SELALU DITANTANG RINDU

 

(Rindu itu bisa-bisa merupakan penjara yang tidak memberi kebebasan bagi perasaan untuk memerdekakan langkah. Sebab siapapun yang diserang rindu, perhatiannya akan cenderung hanya berkutat kepada obyek yang dirindukan. Statis !! Itulah KERINDUAN, namun berbeda dengan MERINDUKAN yang akan menghantar langkah menuju tujuan. Bergerak, itulah kredo seseorang yang merindukan sesuatu.   Merindukan kedamaian, merindukan keadilan, merindukan kesetaraan, merindukan kebahagiaan, apapun. Ini memang debatable, sebab meletakkan KERINDUAN dan MERINDUKAN berada dalam lautan-diksi yang bebas untuk ditafsirkan. Ranah penafsiran akan SELALU begitu, demikian pula aktifitas SELALU yang akan mengajak siapapun agar bergerak tiada henti. SELALU mengamati, SELALU mencermati dan SELALU merenungi segala apa yang berseliweran dalam kehidupan, kemudian mewujud ke dalam segenap PROSA LIRIS ini) 

DAFTAR ISI 
01. SELALU DITANTANG RINDU. 
02. SELALU BERKAMPANYE DENGAN CARA BEGITU. 
03. SELALU BERSAMA KELUARGA APAPUN KEADAANNYA.  
04. SELALU DISANJUNG MERTUA. 
05. SELALU BERHATI-HATI MESKIPUN ANAK-ANAK SUDAH TIDUR. 
06. SELALU BERULANG MIMPI BAIK DAN BURUK SEPERTI POLITISI DAN  
      KEHIDUPAN. 
07. SELALU TERINGAT AYAH DAN IBU DI SETIAP CERUK WAKTU. 
08. SELALU BEKERJA SAMA ANTAR GENERASI DI MANA SAJA. 
09. SELALU TERDENGAR KOKANG SENAPAN DI JEMBATAN KALI PROGO MALAM- 
      MALAM, HENDAK MENEMBAK SIAPAKAH? 
10. SELALU BERDEBAR SETIAP MENDENGAR ISTRI MENANGIS. 
11. SELALU INGIN MENUNDUKKAN JAKARTA. 
12. SELALU BERKOMUNIKASI DENGAN PARA PENCARI MASJID. 
13. SELALU DICURIGAI SEBAGAI TAMU PADAHAL DI RUMAH ALLOH. 
14. SELALU TERINGAT MASA KKN DAN TIBA-TIBA TERLEMPAR KE MASA REUNI. 
15. SELALU INGIN MENEMANI MEREKA YANG DIPASTIKAN KALAH. 
16. SELALU AKAN TERULANG AGENDA DIAM-DIAM PARA WAKIL KONTESTAN. 
17. SELALU TERTEMBAK WAKTU SETIAP MENATAP POTRET LAMA. 
18. SELALU INGIN MEMBACA, ISTRIKU YANG JUGA SUKA MEMASAK. 
19. SELALU INGIN MENJADI PENGANTIN, SIAPAPUN DIA. 
20. SELALU BERKELAHI ANTARA INDONESIA DENGAN DESA SAYA.


SELALU DITANTANG RINDU 
selalu ditantang rindu untuk membuktikan  
kesungguhan janji saat dilanda sepi
apakah akan seperti dedaunan berbentuk hati
yang terkena angin kemudian patah-patah
ataukah sekokoh tembok yang membentang gagah
dari pembuluh perasaan hingga batang pikiran?
ditantang adalah kesempatan yang sangat jantan 
                                                   siapa yang menyerah duluan                                                                  
tak bakal memanggul kebanggaan
barang siapa gagal menyusun keberanian  
silakan balik badan saja dan tak usahlah memiliki rindu
  
selalu ditantang rindu
adalah perburuan tak berkesudahan
melewati ladang-ladang tanpa tuan
siapapun bisa bergantian memangsa
jika tak muncul saling pengertian,  
rindu tumbuh di jiwa untuk menguatkan
dan membangun semangat agar menjulang
jika kau tertimpa rasa lelah suatu ketika
bisa segera menerjuni kolam beningnya
apabila mendadak terserang haus pada suatu malam
terlebih dahulu nyanyikan tembang kesetiaan
sebelum lebur dalam rangkulan kesunyian
sebab puncak perjalanan kerinduan  
bakal meledak  ketika bertemu
dan pada saat itu akan ada suara lirih yang merdu   



SELALU BERKAMPANYE DENGAN CARA BEGITU   
selalu berkampanye dengan cara begitu
mengulang-ulang yang dulu pernah dijanjikan
seperti tidak sadar karena didorong ambisi yang mengejar
memberantas kemiskinan dipidatokan dengan gencar
menghilangkan kebodohan katanya tak boleh ditawar
tema seperti itu sejak zaman dulu juga sudah terlontar  
berarti kemiskinan dan kebodohan selalu abadi
rasanya tak ada gagasan baru lagi
yang tersaji hanyalah akting di mimbar-mimbar
untung saja tak ada batu-batu yang dilempar

selalu berkampanye dengan cara begitu
lebih suka mengumbar harapan daripada memberi santunan
harapan memang bisa ditebar kepada lebih banyak orang
sedangkan santunan hanya untuk orang per orang
dan tak mampu meraup suara-politik signifikan
bahkan rakyat yang menghiba hanya kau anggap
tak ubahnya seperti peminta-minta
lupakah kau bahwa ketika berpidato lantang di lapangan
sebenarnya kamu juga sedang meminta-minta suara dari warga?
(di medan laga bergerak tim sukses serupa provokator
  kau bertarung tidak seperti keberanian para matador
  dan di antara tim suksesmu ada yang menipumu
  sebab mendua-bergerilya untuk yang juga memberi sangu)

selalu berkampanye dengan cara begitu
hei !!, sesungguhnya apa yang sedang kau perjuangkan
bila hanya dengan cara menyebar kaos kodian, kalender dadakan,
bendera sablonan, lembaran recehan, empati setingan,
kosmetik-pencitraan, senyam-senyum polesan
dan anjangsana penuh drama nan bertabur seremonia?
               Hei !!!                    
                                


SELALU BERSAMA KELUARGA APAPUN KEADAANNYA 
selalu bersama keluarga apapun keadaannya
tanpa terasa langkah yang kita ayunkan dari teras kos-kosan
telah sedemikian jauh mata memandang
saat itu dengan badai-berdebar kuketuk pintu
dan muncullah wajah bersusun kata-kata rembulan
pelukis kondang pun takkan mampu menggoreskan perasaan
gemuruh hati yang tak kasat mata
ledakan jantung nan sungguh aneh sebab berirama
betapa hebat Tuhan dalam mengirimkan tanda-tanda
semuanya tunduk kepada segala rahasiaNYA  
kemudian di teras-rindu itu terselenggara indah-perbincangan
tentang kebaikan pak pos dan warna-makna surat-surat kita

selalu bersama keluarga apapun keadaannya
anak-anak pun hadir serasa tiba-tiba
dan berlompatan-meriah di halaman rumah  
kebahagiaan sederhana yang meruah
menendang bola merobohkan pot-pot bunga
saling bertengkar namun sesaat saja
tidak seperti tetangga yang tak ikhlas saat saling bersapa 
                                         sebab bendera partai dan calon bupatinya berbeda,
gubraaak!!! terdengar suara benturan dan derit guliran roda
ia bangkit kembali lantas mengayuh lebih kencang lagi
terjatuh entah yang ke berapa kali dan langsung berdiri 
anak bungsu kita bu, yang sedang belajar naik sepeda 
seperti kehidupan yang juga penuh drama jatuh bangun 
sebetapapun elok rancangan telah kita susun
ujian-ujian tetap mengasyikkan meski datangnya beruntun

selalu bersama keluarga apapun keadaannya
terima kasih sebesar gunung tertinggi di dunia
atas segenap pengertian dari lubuk hatimu bagai telaga
ketika kau laporkan rumah kita yang bocor karena hujan   
bukan berkata sekenanya, tidak bermaksud sebagai candaan
namun inilah jawaban yang mampu kuberikan:  
“tunggu musim kemarau tiba, bocor itu tentu akan sirna”
dan kau pun tersenyum sesejuk hujan itu sendiri
hujan penghapus kemarau yang bikin menjerit para petani
semoga kedatangan beras dari luar negeri tidak dikorupsi
seperti dulu ketika mengimpor daging sapi

selalu bersama keluarga seperti apapun keadaannya
maafkan diriku ya bu,
karena belum bisa mengajakmu ke madinah dan singapura
tapi ini bu, aku punya gambar-gambar dan brosurnya........

 
 
********** 

(Hari Minggu ini sepulang bermain dari rumah temannya, HANNA kelas 1 SD, berceloteh:  
 “Yah, ayahnya temenku kok rajin masak, cuci piring, nyapu dan ngepel lantai? Kenapa ayah kok  nggak kayak ayahnya temenku itu, kenapa?!!”  
  “Ya ayahnya temen Hanna itu menjadi rajin karena hidup bersama mertua.”
  “Mertua itu siapa?!!”
  “…………………..”)

SELALU DISANJUNG MERTUA
selalu disanjung mertua  
sengaja d4 Kf6 pertahanan benoni kukendorkan
binar kemenangan di wajahnya pun merebak
padahal bidak-bidak gambit morra e4 C5-nya  
sesungguhnya langkah yang mudah ditebak
kubiarkan saja agar pertarungan nampak seru
sedangkan jiwaku tertuju pada putrinya itu
silaturahim catur ini seperti penjara
entah hingga kapan lebur oleh waktu
betapa aura mertua bagai dewa bermahkota
di punggungnya terselempang senjata

selalu disanjung mertua
melahirkan gerakan pura-pura
diajak ke masjid pun
sigap dengan serta merta
sholatnya khusyuk
tiada terkira
sang mertua bangga luar biasa
anak gadisnya bakal bahagia
dipinang menantu penuh takzim
sangat santun, religius nan alim  
(“namun bila ternyata anakku tersia
tak perlulah punya menantu
jika cucu-cucuku menjadi luka 
kan kutendang
pergi sajalah kau menantu!!”)


selalu disanjung mertua
belajar tentang kebijaksanaan senja  
kini kata sanjung itu tak lagi bersuara
sudah sekian waktu berlalu
dengan upacara-sendu
digotong orang-orang memakai keranda

 **************

TIP AGAR BISA CEPAT TERTIDUR ALA HANNA
Ketika menemani Hanna yang hendak tidur, ia berujar tentang cara dia supaya bisa cepat tertidur: 
“Begini Yah, cara Hanna agar bisa cepat merem tidur. Yaitu setelah berdoa, kedua mata dipejamkan, kemudian membayangkan kalau Hanna itu mempunyai domba yang buanyaaaaaaak sekali. Lalu domba-domba itu Hanna keluarkan dari kandang, dan Hanna hitung satu persatu. Nanti kalau sudah capek menghitungnya, lama-lama akan tertidur………”


 

SELALU BERHATI-HATI MESKIPUN ANAK-ANAK SUDAH TIDUR 
selalu berhati-hati meskipun anak-anak sudah tidur
sebab kehati-hatian selalu membuahkan fokus
dalam setiap perjuangan
namun boleh pula perlahan-lahan
asalkan semangat diperkuat tentu bakal teraih titik keberhasilan
sehingga esok pagi ketika menyambut matahari
akan tersenyum-senyum sendiri tiada henti
dan ingin mengulanginya lagi malam nanti

selalu berhati-hati meskipun anak-anak sudah tidur
segenap suara pun takkan mereka dengar
terlanjur dibuai mimpi sambil mendengkur
percengkeramaan kita pun semakin aman tergelar
leluasa menikmati segala yang ada
semu pipi merah jambumu mengabarkan beragam makna
nampak puas tiada terkira 
menangkap nada-nada
nan memuncak
memandang segala warna
dari program acara
yang dipancarkan dari kotak televisi kita
                                                    sinetron, berita dan dangdut academia
juga stand up comedy
sehingga esok pagi ketika menyambut matahari
masih tersenyum-senyum sendiri
malam nanti tetap akan mengulanginya lagi 
berdua nonton tv

selalu berhati-hati meskipun anak-anak sudah tidur
(……………………………………………..)   
  
********************


 MIMPI HANNA 

“Lho kan sudah bangun, kok mau tidur lagi?”
“Tadi Hanna mimpi indah Yah. Hanna pengin tidur lagi, mimpi indahnya belum selesai.”

(Beberapa lama kemudian)

“Lho kok bangun?!”
“Ternyata mimpi Hanna buruk Yah, ada monster di rumah sebelah !!!” 


                                                                                                                                
SELALU BERULANG MIMPI BAIK DAN BURUK SEPERTI POLITISI DAN KEHIDUPAN
selalu berulang mimpi baik dan buruk seperti politisi + kehidupan 
sudah terlanjur memilih tetapi kinerjanya tidak sepadan harapan
beda banget dengan program yang dikampenyekan di lapangan
padahal rakyat sudah berduyun-duyun tekun mendengarkan
diminta teriak dan kepalkan tangan mengusir kemiskinan
hampa ternyata, janji yang ditebarkan kosong belaka
pemimpin yang belum memiliki taksu negarawan
kebanyakan karena tergiur liur kekuasaan
terpikat dengan gemebyar seremoni
terpukau kepada oktopusi hirarki
senantiasa berjumawa dalam  
rumbai-rumbai protokoler  
ingin namanya moncer
siapapun jadi ngeper


selalu berulang mimpi baik dan buruk seperti politisi + kehidupan
sedangkan kehidupan sebenarnya sudah dipilihkan Tuhan dan
dikemas menjadi rahasia, manusia takkan mampu menerka
sedalam apapun ilmunya serta setinggi gunung manapun
hartanya, manusia hanya diminta berjalan dan kadang
tetap tak bisa memilih entah tersesat atau lurus ke
tujuan, seharusnya saling terjulur tangan-tangan
nan cantik agar tiada yang salah jalan dan   
justru melangkah ke jurang hingga  
menggapai-gapai pun tak bisa
apalagi menyusun mimpi
nasib terus mengalir
dan butuh tinju
berkali-kali !!
                                                                                                   
******************************


HANNA NANCITANOVA RIFDAH dan KITAB AL QUR’AN
Bermula dari tugas dari ibu guru kelas 1 SD-nya untuk mengumpulkan 3 gambar benda ciptaan manusia dan 3 gambar benda ciptaan Alloh. 

“Hanna, lho kok Al Qur’an ini dimasukkan buatan manusia?”
“Itu kan benda buatan manusia to, kayak buku?  Kertasnya  juga buatan manusia, kan?   
 Yang nulis huruf-hurufnya juga manusia to, Yah?” 
“Iyaaa, tapi Alloh yang menciptakan isinya.”
“Isinya itu apa?”
“Firman Alloh”
“Firman itu apa?”

“……………… ”    


se
SELALU TERINGAT AYAH DAN IBU DI SETIAP CERUK WAKTU 
selalu teringat ayah dan ibu di setiap ceruk waktu
yang senantiasa tertegun oleh pertanyaan ingin tahu
dibalik anak yang belum ngerti apa-apa, tersimpan makna
ayah dan ibu pun saling berebut mencoba menggemasinya
ketika tiba dewasa, ibu gantian bertanya: kapan kamu menikah
sungguh sulit menjawabnya meski sudah dibantu isyarat ayah

selalu teringat ayah dan ibu di setiap ceruk waktu
asam garam hidup menjadikan mereka lebih tahu
karena siklus, ayah dan ibu lahir lebih dulu
seperti halnya dosen yang nampak seperti empu
sebab lebih duluan membaca sehingga banyak kata
dan jika bersua dengan mahasiswa yang sok bergagasan
kumat rasa jumawanya seperti kuatir direbut periuk nasinya
sebab motivasi menjadi dosen memang semata mencari kerja
bukan hendak menangguk tinta-tinta pengetahuan
yang ditebarkan Tuhan di lautan
mahasiswa terpaksa harus tunduk atas nama adab kesopanan
dan terjebak ke dalam labirin intelektualitas ketimuran
mbulet tak memecahkan persoalan

selalu teringat ayah dan ibu di setiap ceruk waktu
apakah ketika memfoto-foto dan membanggakan anakmu
seketika itu pula terbayang betapa berat nan payah ayah-ibu
dulu pada saat menggendong segala polah tingkah lakumu?
emas-berlian kasih sayang telah ayah-ibu berikan
apakah sudah impas debu balas budi yang mereka terima?
sekarang ayah-ibu berada di mana dan sedang apa
     (dalam hidup ini pertanyaan harus rajin dilontarkan      
meskipun tidak  selalu tersedia jawaban) 

 

***********************  

SELALU BEKERJA SAMA ANTAR GENERASI DI MANA SAJA
selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
meskipun prediksi ledakan bonus demografi dipompa tiada henti
ketika kelak panggung kehidupan akan dikuasai generasi muda
dari sudut ke sudut peluang menerkam dari lini ke lini  
begitukah yang bakal terjadi ataukah hanya ilusi-analisa
yang sengaja digelombangkan serupa tsunami?  

selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
inilah realita ideal yang sesungguhnya terjadi  
kombinasi tua-muda selalu bekerja sama
bupatinya bisa saja muda sekali
namun sekda, kabag dan kasinya tentu sudah cukup usia
di tingkat RT pun komposisinya simetri
demikian pula dalam sebuah keluarga
ada ayah ada bayi
ada kakak ada bunda
antar generasi saling asah dan asuh tiada henti
kebersamaan adalah unikum dan kekuatan bangsa kita

selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
tua-muda pasti akan selalu ada dalam tiap lembaga
apakah mungkin dari pangdam, kasdam, aster hingga dandim
dijabat oleh letkol semua?
bisakah kepala sekolah SD dijabat oleh yang baru tamat PGSD?
layakkah kepala rutan diberikan kepada pegawai yang seusia dengan
narapidana narkoba yang barusan tamat SMA?   
barisan bebek pun selalu dipimpin yang tertua 
sontoloyo namanya
(demi bonus demografi apakah harus ada revolusi institusi
mau ngajak berantem dengan pemuja merit system?)

selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
saling mengayomi demi kejayaan negeri
agar tidak tertinggal dari bangsa-bangsa manca
lihat!!, China pun tidak mau menyandang cap “buatan China” lagi
mereka berkompak demi meraih “rancangan China” untuk dunia  
sudah malu meniru-niru hingga lahir hp china dan motor china
(mungkin karena telah mengeruk laba tak terkira ya?)
genjotan kewirausahaan di negeri panda itu pun dimulai tahun 70-an  
kewirausahaan yang berbasis inovasi bukan sekedar jualan   
sungguh menggiurkan 75 persen dana riset dari perusahaan
kini mereka berkutat dengan kereta api cepat  
hingga teknologi kuantum terdepan
pejabat partai dan pelaku usahanya sama-sama bervisi  
tidak sekedar bersinergi yang mengandung udang di balik batu kali
maka berkibarlah Jack Ma “Alibaba” atau Lei Jun “Xiaomi”
mereka bak raja midas dengan kekayaan tak terperi

selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
pergantian generasi itu siklus alami
hati-hati dalam memahami “badai” bonus demografi
jangan-jangan itu setingan pawang hantu statistik luar negeri
agar kita abadi menjadi bangsa pemamah barang konsumsi
memang benar konsumsi adalah anak kandung produksi
namun pelahan akan terjadilah timbunan kapitalisasi
yang meninggikan angka indeks gini
sebaiknya yang menjadi politisi beberapa pelakon saja   
sebab hanya akan melahirkan polusi janji dan kata
berpidato di mimbar-mimbar dengan tema kadaluwarsa
negeri ini butuh nasionalis bersemangatkan filantropi
agar gagasan yang berasal dari siapapun bisa direalisasi
termasuk dari warga yang tanpa nama  
kita butuh rekayasa yang berdampak sistemik-patriotik segera
antar generasi bersama-sama meraih bangsa yang digdaya
langkah zig-zag insan muda dibimbing generasi tua
yang muda mengingatkan pak tua jika hendak kesandung cinta
sesungguhnya setiap generasi pasti mengalami zaman disrupsi
mengapa tidak berguru kepada yang sudah pernah mengalami?

selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
demi terciptanya gagasan-gagasan yang membanggakan
tetapi entah kapan
sebab negara baru mampu meminta warganya  
agar menjadi bakul semua  
sehingga tumbuh pohon rente di mana-mana
dan ceruk margin yang selalu sibuk dikalkulasi
merebaklah sindikasi kartel dan praktek monopoli
ada pula aksi demi meraih laba, berat timbangan dikurangi
gorengan yang tak laku kemarin dijual lagi hari ini  
pemanis es cendol, gethuk dan thiwul dari gula imitasi  
jajanan anak berbenzoat serta bermicin masal diproduksi
dan sangat digemari, racun tertimbun tanpa disadari  
berpotensi merapuhkan kekokohan-batang otak kanan 
juga akan menumpulkan kilau-pisau otak kiri
kemasan produk pun dikamuflase agar teraih keuntungan  
banyak yang berjibaku memikirkan cicilan angsuran
sedekah dan kepedulian menjadi terabaikan
 yang paling moncer memang bisnis keuangan
koperasi-koperasi merebak di setiap gang
 gerakan bank plecit seperti militansi gerilyawan   
sementara itu bandar narkoba tak kekurangan mangsa
bahkan membangun pabrik dari penjara ke penjara
ikut terkerek pula profesi eskapisme yang lain
misalnya mucikari online
(kewirausahaan yang kebablasan!!
antar generasi harus selalu bergandengan tangan  
bebarengan meninju rintangan berkayuh ke tujuan
bonus demografi sebaiknya disambut dengan cipta-rancang
sebab jika berleha-leha saja
ia akan datang membadai kuat-berhembus dan lewat
siapapun bakal disapu belaka dan hampa seperti sediakala
   akankah tetap setia menjadi bangsa yang jalan di tempat?)   

 
 
***********************************************
  

SELALU TERDENGAR SUARA KOKANG SENAPAN DI JEMBATAN KALI PROGO MALAM-MALAM, HENDAK MENEMBAK SIAPAKAH?   
(pada malam ini dan seterusnya, mari panjatkan doa khusyuk kita teruntuk mereka para pejuang, baik yang bernama maupun yang lebih banyak tanpa nama*: hening cipta!!)

selalu terdengar suara kokang senapan di jembatan kali progo
malam-malam, hendak menembak siapakah?
hampir kejlungub rasanya meniti bahu jembatan tua ketika itu
langit berbintang suasana tintrim dan dengarlah suara apa itu
tertangkap gelombang tangis serasa meminta ditemani
nampaknya  ingin bercerita tentang semacam duka-hati
bukan karena raganya yang roboh oleh nyalak senapan
bukan tersebab tetesan darah yang tumpah menjadi kubangan
bukan pula tentang penghargaan yang harus disematkan
“namun kenapa sekian lama kami tidak diperhatikan
 jembatan itu adalah dimana kami bersemayam
 tempat menjahit luka menganga teman-teman seperjuangan
 juga berteduh dan berbincang karena kian ditinggalkan zaman
 jika pun ada teman yang lantang meradang
dengan guyub kami redakan agar ia berhati lapang
termasuk bila pun kini jembatan rumah kami itu tumbang
entah kemudian akan berteduh di mana, kami  saling menguatkan
mungkin harus bercengkerama di balik batu-batu  yang tertebar
menyaksikan para pemancing yang hatinya selalu berdebar
membincangkan  situasi pasar sambil mereka buang air besar,
di jembatan kali progo kami telah berjanji dengan berjibaku
setelah dipenjara berdesak-desakan  di  ruangan tanpa lampu
dan belum sembuh penat-ngilu di sekujur tubuh serta kelaparan
kami digelandang ke jembatan itu lalu satu persatu digilir tembakan
segalanya demi mencintai negeri untuk kelanjutan generasi
dor ! dor !! dor !!! kami memang kemudian mati
namun sesungguhnya selalu masih bisa menyaksikan
polah tingkah kalian termasuk siapa yang melakukan
pembiaran kepada jembatan, sengaja kau robohkan, bukan?   
sebab pembiaran itu bukan berarti lupa namun sama dengan sengaja
agar kami terbunuh dua kali dan terusir dari ingatan zaman
dan alamlah yang dijadikan alibi perlindungan: semua sudah kehendak Tuhan  
padahal kemarin sore Tuhan bilang tidak berkehendak demikian
kami yang lebih dekat denganNYA mendengar suara grendel pintu surga dibuka
buat kami semua, dan belum tentu untuk mereka 
yang masih berada di dunia dengan kebohongannya”

selalu terdengar suara kokang senapan di jembatan kali progo
malam-malam, hendak menembak siapakah?
pembiaran  adalah modus operandi agar cagar budaya pelahan lapuk dan renta  
semacam konspirasi resmi yang merebak di berbagai kota  
sebab bila dengan sengaja dirobohkan, bakal melanggar undang-undang negara
beda jika alam yang merobohkan, para penyandang dana pun datang berebutan
sigap membangun kembali dengan mozaik dan ornamen  yang megah nian
namun tanpa ruh dan aura semangat persatuan para pahlawan
hanya berupa tugu atau bangunan yang baru
“mengapa kami kok hanya dijadikan tempat berfoto-selfi  dan diinjak-injak sepatu?”

selalu terdengar suara kokang senapan di jembatan kali progo  
malam-malam, hendak menembak siapakah?
hendak menembak siapapun hingga berdarah-darah
yang jiwa dan kepalanya tidak diisi dengan kecintaan kepada sejarah  
yang kepada warisan nenek moyang selalu melakukan pembiaran
dengan tembakan akurat mematikan
dengan sekali kokang !!

                                                                                                  (ekoNanCita 2018) 

(JEMBATAN KALI PROGO SANGAT BERSEJARAH.  Sekitar 1200 orang ditembak oleh tentara Belanda di jembatan ini, bahkan ada yang dipenggal kepalanya.  Pembantaian massal itu terjadi ketika agresi militer II tahun 1949.  Mereka terdiri dari masyarakat sipil dan non sipil.  Jasad mereka diarahkan ke Kali Progo sehingga air sungai menjadi merah karenanya. Sungguh tak terbantahkan, Jembatan Kali Progo sangat bernilai sejarah tinggi)

*Sering kita dengar sebutan “mereka yang tanpa nama”. Padahal nama-nama mereka tentu sangat dikenal oleh ayah-ibu, anak-cucu serta segenap ahli warisnya yang saat itu tak terbayangkan betapa tragis-sedihnya.  Sesungguhnya mereka yang tanpa nama itu sangatlah bernama untuk Temanggung dan Indonesia!!
 
  
*****************************************************************
  
SELALU BERDEBAR SETIAP MENDENGAR ISTRI MENANGIS
selalu berdebar setiap mendengar istri menangis
ada apa, hanya terdengar suara isaknya
duluuuuuu sekali deru tangisnya tertumpah juga
ketika itu setelah lamaaaaaa nian tidak bertemu
diguncang dahsyat-rindu
rindu nan tak bermata
tidak hanya cinta, kerinduan kadang juga buta
maka harus selalu diaransir agar menjadi nada
yang berkumandang sahdu saat dinikmati bersama  
sehingga segala tombak cemburu, semua panah curiga
serta seluruh peluru ragu-ragu melesat-kilat dan sirna

selalu berdebar setiap mendengar istri menangis
tarikan isaknya makin menanjak
membikin ruang-ruang lapang di dada terasa sesak
tangis tanpa penjelasan
mengajak benak menebak-nebak
tersimpan rahasia apakah gerangan
tersusun pertanyaan-pertanyaan menggemaskan 
yang agaknya tidak buru-buru memerlukan jawaban
semoga itu adalah tangis
disebabkan oleh perasaan asmara yang tak berkesudahan          
bukan karena uang belanja yang belum bisa dinaikkan !!


 **********************************************************

       SELALU INGIN MENUNDUKKAN JAKARTA
selalu ingin menundukkan Jakarta
sehingga segenap ruang di gedung-gedung yang menjulang
                                              berada dalam satu genggaman tangan                           
tinggal dihempaskan
atau diserupakan burung-burungan kertas
yang bebas diterbangkan ke mana arah tujuan
atau dibuat kapal mainan
dan diluncurkan ke sungai milik Jakarta sendiri
yang sengat baunya minta ampun
bikin hidung seketika terserang gerontologi
dan debu jalanan yang berhamburan bikin sakit tenggorokan
empat hari serak tak bisa bicara apa-apa lagi
batuk-batuk bagai melahap jutaan mercuri
penjual warung pun tak mendengar ketika kupesan kopi
(dan kapal mainan itu pasti langsung melegam tenggelam
 sebab arus sungainya tak punya kekuatan untuk menghelanya
bergerak memang tetapi seperti diam
serupa pertumbuhan jalan yang tak berbanding lurus
dengan produksi kendaraan sehingga jangan salahkan kemacetan
mobil-mobil yang menuju aneka tujuan seperti diam di area parkiran)  

selalu ingin menundukkan Jakarta
yang nampak indah jika yang difoto adalah ruang kerja para karyawan
sebab di mana-mana sedang mobrak-mabrik 
akibat jargon: infrastruktur adalah panglima!
antar bangunan pun tak ada koordinasi warna
tersajilah aura lanskap yang semakin egoistik
kesemrawutan dan kekumuhan menjadi kembar identik
pembatas jalan-jalan tol tampak kusam  
jembatan penyeberangan seperti lumutan
tampaknya Jakarta butuh menteri urusan pengecatan
atau minta bantuan kampung pelangi
dengan prestasinya yang telah mendunia
seperti pimpinan Edwin Noya
teman kuliah yang menjadi lurah di Semarang
yang bila diajak reuni selalu tergesa-gesa
sebab lebih memikirkan rakyatnya

selalu ingin menundukkan Jakarta
dari kejauhan saja kiranya bisa
sambil duduk minum teh di pagi hari
dengan men-delete semua berita soal Jakarta
dan meremas koran-koran yang memuat
tentang keculasan, tarung kepentingan, oportuniti kronis,
akut korupsi, mafia penyelundupan, kongkalikong mucikari,
dana partai dari kekuatan siluman,
sakral keyakinan yang dijadikan kuda tunggangan
dan tetek-bengek perselingkuhan jabatan

selalu ingin menundukkan Jakarta
dari kejauhan saja ya dari kejauhan
dan kemudian pergi memancing bersama kawan-kawan
di akhir pekan atau setiap jam dalam rangkulan kedamaian  
dalam erat semangat kekerabatan
dengan jiwa yang lapang-merdeka
di tanah kelahiran: jelas bukan Jakarta !!  


(Eko Nurwindarto, Jakarta 27 Mei 2018 di bangku depan Mega Plaza-seberang Wisma Bakrie
dalam perjalanan Patra Kuningan-Masjid Sunda Kelapa pp)  


***************************************************************


SELALU BERKOMUNIKASI DENGAN PARA PENCARI MASJID 
selalu berkomunikasi dengan para pencari masjid
masjid mana saja yang menyediakan santapan sahur dan buka puasa
diburu hingga di jauh sana
meski takjil yang didapat hanya empat buah gorengan
dengan segelas teh agak manis dan air mineral sumbangan dari “dermawan”
yang menjelang tarawih nama-namanya diumumkan

selalu berkomunikasi dengan para pencari masjid
yang saling hapal gestur masing-masing
bila perut sudah bernada keroncongan
tengok sana tengok ke sanaaa lagi menunggu marbot melambaikan ajakan
ikut berakting khusyuk saat doa-doa dilantunkan
dan ketika tanda buka bersuara
dilahapnya semua dengan serta-merta
sambil membandingkan di masjid sana hidangannya lebih beraneka rupa

selalu berkomunikasi dengan para pencari masjid
maghrib itu bertemulah dengan seseorang yang barusan kena PHK:  
“Dari mana?”
“Tolong tambahkan pertanyaannya: terus mau ke mana?”
“Dari mana lantas mau ke mana?”
“Dari buka ke sahur, dari sahur ke buka!!”
“Ingin khusyuk iktikaf rupanya?”
“Bukan, makanan inilah berkah-konkrit di bulan puasa”
“Bagaimana jika sudah tiba idhul fitri?”
“Saat ini jangan tanyakan itu, sebab ngeri!!”
“Tidak ingin ketemu anak-istri?”
“Mari kita merapat, tarawih segera dimulai”
“Sampai jumpa di saat sahur nanti”
“Mau pulang ke Jawa esok pagi?”
“Titip Jakarta ini ya, Bang…kapan-kapan deh ke sini lagi
  sebagai turis bersama anak-istri”  


 (26mei2018sundakelapaketikaorangberbondongbondongdatang
  kemasjiduntukberburumakananyangmemangberhamburanserta
  banyakorangyanglebihsukamengobrolkantentangdirinyasendiri)   

    
JAKARTA (4): !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

SELALU DICURIGAI SEBAGAI TAMU PADAHAL DI RUMAH ALLOH
selalu dicurigai sebagai tamu padahal di rumah Alloh
terutama di masjid yang ceramahnya menyentil perihal negara
ustadnya bertausiah sembari menggelorakan haluan politiknya
padahal hanya ingin numpang singgah-tidur sementara
esok hendak meneruskan perjalanan membelah kemungkinan
menurutkan langkah mengikuti gelombang gagasan
dengan mengacu kepada lazim “aturan”, ktp-ku dia simpan
dan diberitahukan bahwa bisa diambil pada tukang adzan  
seraya berpesan: kami tidak marah cuma kini zaman fitnah!!


selalu dicurigai sebagai dermawan padahal di rumah Alloh   
pada dus nasi yang dibagikan diterakan logo perusahaan
ini pasti strategi dari tim pemasaran  
mem-branding lembaga dengan bungkus amalan
tak ubahnya foto almarhum yang dicetak di buku yasinan
dan digandakan berkat inisiatif keluarga tersayang
dengan harapan agar deras menuai pahala 
yang tak berkesudahan sambil “ongkang-ongkang”
atau seperti menghibahkan berlapis sajadah kepada masjid
bakal tenang nian setiap ada yang sholat di sajadah itu
nan tak terhitung ganjaran yang akan menunggu
sehingga tumbuh tebaran pemikiran:
kenapa harus berderma kepada peminta yang benar-benar kelaparan?
mengapa mesti bersedekah kepada yang memang membutuhkan?
(teringat cerita guru ngaji yang dihadiahi baju koko berkali-kali
 sedangkan hari itu istrinya belum menanak nasi)


namun tidak selalu dicurigai meskipun di rumah Alloh
terutama pada masjid yang ustadnya berceramah tentang keimanan  
mengenai hakekat beribadah, perkara barokah dan kemanusiaan,
perihal tahsin bacaan Al-Quran satu persatu maju seperti ujian
mau tidur sebulan dipersilakan, hendak mandi berkali-kali diperbolehkan
sholat pun jadi khusyuk bahkan mendadak beroleh banyak teman
antar jamaah pun berbincang tentang ketaqwaan
dan saling berkabar perihal nasib dan rencana
begitu akrab sebagai sesama warga negara
tiada aroma curiga, tidur pun nyenyak jadinya
bermimpi surga diberikan kepada musafir di bulan puasa
                                                  
(24mei2018mentengdalamsaatdatangsebagaimusafirdikotametropolitan)




 
*****************************************************
SELALU TERINGAT MASA KKN DAN MENDADAK TERLEMPAR KE MASA REUNI (PERJUMPAAN SETELAH SEKITAR 30 TAHUN)   


selalu teringat masa KKN dan mendadak terlempar ke masa reuni
haaaa berjumpa kawan lagi tergelarlah kenangan indah tak terperi
berbincang tentang program merebut masa depan
kala itu seru saling bercurhatan di emperan perpustakaan
sambil memandang mahasiswi atau mahasiswa yang lalu lalang
dengan harapan satu di antaranya bisa diajak ke pelaminan
untuk mengolah bara-malam dengan lampu nan temaram
tiada lagi tetamu-kepo yang mengganggu
paling suara ayah-ibu yang menghitung kado satu persatu
dan tiada diksi dalam puisi siapapun yang mampu menggambarkan
saat di malam pengantin itu terpetik surga dunia yang jadi dambaan

selalu teringat masa KKN dan mendadak terlempar ke masa reuni
horeeee seperti dihantar oleh mesin waktu untuk kembali
saling tukar pengalaman-masa muda tanpa didengar anak-istri  
mengenang langkah perjuangan memang mengasyikkan
ketika isi kepala lebih banyak dimuati beragam harapan 
dengan kepalan tangan segenap perintang dihancurkan  
yang tergenggam kadang berupa realitas yang bikin ternganga
suspensi riilnya melebihi kisah dalam buku cerita  
bahkan bagai turbulensi pesawat saat membelah mega
justru dengan begitulah akan terbangun istana makna
kehidupan juga bisa dihadapi seperti memandang lautan
meski gelombangnya datang menakutkan berombak-ombak
namun wisatawan yang mengunjunginya sedemikian banyak
dan jika hantaman ombak beruntun datang
mereka sontak menjerit memang
tetapi sambil tertawa tergelak-gelak

selalu teringat masa KKN
ketika inflasi janji berhamburan
demi negara demi mengisi kemerdekaan
rupa-rupa jurus pengabdian diluncurkan
dinobatkan sebagai agen perubahan
padahal hanya dalam kata-kata
sebab kenyataannya stagnan saja  
ketika desa ditinggalkan
kehidupan kembali sediakala belaka
kecuali bagi mereka 
yang menorehkan kenangan cinta
bahkan sampai ada yang jadi prahara
dengan keluarga warga dan pak kepala desa

dan mendadak terlempar ke masa reuni
dengan tantangan hidup terkini
dengan aneka pencapaian
dengan segenap pembuktian 
dengan setapak sisa perjalanan
jika kepala dikerek ke tiang bendera
maka yang berkibar adalah  
masalah-masalah yang ada di dalamnya

(memang benar barangkali  
 bahwa tujuan kuliah itu
 adalah agar bisa KKN dan reuni
 KKN mendewasakan, REUNI bikin bahagia
 tak hanya di dunia semoga juga hingga surga
 kelak reunian lagi di Sana)

    *Tuan rumah KKN   :  Staf dan Kepala Desa Bendokaton Kidul
                                  Kecamatan TAYU Kabupaten PATI.
*Tuan rumah REUNI: Bupati dan Staf Pemda MAGELANG.


 





******************************************************* 
 SELALU INGIN MENEMANI MEREKA YANG DIPASTIKAN KALAH

selalu ingin menemani mereka yang dipastikan kalah
kekalahan bukan sekedar kemenangan yang tertunda
ia akan menjadi kemenangan selamanya
sepanjang kekalahan itu segera diterima
dengan lapang dada
dan tak perlu mencari-cari kekurangan sang pemenang
sebab bisa jadi kemenangan itu adalah ujian
bisa pula merupakan cobaan
atau bahkan berpotensi menjadi musibah
jika kemenangan itu diraih dengan cara tidak amanah  


selalu ingin menemani mereka yang dipastikan kalah
sebab sang pemenang dengan sendirinya
akan didatangi berbondong-bondong kawan
entah yang sudah lama berkenalan
dan mendampinginya di setiap perjalanan perjuangan
maupun kawan baru yang tampak murah senyuman
namun kelak akan gampang meninggalkan 
manakala sang pemenang tidak lagi  menjadi juara
dan hal itu saatnya pasti akan tiba
hanya kopi yang sepi menemani 
hingga dingin akan diseduh sendiri  


selalu ingin menemani mereka yang dipastikan kalah
menemani dengan gembira dan lapang dada
sebab berbeda dengan pilkada
kekalahan dalam sepakbola tetap bisa menerbitkan rasa bangga
apalagi jika mainnya dengan cara yang cantik
suporternya mendukung dengan dandanan menggelitik
di pipi ada tanda gambar bendera, rumbai-rumbai di kepala
kameraman tv pun dengan horny-bersemangat nge-zoom-nya
hingga gerakan pernik-pernik di sekitaran tatoo dada
drum ditabuh bertalu-talu kompak bernada


selalu ingin menemani mereka yang dipastikan kalah
dalam pilkada
kekalahan bisa dikarenakan kepedean
atau mimpi-mimpinya kejauhan  
dan memang belum layak menang  
lantas diam-diam merancang semacam balas dendam
kasak-kusuk menjatuhkan wibawa kepemimpinan
sedangkan dalam sepakbola
kekalahan selalu menyiratkan kebijaksanaan  
menghaturkan salut hormat atas kemenangan lawan
hingga Albert Camus sang ilmuwan yang digilai anak kampus
pun bilang: moralitas dan kewajiban manusia
                   bisa didapatkan dari sepakbola!!

    (27 Juni 2018, era euforia pilkada-serentak dan piala dunia-semarak)
  
 

 
***********************************************************  

SELALU AKAN TERULANG AGENDA DIAM-DIAM PARA WAKIL KONTESTAN  
selalu akan terulang agenda diam-diam para wakil kontestan
semula kompak nian hendak memberantas kemiskinan
menekuk kebodohan dan meringkus para pecundang jabatan
tugas dibagi rata dana kampanye dihitung bersama
pose foto berduanya mengandung tafsir berjuta makna
dua keluarga pun bersatu padahal belum kenal sebelumnya

selalu akan terulang agenda diam-diam para wakil kontestan
janji-janji dinarasikan dengan diksi yang serupa
langkah kaki diatur agar tidak saling mendahului
gestur muka diseragamkan bagai simponi
pemikiran dikonstruksi agar tidak terkesan mendominasi  
padahal kekuasaan itu sesungguhnya adalah persoalan pertanyaan:
seberapa besar yang kau ambil dibanding yang kau berikan*

selalu akan terulang agenda diam-diam para wakil kontestan
namun karena menjadi wakil memang bukan puncak jabatan
serupa ban pengganti jika roda meletus di perjalanan
bersatunya pun karena kalkulasi transaksi
maka gerilya diam-diam adalah pilihan solusi
manakala berseberangan harus menjadi opsi
untuk menghadapi pilkada berikutnya digelar lagi
masing-masing pun akan memiliki kompi tim sukses
sendiri-sendiri
(hanya 5 % petahana dan wakilnya yang tetap bersatu
 kata data yang dilansir Depdagri !!)

*Kutipan dari ucapan John F.Kennedy


******************************************************************** 

SELALU TERTEMBAK WAKTU SETIAP MENATAP POTRET LAMA
selalu tertembak waktu setiap menatap potret lama
pelurunya tepat bersarang di jantung perjalanan
yang belum menemukan jalan lempang
menembus pori-pori penantian tajam menikam
tidak memberikan kesempatan tunda
bahkan sedetik pun tiada jeda
selalu menyuburkan luka kenangan                                                                                                                                                   
rasanya bakal tak tersembuhkan
sebab badai angin turut mengangakan

selalu tertembak waktu setiap menatap potret lama
sasarannya adalah segala rahasia
yang bersembunyi pada setiap meriam kata
masa lalu pun terjelma dengan sangat transparan
senantiasa hadir secepat peluru senapan
memanggil-manggil untuk bertemu
guna membuat perhitungan di tikungan waktu
: janji atau tidak berjanji akan berakhir sama saja
drama kehidupan selalu berwarna
rasanya belum tunai khidmat-bakti pada ayahbunda
sedangkan usia bagai kedap-kedip lampu
yang bisa mendadak senja
dan sebuah potret adalah serupa magma
yang mampu meledakkan gunung cerita

(Terlampir foto AYAH dan ANAK YANG SEUMURAN)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

********************************************************************** 
SELALU INGIN MEMBACA, ISTRIKU YANG JUGA SUKA MEMASAK
selalu ingin membaca, istriku yang juga suka memasak
saat membaca apakah kau eja pula gumpalan kenangan kita
di masa itu lengkap dengan aneka trik pendekatanku
redup-terang sinyal yang kau cahayakan
mulur-mungkret bentangan harapan
yang buru-buru kubawa ke dalam palung mimpi
padahal esok pagi belum juga ada jawaban
masih kau simpan di relung hati bijakmu yang terdalam

Diajengku, apabila engkau tengah memasak
apakah terbayangkan juga masa lalu cita-cita
tentang mendadak aku merangkulmu dari belakang
dan segera kau lemparkan kecantikan cara memandang
sehingga telingamu begitu dekat dengan kata-kata
yang merdu-pelahan kubisikkan:
“tak usahlah kau masak pula jantung dan hatiku
 sebab sudah matang semenjak pertama kali bertemu”  
(kemudian kau indah-bergerak untuk meletakkan munthu
 dan segera kita cumbu sambal yang pedasnya selalu baru)

Istriku yang berjudul Hesti, 
senantiasalah memasak dan membaca  
karena anak-anak akan selalu berhadapan
dengan beragam kegarangan tanda tanya

                            (dalam rangka ultahnya, 25 Oktober) 

 
 
************************************************************** 

SELALU INGIN MENJADI PENGANTIN, SIAPAPUN DIA
selalu ingin menjadi pengantin, siapapun dia 
sehingga apabila datang hujan deras
bisa segera berpayung mesra bersama
berdua meniti tanjakan langkah
atau sejenak berteduh hingga titik-titik air reda
hati-hati, bisa jadi langit yang kembali terang bercahaya
adalah jebakan fatamorgana

selalu ingin menjadi pengantin, siapapun dia
sehingga akan mengalami pengalaman bertengkar
hanya dikarenakan lupa mematikan lampu kamar
atau beda selera dalam meletakkan pot bunga 
lantas saling angkat senjata, namun sejenak saja
sebab pertengkaran itu berpondasikan lempengan cinta
berbeda bila bertengkar dengan tetangga
persoalannya tidak seberapa
akan tetapi serentak menjadi omongan seluruh warga
dengan bumbu-bumbu lambe-turah masing-masing                                                                                                                                                          
merebaklah wabah budaya menguping
mendengarkannya sampai menungging
beritanya pun semakin jauh dari fakta
seperti hoax yang diracik oleh politisi yang sengit bersaing

selalu ingin menjadi pengantin, siapapun dia
supaya ada yang menyediakan obat jika tertikam luka
atau manakala malam tiba dan yang ada hanyalah sunyi
jeritan dari batin pun akan nyaring terdengar
apalagi gemuruh suara-suara hati
gelora dari jiwa juga akan jelas terbaca
apalagi alun-hasrat yang terpendam
bahkan serasa bisa berjalan di atas hening telaga
jikapun ternyata tenggelam
setidaknya yang ditinggalkan adalah irisan kisah asmara

(siapapun ingin menjadi pengantin, siapapun
hanya pengantinlah yang akan mengagetkan dunia
sang petir pun nyenyak tertidur dan lupa terjaga)  

 *Brojolan Timur Temanggung Nopember 2018  

 
*********************************************************************** 

SELALU BERKELAHI ANTARA INDONESIA DENGAN DESA SAYA

selalu berkelahi antara indonesia dengan desa saya
siapakah yang lebih dulu merasa terjaga
mengusap mata memandang warna langit
meredam angin laknat menikam mata-mata
mendengar gemuruh pergulatan tak terkata
antara indonesia dengan desa saya:
dari hari ke hari
minggu bulan tahun jam demi jam
tanpa ada yang kuasa melerai
tak peduli, saling memangsa
hingga indonesia dan desa saya lelah lunglai

(kalau indonesia menonjok, desa saya terpelanting
jika desa saya jatuh berguling-guling
indonesia menembakkan pistol mainan
dan mengajak menyulam fatamorgana harapan
kalau desa saya menuding tersebab padi tak cepat bunting
ada desir suara maling berteriak maling
“demi nglakoni modernisasi,” kelit indonesia seraya ngacir pergi)

selalu berkelahi antara indonesia dengan desa saya
suatu kali indonesia mengajak bermesraan
diacungkan semangatnya, diregangkan nalurinya
dibunyikan mesin-mesinnya, menderu luar biasa
desa saya tidak terima, tidak mau
dan bergumam: “siapakah kamu
akulah diriku, ada batas ada garis rata
jangan berbohong dari balik punggungku !!”
agaknya desa saya penuh harap
minta dirampungkan dulu pertarungan
hingga lahir sang pemenang
agar terkupas makna peradaban
                      pupus masing-masing dendam                                                                                                
siapakah yang lebih merasa jumawa
menepuk dada melempar sombong-senyuman
antara indonesia dan desa saya
getol saling memperebutkan gelanggang
media bagi menumpahkan eksistensi penampilan,
ketika desa saya kehabisan wanita, pemuda dan senjata
indonesia diam saja
(mesin-mesin adalah indonesia, pikir mereka)
indonesia mengunyah problema
mengunyah polemik dan dilematika desa saya
sebab agaknya kedua tangan raksasanya
belum mampu menggoyang gigi taringnya

(dosen dan mahasiswa menghelat seminar tentang indonesia
seminar-profan baik di kampus sini-sana maupun di negri manca
kebanyakan cuma mempermainkan tema
gaungnya mengawang di mega, menggeliat untuk sementara
lalu terpaku penuh rahasia
terlempar serba nelangsa
quo vadis tata kelola dana desa?)










                                                                                                                     *Eko Nurwindarto

Komentar