuju pintu yang terbuka
seraya melihat cahaya menyemburat memikat
bidadari tersenyum takzim-khidmat
segala buah-buahan pun nampak ada
riak sungai yang mengalir adil-bernada
angin berhembus-akrab sejuk luar biasa
: Itu Surga!!

(Di Patung Pak Tani)
gagah berani menantang terik matahari
dihantam hujan badai pun
takkan lari
menuntut keadilan pangan
tidak perlu lagi
tak butuh pembelaan atas nama petani

abaikanlah nasibnya, tidak akan berkabung
selipkan tubuhnya di antara gedung-gedung
dan lupakan
tak bakal sedih berwajah mendung
sebab dia seonggok patung!!


(PATUNG PAK TANI berdiri gagah di track sebelah timur Alun-Alun Temanggung. Tentu saja bersosok seorang petani dengan memanggul cangkul serta tangan kirinya memegang sebuah buku. Patung tersebut didirikan sebagai penanda bahwa sebagian besar penduduk Temanggung adalah petani. Sekaligus merupakan penghargaan dan pengakuan atas peran-serta para petani dalam ikut membangun Temanggung.  Patung tersebut menghadap ke timur dengan wajah yang mantap memandang matahari, sebagai simbol optimisme.  Catatan: Keberadaan patung ini rasanya hanya sebagai salah satu obyek yang lazim ada untuk menghiasi sebuah landmark kota.  Bukan diorientasikan/divisikan semacam prasasti.  Sebab tidak ada space khusus di “situs” patung itu yang memuat secara rinci dan terpapar jelas tentang tanggal pendirian dan siapa yang meresmikan.  Dan tidak ada pula teks sesanti/filosofi terkait tujuan pendirian patung itu, semisal “Hangungkrebi Bumi, Ngudi Karaharjaning Urip”

 
 
___________________________________________________________________________


(RIMBA PUISI TEMANGGUNG sejatinya adalah bentuk perwujudan dari gagasan RIMBA PUISI ANTAR KOTA yang bisa pula diselenggarakan di setiap daerah di mana pun. PARA PEMANGKU KEPENTINGAN TERKAIT bisa mendukung gagasan ini.  Secara bertahap buku how to atau buku manual dari hilirisasi gagasan tersebut akan disiarkan melalui blog ini.  Ini adalah sebuah gagasan "percepatan pengembangan budaya literasi" yang berpotensi bergerak masif-sistemik dan berkelanjutan).

  
"Generasi yang cendekia akan melahirkan kearifan, 
generasi tanpa kearifan akan mewabahkan egoisme dan ketamakan" 

RESUME 
RESUME PLUS 
RESUME PLUS-PLUS 

1. Sungguh menyenangkan dewasa ini kita melihat kelas menengah yang bertumbuh secara meyakinkan.  Namun seiring dengan itu terlihat adanya kecenderungan terjadi "waster time generation" alias generasi yang membuang-buang waktu.  Nah, semoga (apabila) gagasan RIMBA PUISI (ANTAR KOTA) bisa diwujudkan secara masif, terlembaga dan berkesinambungan, setidaknya akan bisa memberikan semacam oase di tengah kesibukan segenap anak bangsa berlomba saling melejitkan profesi dan mengelola ambisi-ambisi (sesungguhnya puisi dan juga perpustakaan adalah media yang ideal bagi kita untuk "jeda sejenak" dari pusaran cepat kehidupan). 

2.  *Ketika itu pada saat Barack Obama menjabat sebagai presiden AS dan melakukan pelepasan 
       Hillary Clinton sebagai menteri luar negeri, beliau berujar:  

              "Kami telah sering berjalan jauh menuju masa depan.  Tibalah saatnya bagi dia 
                   untuk santai sejenak." 
                                      (sebuah teks yang sangat politis namun bersahabat)  

      *Ketika perenang Olimpiade Michael Phelps diwawancarai wartawan selepas menjadi juara, 
        ia berkata: 

              "Saya berkonsentrasi untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan siapapun 
                 sebelumnya.  Ini merupakan perjalanan yang hebat.  Saya rasa hal terbesar yang selalu 
                 saya katakan adalah semuanya mungkin" 

       *Demikian pula ucapan pebasket Michael Jordan: 

               "Saya selalu mengimpikan hal-hal yang dekat, bukan hal-hal yang terlalu jauh untuk 
                 diraih.  Saya selalu mendekatkan impian saya dan menjadikannya lebih realistis.  Se- 
                 langkah demi selangkah." 

          Saya merenung: kenapa ya diksi-diksi yang diungkapkan mereka terasa inspiratif dan  
                                    bertenaga ?  Bahkan kemudian sering menjadi quote yang abadi dan 
                                    mengglobal. 

          Mohon maaf kalau saya membandingkan dengan gaya jawaban klise atlit-atlit kita ketika 
          diwawancarai: 
                                 "Terima kasih kepada Tuhan, pelatih dan juga orang tua serta adik-adik di 
                                   rumah yang telah mendukung saya.  O ya, juga istri dan anak saya. 
                                   medali ini saya persembahkan untuk semuanya." 

Standar banget !! 
Sepadan pula dengan kata-kata yang sering kita dengar.  Jarang kita memperoleh quote dari para selebritis atau public figure.  Mohon perkenan bila saya mencoba agak menyimpulkan: bahwa hal itu terjadi karena MASIH LEMAHNYA BUDAYA LITERASI kita.  Bahasa Indonesia masih sebatas dipakai untuk alat berkomunikasi saja, belum didayagunakan sebagai media berpikir !! 

3. Secara masif kita pernah menjadi konsumen setia dari gelombang K-Pop.  Sebuah "rekayasa kebudayaan" yang dirancang dan dikelola dengan sangat matang.  Bahkan pemerintah Korea Selatan ikut andil secara strategis dalam hal pendanaan, teknologi dan pelatihan termasuk menyediakan peralatan produksi hingga dukungan administratifnya.  Setiap tahun dipilih 20 penulis Korea termasuk yang belum terkenal sekalipun.  Mereka diberi fasilitas dan dana cukup untuk hidup. Diberi pula kamar-kamar khusus yang supportable dengan kreatifitas mereka.  Karya terbaik mendapat dana 500 won (Rp. 4,3 milyar) untuk diproduksi.  Para penulis itulah yang sesungguhnya menjadi nyawa-kreatif (yang menghasilkan INDUSTRI KONTEN) dibalik gelombang hallyu yang menyebar ke banyak negara.  Bahkan kesuksesan budaya tersebut kini dibuatkan museumnya dan menjadi destinasi wisata Korsel.  "Gelombang Korea" atau hallyu itu tertampung dalam sebuah wahana digital milik Munhwa Broadcasting Corp (MBC).  Silakan ke sana, dan berpose berduaan dengan Park Jae Sung (PSY), Lee Minho, dll. 

(Dibutuhkan 20 tahun lebih bagi Korea Selatan untuk meraih itu semua.  Kementerian Masa Depan dan Sains Korsel pun berani berinvestasi dengan dana publik sebesar $ 1 milyar, sekitar 13 triliun, untuk membangkitkan budaya populer !!  Kapan ya Indonesia akan bisa memulai "proyek serupa" ketika kini kemampuan menulis dan mengarang anak bangsa masih alakadarnya dan kepedulian yang masif-strategis terhadap hal tersebut agaknya juga belum begitu nampak?  Akankah selamanya kita hanya menjadi konsumen yang latah ?  Sedangkan segenap potensi sesungguhnya kita ini punya).  

                                                                DAFTAR ISI 
PROV 1: Serasa Tidak Bosan-Bosannya Kita Sering Mendengar Jargon "DEMI MENGEM- 
                BANGKAN MINAT BACA"...................................................................................  
PROV 2: ................................................................................................................................... 
PROV 3: ................................................................................................................................... 
PROV 4: ................................................................................................................................... 

KEGIATAN MASIF MACAM APAKAH Rimba Puisi (Antar Kota) Itu ?.............................. 

          I.       RIMBA PUISI .......................................................................................................
          II.     TEMA PUISI ..........................................................................................................
          III.    PESERTA ............................................................................................................... 
          IV.    PENGHARGAAN DAN PERANGSANGAN ......................................................
          V.     ANEKA KEGIATAN OFF AIR .............................................................................
          VI.   MEDIA SOSIAL DAN PENYEBARLUASAN RIMBA PUISI ...........................
          VII.  RIMBA PUISI (ANTAR KOTA) ...........................................................................
          VIII. MENCIPTA DAN MEMECAHKAN REKOR LOMBA CIPTA PUISI ............... 
           IX.   PERLU REVOLUSI DALAM BUDAYA LITERASI........................................... 
           X.    FILSAFAT adalah INDUK darisgenap ilmu, LARI adalah DASAR dari segenap 
                   cabang olah raga, PUISI adalah LANDASAN bagi segenap profesi..................... 
           XI.   MENCIPTA PUISI MEMANG TIDAK SEGIGANTIK MEMBUAT PESAWAT 
                    TERBANG ........................................................................................................... 
SISIPAN ................................................................................................................................... 
PROV 5 .................................................................................................................................... 
PROV 6 .................................................................................................................................... 
Tawaran Ide PUISI DENGAN DIVERSIFIKASI BARU ....................................................... 
BONUS Sederet Puisi Otak Kiri - Puisi Otak Kanan .............................................................. 
Bukan POKIR Bukan POKAN ................................................................................................ 
INGIN MEMANTAPKAN PERPUSTAKAAN DI KOTA DULU KEMUDIAN BERJEJA- 
RING KE DESA-DESA .......................................................................................................... 

PROV 1 
             Serasa Tidak Bosan-Bosannya Kita Sering Mendengar Jargon: "DEMI 
             MENGEMBANGKAN MINAT BACA" 

1.  Mahasiswa yang sedang berkuliah kerja nyata dengan gebu idealismenya menulis surat pembaca di koran, bertujuan mohon bantuan buku-buku untuk mengisi perpustakaan instan yang mereka bangun, dan dengan maksud "demi mengembangkan minat baca" warga desa.  Dikatakan instan, sebab setelah KKN usai, tindak lanjut apa yang akan mereka lakukan, kecuali membiarkan perpustakaan itu bisu berdebu.  

2. Berbagai komunitas dan penerbit juga sering menghibahkan banyak buku kepada masyarakat. Mobil pintar dan perpustakaan keliling diluncurkan.  Taman Bacaan Masyarakat dibangun secara legal-formal.  Melalui media televisi digencarkan derma berupa buku.  Pejabat dan politisi berebut pidato tentang pentingnya membaca. Pustakawan dan penulis ternama juga tak kenal lelah menggelorakan hobi membaca.  Ada pula selebritis yang didaulat untuk menjadi duta buku, duta baca !
  
3. Berbagai pihak, baik individu, institusi maupun corporate, juga sudah merasa yakin ikut mencerdaskan bangsa hanya dengan menyumbangkan buku-buku semata.  Namun tak sampai ke tahap meninjau: follow up dari minat baca itu apa, AKTIFITAS KREATIF BERKELANJUTAN APA yang telah diberikan, tawaran strategis apa yang warga bisa terima ?  Rata-rata berhenti hanya pada: MENYURUH WARGA UNTUK MEMBACA !! 

          Kesemua usaha tersebut memanglah sungguh bagus, dan harus terus dilangsungkan.  Tak boleh sejenak pun berhenti.  Apalagi di tengah pembangunan infrastruktur baca (perpustakaan dengan segala modifikasinya) yang belum merata.  Kita juga masih berada pada posisi yang sangat belum menggembirakan di bidang minat baca.  Menurut survei Human Development Index 2014, dari 42 negara yang diteliti, Indonesia "berhasil" menduduki tahta ke 39 dalam hal MINAT baca !! ☺?☺?☺?????......Sedangkan di bidang KEMAMPUAN baca, Indonesia pun telah "sukses" menempati urutan ke 64 dari 65 negara, sedikit lebih baik dari Peru menurut hasil survei yang dilansir oleh The Programme For International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 (tahun 2015 ketika respondennya 75 negara, Indonesia tetap berada pada peringkat 64).  Dipertegas lagi oleh survei 2012 yang dilakukan oleh UNESCO yang melansir bahwa minat baca bangsa Indonesia berada terendah di antara negara-negara Asia Tenggara.  Indeks minat baca kita cuma 0,001 % artinya dari 1000 orang Indonesia hanya seorang saja yang memiliki minat baca.  Menurut lansiran data World's Most Literate Nations yang dikompilasi oleh Central Connecticut State University  pada tahun 2016 terlaporkan bahwa peringkat literasi Indonesia berada di posisi kedua terbawah dari 61 negara yang diteliti. Indonesia hanya setingkat lebih baik dari Botswana, salah satu negara miskin di Afrika.....Data terbaru menunjukkan tingkat minat baca kita berada jauh tertinggal karena berada di peringkat tiga besar dari belakang setelah Laos dan Kamboja (Kompas 8 April 2017 halaman 38).  Oooh semoga tak ada lagi badan yang akan melaporkan hasil surveinya di bidang apapun, sudahlah cukup.......  

              Tetapi menyuruh, meminta atau menghimbau masyarakat untuk selalu gemar membaca saja, kiranya belumlah cukup.  Kurang lengkap, bahkan cenderung usang.  Akan lebih strategis apabila juga mengajak masyarakat dari strata mana pun untuk juga SUKA MENULIS !! 

ORANG YANG SUKA MEMBACA, BELUM TENTU BISA MENULIS. 
ORANG YANG BISA MENULIS, PASTILAH SUKA MEMBACA. 

           Mengapa demikian ?  Sebab ada semacam "stigma" bahwa menulis itu sulit dan rumit.  Padahal sebenarnya TIDAK !!  Yakni asalkan kita bersedia menafsir ulang tentang aktifitas menulis tersebut.  

PROV 2 

            Menulis itu sesungguhnya menjadi mudah asalkan dengan dasar-dasar pertimbangan seperti ini: 
   1. Posisikan menulis itu sebagai kegiatan yang ringan dan renyah sehari-hari. 
   2. Biasakan menulis untuk memelihara aktifasi otak kanan dan otak kiri. 
   3. Budayakan menulis seperti halnya kalau kita rengeng-rengeng (menyanyi kecil) di kamar mandi. 
   4. Tuliskan apa saja, dan tak usah bermimpi menjadi penulis besar, terkenal atau profesional. 
   5. Menulislah dengan tanpa beban sebagai JEDA dari kerutinan kehidupan.  Bahkan kerutinan 
       hidup itu sendiri bisa sebagai sumber inspirasi penulisan. 

                 Narasikan dan deskripsikan tema-tema yang kita inginkan serta angankan. 
                 Refleksikan dan kontemplasikan tema-tema yang kita dapatkan serta saksikan. 
                 Segera breakdown-kan ke dalam lembar-lembar tulisan !!  Dan kesemua itu akan 
                 bisa dilembagakan ke dalam satu wadah.  Teknisnya pun mudah serta menyejuk- 
                 kan.  Yaitu dengan PUISI !!! 

PROV 3  

            Mafhum kiranya apabila banyak di antara kita mengabaikan puisi.  Puisi menjadi sesuatu yang jauh dari jamahan hidup kita.  Daya puisi memang tidak semeledak institusi fisika, ekonomi, politik, teknik atau kedokteran yang kesemuanya kasat mata.  Puisi juga tidak seseksi industri musik, film, infotainment ataupun sepak bola. 

     Namun sesungguhnya puisi akan menjadi sesuatu yang strategis manakala sudah dibenamkan/diinstal di benak dan jiwa kita.  Niscaya puisi tersebut akan menuntun langkah-langkah pemikiran kita.  Sudut pandang kita terhadap segenap hal pun akan menjadi berwarna.  Inti hal yang paling menyolok dalam berpuisi adalah adanya laku MENCIPTA.  Mencipta adalah menjalinkan tema dengan media kata-kata.  Merefleksikan pengamatan menjadi perenungan pribadi. Merangkum ekspresi secara merdeka.  Tidak menduplikasi.  Tidak melakukan plagiasi.  Tidak membebekkan diri.  Yang diledakkan saat mencipta puisi adalah kombinasi antara pikiran dan nurani.  Sejatinya puisi itu merupakan embrio dari aktifitas berkreasi !! 

             Sebelum puisi dicipta, seseorang harus melakukan pengamatan terlebih dahulu.  Bukankah kebiasaan mengamati berbagai hal tersebut merupakan langkah terdini untuk memulai suatu riset ? Mencipta puisi kelihatannya sederhana, namun tetap membutuhkan kerja otak kiri dan otak kanan juga.  Keduanya bersinergi secara intuitif. 

               Siapapun yang suka berpuisi biasanya berpikiran kritis.  Sikap dan perilakunya demokratis. Tidak hantam krama, sebab hati nuraninya selalu ikut serta.  Mari kita kembangkan kebiasaan menulis puisi.  Apapun bentuknya, betapapun sederhana temanya, seperti apapun kualitasnya. Selama hidup hanya bisa menulis puisi sebiji pun ya tidak apa-apa.  Perbaiki terus puisi itu dari waktu ke waktu, baik diksi, rima, isi maupun bentuknya.  Reparasi terus dan jangan bosan.  Niscaya kata yang tercipta itu akan menjadi kredo yang bertenaga.  Dengan menggumuli dunia tulis puisi, berarti kita tidak hanya berhenti menjadi INSAN PEMBACA saja.  Mari kita galakkan kemampuan MENULIS APAPUN lewat media puisi !!  Puisi bisa "menampung" perihal politik, ekonomi, teknik, kedokteran, dan lain-lain. 

PROV 4 

            Selama 17 tahun saya mengelola 3 buah perpustakaan swasta, sering saya menemui kenyataan yang cukup memprihatinkan.  Yaitu adik-adik pelajar SMP dan SMA (ada juga mahasiswa) yang tampak kelimpungan mencari bahan-bahan saat mereka mendapat tugas penulisan dari pengajarnya. Mereka tampak kesulitan dalam mengategorikan tema. Kesulitan mengeksplorasi tema. Kesulitan mengelaborasi tema.  Tak jarang akhirnya mereka menempuh JALAN PINTAS.  Yaitu dengan meng-copy paste  saja materi-materi tulisan dari teks induknya.  Ada pula yang menyontek mentah-mentah tugas sejenis dari kakak kelasnya.  Padahal bisa jadi kakak kelasnya tersebut dulu menyontek juga. 

       Seorang guru SMA yang saya ajak berbincang-bincang perihal kecenderungan tersebut, mengakui bahwa hasil dari tugas-tugas penulisan (resensi, makalah) yang diberikan kepada para siswanya, bentuk dan isinya hampir seragam belaka.  Budaya copy paste ini tampaknya juga melanda perguruan tinggi kita.  Maka kalangan kampus perguruan tinggi terlihat gerah ketika Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI membuat aturan bahwa mahasiswa harus membuat karya tulis yang diterbitkan di jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan.  Mahasiswa yang biasa menulis tentu saja setuju dengan kebijakan itu.  Sebaliknya yang tidak biasa/bisa menulis, tentu kemudian menyusun berbagai argumen untuk menolak ketentuan yang sesungguhnya sangat ideal tersebut. Kalau sejak muda (SMP/SMA/SMK) tidak terbiasa memformula gagasan, ketrampilan menulis memanglah menjadi sesuatu yang sulit.  Atau barangkali mahasiswa kini lebih banyak melakukan "penelitian" terhadap penampilan dirinya sendiri.  Yakni meneliti kebaruan gadget-nya, busananya, asesorisnya dan gaya konsumtif-hedonis hidupnya.  Maka ketika harus melaksanakan penelitian akademik yang sesungguhnya, dihadapi sekedar sebagai seremoni dan formalisasi.  TIDAK FOKUS KEPADA ESENSI DAN SEPI DARI DIALEKTIKA !!  Akhirnya tugas-tugas perkuliahan dilakukan secara copy paste.  Pada kenyataannya plagiarisme di perguruan tinggi, baik yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen maupun tenaga kependidikan lainnya, masih marak.  Plagiarisme itu mulai dari portofolio, artikel, proposal, skripsi, tesis, disertasi dan buku.  Tahun 2011 ditemukan praktik copy paste karya ilmiah sejumlah 3000 kasus (dikutip dari "Seminar Plagiarisme dalam Perspektif Etika dan Hukum", Kompas 17 April 2015 halaman 12).  Sungguh ngeri membayangkan masa depan generasi yang perilaku intelektualnya kayak gitu.  Bisa-bisa suatu ketika negara ini bakal "dicaplok"oleh negara lain yang bangsanya telah memiliki kepandaian dan kecerdasan otentik !! Bayangkanlah pula ironi berikut ini: menurut data yang diindeks SCOPUS bahwa jumlah publikasi ilmiah yang dihasilkan oleh SEPULUH perguruan tinggi terbaik Indonesia ternyata BELUM BISA MENGALAHKAN publikasi ilmiah dari SATU universitas di Malaysia, yakni Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM).  UKM mampu memroduksi 18.000 publikasi ilmiah, sedangkan 10 perguruan tinggi terhebat kita itu baru 14.000 buah.  10 universitas mengeroyok 1 universitas saja, kok ya belum bisa menang ya ?????????????????????? Tahun 2016 jumlah publikasi hasil karya dosen dan peneliti Indonesia di jurnal internasional baru sekitar 10.000 buah.  Sungguh sangat tidak ideal mengingat jumlah dosen, peneliti dan mahasiswa S-3 kita yang mencapai 150.000 "gundul" pada tahun 2015 (Kompas 15 Juli 2017) !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 

                   Tampaknya telah terjadi tren masal, yakni sikap MALAS MENULIS pada generasi muda kita.  Budaya tonton dan dengar lebih mendominasi hidup mereka.  Atau mungkin mereka telah cukup terpaku-puas dengan slogan: MENGEMBANGKAN MINAT BACA saja.  Dan enggan merespon apabila ditambah dengan slogan: KEMBANGKAN MINAT MENULIS !!  Wahana yang "murah-meriah" sebagai tempat masyarakat mencurahkan tulisan pun masih langka.  Kepanitiaan yang terlembaga atau semacam EO (event organizer) untuk menggairahkan dan memasifkan budaya menulis secara berkelanjutan, rasanya juga belum ada.   

            Padahal di tengah pertumbuhan budaya digital-audio visual dewasa ini, sesungguhnya merupakan peluang yang strategis untuk mengembangkan budaya menulis/bergagasan.  Bukankah musik membutuhkan lirik ?  Film, sinetron, program tv dan radio memerlukan script.  Game tak bisa dilepaskan dari eksplorasi-eksplorasi kreatif.  Kesemuanya bertumpu pada INDUSTRI KONTEN yang embrionya berasal dari budaya menulis/bergagasan alias sangat dekat dengan ranah literasi. Indah banget rasanya jika terjadi keberiringan langkah antara BUDAYA BACA-BUDAYA TULIS dengan BUDAYA TONTON-BUDAYA DENGAR.  Media online, televisi dan radio membikin SADAR INFORMASI dan SADAR ARGUMENTASI.  Selain juga mengandung dua kesadaran tadi, media cetak menambahinya pula dengan SADAR DIKSI dan SADAR KOHERENSI, bahkan melengkapinya lagi dengan SADAR KONTEMPLASI.  Dengan membaca media cetak, kita pun akan bisa menikmati KEMEWAHAN BERBAHASA sebab teks-teksnya telah diramu oleh para editor yang kredibel serta berkompeten di bidangnya. 

                   Menulis adalah mendesain serta merumuskan pemikiran.  Dan ide-ide yang terkandung di dalamnya akan terhubungkan dengan khalayak di luar dirinya.  Seseorang yang menulis adalah pribadi yang mempunyai ide.  Ide-ide itu akan direspon oleh lingkungan, sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain.  Ini berarti merupakan proses membentuk jati diri.  MEMERDEKAKAN EKSISTENSI !!  Orang yang suka membaca ibaratnya ia sudah menggenggam separo dunia.  Jika ditambahi dengan aksi menulis berarti sepenuh dunia berada dalam genggamannya.  Membaca akan beroleh gagasan yang imajinatif, sedangkan menulis akan beroleh gagasan yang aplikatif.  Yuk, kita dorong agar bangsa ini selain bisa mangan, nyandang dan bergaya, juga terbiasa bergagasan. Tepatnya mau menuliskan gagasan-gagasan. Gagasan akan membahagiakan orang yang merasa sedang miskin.  Demikian pula gagasan akan mampu melipatgandakan kebahagiaan orang yang sudah kaya.  Dalam guyuran penderitaan nasib, sesungguhnya seseorang masih bisa tetap berbahagia karena suka membaca.  Dan dalam tekanan ekonomi pun siapapun masih bisa menegakkan harapan karena suka membaca dan menulis.  Beroleh asupan literasi semenjak dini adalah gizi kehidupan yang tak ternilai. 

                  Dan sesungguhnya ada sebuah media berpotensi masif yang kiranya praktis dan efektif untuk menggelorakan minat serta hobi menulis.  Yaitu: 

RIMBA PUISI (ANTAR KOTA) 

Bersambung....... 

"Verba volant, scripta manent" 
______________________________________________________

*SETELAH PERWUJUDAN LEMBAGA PERPUSTAKAAN (NanCita), ada 2 ide lagi yang bersifat how to dan bisa dihilirisasi serta buku manualnya pun sudah ada, yakni: 

         1. RIMBA PUISI ANTAR KOTA seperti terpapar di atas yang mengajak sesama agar bisa
             KREATIF BERSAMA, dan 
         2. DANA NURANI BERMASYARKAT yang tercuplik berikut ini, dan pada saatnya akan 
             menjadi entri tersendiri.  Gagasan ini mengajak sesama agar bisa KENYANG BERSAMA. 

 

"DANURBA adalah media untuk mewujudkan kepedulian ekonomik kepada sesama.  Kepedulian yang masif-sistemik, bukan kepedulian sporadik, insidentil dan parsial. Selain sebagai sarana kepedulian, DANURBA  adalah  'MESIN UANG' bagi warga yang niscaya akan mampu beroperasi secara berkesinambungan di sepanjang jaman" 

*Selain berpotensi menyejahterakan, DANURBA niscaya juga akan mampu untuk kian menguatkan KOHESI SOSIAL dan kepedulian antar warga yang bersifat genuine/otentik dan terbiasa mewujud secara sistemik sekaligus mendorong terciptanya kondisi yang SEJUK SECARA FINANSIAL di lingkungan kita. Bukankah kita semua PASTI bermukim dalam sebuah RT ?

*Saya amati di RT-RT terdapat sekelompok masyarakat yang TIDAK BANKABLE.  Bank konvensional tidak berani memberikan pinjaman.  "Bank plecit" pun khawatir.  Mereka serupa REMAH-REMAH SOSIAL yang tidak dilirik oleh lembaga-lembaga keuangan mana pun.  Nah, DANURBA akan merangkul semua lapisan masyarakat alias bersifat SUPER INKLUSI sehingga akan mampu mengurangi besaran INDEKS GINI di tingkat komunitas warga. DANURBA meminjamkan dana kepada warga tanpa bunga, tanpa provisi, tanpa biaya administrasi, tanpa jaminan, tanpa notaris !!

*KREDIT YANG MEMBOSANKAN. Saya melihat bahwa kredit yang dikucurkan kepada kalangan bawah, sekedar bisa membantu mereka untuk be-survival saja.  (Berangkat berdagang pagi-pagi, pulang petang, malamnya mempersiapkan dagangan.  Laba yang didapat cenderung habis antara lain untuk membeli beras, telur, mie rebus rasa ayam bawang, jajan anak, minyak goreng, pulsa dan bayar hutang: BEGINI TERUS SEPANJANG KEHIDUPAN !!).  Bagi mereka tidak terbayang untuk bisa melakukan apa yang dinamakan dengan diversifikasi atau ekspansi usaha.  Apalagi mikirin pos entertaining guna meraih me time. Tempuhan hidup yang sungguh "membosankan", dan bahkan serasa dibelit ular phyton jika laba tak didapatkan !!!

*Bila ada tetangga terkena MUSIBAH SAKIT, sesama warga kompak untuk bezoek di rumah sakit dan menyisipkan "recehan" di sebalik bantal si sakit.  Tiap ada MUSIBAH KEMATIAN pun para warga akan cancut taliwondo (sigap membantu) pasang tenda, menata kursi, merangkai bunga, dsb, juga tak lupa memasukkan "recehan" ke kotak duka.  Dan sesungguhnya ada satu  musibah lain yang rasanya TIDAK LAZIM untuk di-bezoek atau di-takziahi, yaitu MUSIBAH KEUANGAN.  Warga yang terkena musibah jenis ini biasanya akan pontang-panting mencari potangan (pinjaman). Sendirian !!  Nah, DANURBA ingin menemani warga yang tertimpa musibah demikian, selain juga teruntuk warga yang membutuhkan rupa-rupa kebutuhan lainnya.  Dengan DANURBA pula akan bisa nyempilke kesejahteraan buat warga yang belum berpunya secara terus-menerus.  

*Sering saya perhatikan simbok-simbok bakul yang berjualan di pasar.  Sampai terkantuk-kantuk mereka "terpaksa setia" menunggui barang dagangannya.  Apakah Bank Dunia memikirkan nasib terkini mereka ?  Bahkan Bank Indonesia saja belum tentu pula, kecuali menempatkan mereka sebagai obyek dalam konstelasi kebijakan makro.  Kalau satu di antara mereka ada yang wafat, kiranya Pak Bupati juga takkan sempat melayat apalagi Pak Gubernur.  Itulah selintas pemikiran liar saya setiap jalan-jalan melewati keramaian pasar.  Namun keliaran pikiran itu tidak saya biarkan menyeruak begitu saja.  Sebab terbersit pemikiran yang solusif juga.  Yakni bahwa yang paling mungkin dan masuk akal untuk memperhatikan secara langsung nasib simbok-simbok itu adalah Pak RT mereka beserta tetangga-tetangga satu RT.  Tanpa ba bi bu warga satu RT akan cancut taliwondo untuk memberikan pertolongan. Nah, kalau selama ini empati spontan antar warga itu masih terbatas bila ada warga yang sakit, meninggal atau punya gawe (sunatan, pernikahan, kelahiran bayi, pengajian, dll), maka dengan adanya institusi DANURBA, simpati dan empati warga tersebut akan terwujud dalam bentuk aktifitas bersama dalam mengelola persoalan ekonomi !!  Dan dengan semangat dikit-dikit  lama-lama jadi bukit, warga satu RT kiranya akan bisa tersenyum bersama dan selamanya !!!  Sejak dini saling menolong, bukan seperti pertolongan instan yang diberikan setelah si tetangga terserang sakit parah dan kemudian berombongan ke rumah sakit atau berduyun-duyun menghantar hingga ke pemakaman !!!!!

(SELENGKAPNYA TENTANG GAGASAN DANURBA TENTU AKAN LEBIH GAMBLANG TERJELASKAN MANAKALA EKSEKUSI DARI IDE INI SUDAH BISA DISELENGGARAKAN ALIAS DIHILIRISASI ATAU DIWUJUDKAN) 

__________________________________________________________

Surat memorable untuk acara Sastra Radio yang diselenggarakan oleh KOPISISA Purworejo asuhan Penyair SOEKOSO DM dan MASKUN ARTHA CS.
  
 
TAK MENYANGKA DUA TAHUN KEMUDIAN SAYA BENAR-BENAR MENJADI TKI 
DAN........LAHIRLAH PERPUSTAKAAN IMPIAN

 

 
RESUME dan STEP BY STEP PERJALANAN LITERASI NanCita 

01 dari 9 STEP 

          (3 BUAH “PENCAPAIAN LITERASI” YANG MEMORABLE KETIKA SMA) 
Salah satu dari sejumlah piagam lomba menulis 
ketika SMA.  Juara 1 dan 2-nya kini menjadi 
dosen sekaligus penulis terkenal. 

Karya saat kelas 1 SMA 

Karya ketika kelas 3 SMA 


                                                           

  02 dari 9 STEP

        EPISODE KULIAH SEKALIGUS UPAYA PERWUJUDAN GAGASAN-GAGASAN
                              (menulis di media, rajin mengikuti ceramah dan diskusi, dll)

  Sebagian tulisan saya yang dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogya dan PELITA Jakarta 


                                                                                                                                                       PARA PEMBURU CINTA
Masih teringat jelas ketika pertama kali saya berkenalan dengan seorang gadis bernama Hestiningsih. Kami: saya, Bowo, Aris dan Upri, mereka semua teman satu kos saya, secara bersamaan berkenalan dengan dia di  sebuah warung makan di kawasan Rinjani Semarang. Pada awalnya kami berangkat bersama saat dolan ke kos-kosan Hesti yang berjarak kurang lebih 200m dari kos-kosan kami.  Namun berikutnya kami berkunjungnya dengan tidak saling mengajak…… Jebul masing-masing melakukan gerilya sendirian seperti berlomba dalam upaya mengambil hati Hesti.  Kemudian saya berinisiatif membuat semacam sayembara di antara kami yakni: barang siapa yang paling duluan bisa memperoleh pasfoto Hesti, dialah pemenangnya.  Singkat cerita, setelah memberi kesempatan kepada kawan-kawan unjuk kebolehan dalam berburu pasfoto, akhirnya pasfoto itu berhasil saya dapatkan langsung dari Hesti !! 


                              DARI SEMARANG, KAMI PUN MERAJUT MASA DEPAN 

(Dan pasfoto itu saya dapatkan dengan melobi Hesti melalui hobinya.  Dia suka membaca maka saya kirimi dia buku-buku antara lain 3 buah novel Mira W edisi perdana ini. Dan di sampul belakang novel itu saya selipkan sajak. Ke tiga novel ini sungguh memorable sekali. Hingga kini tetap tersimpan dan menjadi koleksi Sanggar Bacaan NanCita. Masih sering pula dipinjam oleh para anggota. Tiga buah novel yang menjadi cikal-bakal dan “pondasi” pendirian perpustakaan)      

 


............................................... 
Bersambung ke entri AjariKamiMenulisCerpen (Kumcer MOBIL SURGA) dalam BLOG ini juga.

*Eko Nurwindarto 
  Brojolan Timur 185 RT 05 RW 02 
  TEMANGGUNG 56212 
  WA/SMS 081328747838
                        





Komentar