(Rindu
itu bisa-bisa merupakan penjara yang tidak memberi kebebasan bagi perasaan
untuk memerdekakan langkah. Sebab siapapun yang diserang rindu, perhatiannya
akan cenderung hanya berkutat kepada obyek yang dirindukan. Statis !! Itulah
KERINDUAN, namun berbeda dengan MERINDUKAN yang akan menghantar langkah menuju
tujuan. Bergerak, itulah kredo seseorang yang merindukan sesuatu. Merindukan kedamaian, merindukan keadilan,
merindukan kesetaraan, merindukan kebahagiaan, apapun. Ini memang debatable, sebab meletakkan KERINDUAN
dan MERINDUKAN berada dalam lautan-diksi yang bebas untuk ditafsirkan. Ranah
penafsiran akan SELALU begitu, demikian pula aktifitas SELALU yang akan
mengajak siapapun agar bergerak tiada henti. SELALU mengamati, SELALU
mencermati dan SELALU merenungi segala apa yang berseliweran dalam kehidupan,
kemudian mewujud ke dalam segenap PROSA LIRIS ini)
DAFTAR ISI
01. SELALU DITANTANG RINDU.
02. SELALU BERKAMPANYE DENGAN CARA BEGITU.
03. SELALU BERSAMA KELUARGA APAPUN KEADAANNYA.
04. SELALU DISANJUNG MERTUA.
05. SELALU BERHATI-HATI MESKIPUN ANAK-ANAK SUDAH TIDUR.
06. SELALU BERULANG MIMPI BAIK DAN BURUK SEPERTI POLITISI DAN
KEHIDUPAN.
07. SELALU TERINGAT AYAH DAN IBU DI SETIAP CERUK WAKTU.
08. SELALU BEKERJA SAMA ANTAR GENERASI DI MANA SAJA.
09. SELALU TERDENGAR KOKANG SENAPAN DI JEMBATAN KALI PROGO MALAM-
MALAM, HENDAK MENEMBAK SIAPAKAH?
10. SELALU BERDEBAR SETIAP MENDENGAR ISTRI MENANGIS.
11. SELALU INGIN MENUNDUKKAN JAKARTA.
12. SELALU BERKOMUNIKASI DENGAN PARA PENCARI MASJID.
13. SELALU DICURIGAI SEBAGAI TAMU PADAHAL DI RUMAH ALLOH.
14. SELALU TERINGAT MASA KKN DAN TIBA-TIBA TERLEMPAR KE MASA REUNI.
15. SELALU INGIN MENEMANI MEREKA YANG DIPASTIKAN KALAH.
16. SELALU AKAN TERULANG AGENDA DIAM-DIAM PARA WAKIL KONTESTAN.
17. SELALU TERTEMBAK WAKTU SETIAP MENATAP POTRET LAMA.
18. SELALU INGIN MEMBACA, ISTRIKU YANG JUGA SUKA MEMASAK.
19. SELALU INGIN MENJADI PENGANTIN, SIAPAPUN DIA.
20. SELALU BERKELAHI ANTARA INDONESIA DENGAN DESA SAYA.
09. SELALU TERDENGAR KOKANG SENAPAN DI JEMBATAN KALI PROGO MALAM-
MALAM, HENDAK MENEMBAK SIAPAKAH?
10. SELALU BERDEBAR SETIAP MENDENGAR ISTRI MENANGIS.
11. SELALU INGIN MENUNDUKKAN JAKARTA.
12. SELALU BERKOMUNIKASI DENGAN PARA PENCARI MASJID.
13. SELALU DICURIGAI SEBAGAI TAMU PADAHAL DI RUMAH ALLOH.
14. SELALU TERINGAT MASA KKN DAN TIBA-TIBA TERLEMPAR KE MASA REUNI.
15. SELALU INGIN MENEMANI MEREKA YANG DIPASTIKAN KALAH.
16. SELALU AKAN TERULANG AGENDA DIAM-DIAM PARA WAKIL KONTESTAN.
17. SELALU TERTEMBAK WAKTU SETIAP MENATAP POTRET LAMA.
18. SELALU INGIN MEMBACA, ISTRIKU YANG JUGA SUKA MEMASAK.
19. SELALU INGIN MENJADI PENGANTIN, SIAPAPUN DIA.
20. SELALU BERKELAHI ANTARA INDONESIA DENGAN DESA SAYA.
SELALU DITANTANG
RINDU
selalu
ditantang rindu untuk membuktikan
kesungguhan
janji saat dilanda sepi
apakah
akan seperti dedaunan berbentuk hati
yang
terkena angin kemudian patah-patah
ataukah
sekokoh tembok yang membentang gagah
dari
pembuluh perasaan hingga batang pikiran?
ditantang
adalah kesempatan yang sangat jantan
siapa yang menyerah duluan
tak
bakal memanggul kebanggaan
barang
siapa gagal menyusun keberanian
silakan
balik badan saja dan tak usahlah memiliki rindu
selalu
ditantang rindu
adalah
perburuan tak berkesudahan
melewati
ladang-ladang tanpa tuan
siapapun
bisa bergantian memangsa
jika
tak muncul saling pengertian,
rindu
tumbuh di jiwa untuk menguatkan
dan
membangun semangat agar menjulang
jika
kau tertimpa rasa lelah suatu ketika
bisa
segera menerjuni kolam beningnya
apabila
mendadak terserang haus pada suatu malam
terlebih
dahulu nyanyikan tembang kesetiaan
sebelum
lebur dalam rangkulan kesunyian
sebab
puncak perjalanan kerinduan
bakal
meledak ketika bertemu
dan
pada saat itu akan ada suara lirih yang merdu
SELALU
BERKAMPANYE DENGAN CARA BEGITU
selalu
berkampanye dengan cara begitu
mengulang-ulang
yang dulu pernah dijanjikan
seperti
tidak sadar karena didorong ambisi yang mengejar
memberantas
kemiskinan dipidatokan dengan gencar
menghilangkan
kebodohan katanya tak boleh ditawar
tema
seperti itu sejak zaman dulu juga sudah terlontar
berarti
kemiskinan dan kebodohan selalu abadi
rasanya
tak ada gagasan baru lagi
yang
tersaji hanyalah akting di mimbar-mimbar
untung
saja tak ada batu-batu yang dilempar
selalu
berkampanye dengan cara begitu
lebih
suka mengumbar harapan daripada memberi santunan
harapan
memang bisa ditebar kepada lebih banyak orang
sedangkan
santunan hanya untuk orang per orang
dan
tak mampu meraup suara-politik signifikan
bahkan
rakyat yang menghiba hanya kau anggap
tak
ubahnya seperti peminta-minta
lupakah
kau bahwa ketika berpidato lantang di lapangan
sebenarnya
kamu juga sedang meminta-minta suara dari warga?
(di
medan laga bergerak tim sukses serupa provokator
kau bertarung tidak seperti keberanian para
matador
dan di antara tim suksesmu ada yang menipumu
sebab mendua-bergerilya untuk yang juga memberi
sangu)
selalu
berkampanye dengan cara begitu
hei
!!, sesungguhnya apa yang sedang kau perjuangkan
bila
hanya dengan cara menyebar kaos kodian, kalender dadakan,
bendera
sablonan, lembaran recehan, empati setingan,
kosmetik-pencitraan,
senyam-senyum polesan
dan
anjangsana penuh drama nan bertabur seremonia?
Hei !!!
SELALU BERSAMA
KELUARGA APAPUN KEADAANNYA
selalu
bersama keluarga apapun keadaannya
tanpa
terasa langkah yang kita ayunkan dari teras kos-kosan
telah
sedemikian jauh mata memandang
saat
itu dengan badai-berdebar kuketuk pintu
dan
muncullah wajah bersusun kata-kata rembulan
pelukis
kondang pun takkan mampu menggoreskan perasaan
gemuruh
hati yang tak kasat mata
ledakan
jantung nan sungguh aneh sebab berirama
betapa
hebat Tuhan dalam mengirimkan tanda-tanda
semuanya
tunduk kepada segala rahasiaNYA
kemudian
di teras-rindu itu terselenggara indah-perbincangan
tentang
kebaikan pak pos dan warna-makna surat-surat kita
selalu
bersama keluarga apapun keadaannya
anak-anak
pun hadir serasa tiba-tiba
dan
berlompatan-meriah di halaman rumah
kebahagiaan
sederhana yang meruah
menendang
bola merobohkan pot-pot bunga
saling
bertengkar namun sesaat saja
tidak
seperti tetangga yang tak ikhlas saat saling bersapa
sebab
bendera partai dan calon bupatinya berbeda,
gubraaak!!!
terdengar suara benturan dan derit guliran roda
ia
bangkit kembali lantas mengayuh lebih kencang lagi
terjatuh
entah yang ke berapa kali dan langsung berdiri
anak
bungsu kita bu, yang sedang belajar naik sepeda
seperti
kehidupan yang juga penuh drama jatuh bangun
sebetapapun
elok rancangan telah kita susun
ujian-ujian
tetap mengasyikkan meski datangnya beruntun
selalu
bersama keluarga apapun keadaannya
terima
kasih sebesar gunung tertinggi di dunia
atas
segenap pengertian dari lubuk hatimu bagai telaga
ketika
kau laporkan rumah kita yang bocor karena hujan
bukan
berkata sekenanya, tidak bermaksud sebagai candaan
namun
inilah jawaban yang mampu kuberikan:
“tunggu
musim kemarau tiba, bocor itu tentu akan sirna”
dan
kau pun tersenyum sesejuk hujan itu sendiri
hujan
penghapus kemarau yang bikin menjerit para petani
semoga
kedatangan beras dari luar negeri tidak dikorupsi
seperti
dulu ketika mengimpor daging sapi
selalu
bersama keluarga seperti apapun keadaannya
maafkan
diriku ya bu,
karena
belum bisa mengajakmu ke madinah dan singapura
tapi
ini bu, aku punya gambar-gambar dan brosurnya........
**********
(Hari
Minggu ini sepulang bermain dari rumah temannya, HANNA kelas 1 SD, berceloteh:
“Yah, ayahnya temenku kok rajin masak, cuci
piring, nyapu dan ngepel lantai? Kenapa ayah kok nggak kayak ayahnya temenku itu, kenapa?!!”
“Ya ayahnya temen Hanna itu menjadi rajin
karena hidup bersama mertua.”
“Mertua itu siapa?!!”
“…………………..”)
SELALU
DISANJUNG MERTUA
selalu
disanjung mertua
sengaja
d4 Kf6 pertahanan benoni kukendorkan
binar
kemenangan di wajahnya pun merebak
padahal
bidak-bidak gambit morra e4 C5-nya
sesungguhnya
langkah yang mudah ditebak
kubiarkan
saja agar pertarungan nampak seru
sedangkan
jiwaku tertuju pada putrinya itu
silaturahim
catur ini seperti penjara
entah
hingga kapan lebur oleh waktu
betapa
aura mertua bagai dewa bermahkota
di
punggungnya terselempang senjata
selalu
disanjung mertua
melahirkan
gerakan pura-pura
diajak
ke masjid pun
sigap
dengan serta merta
sholatnya
khusyuk
tiada
terkira
sang
mertua bangga luar biasa
anak
gadisnya bakal bahagia
dipinang
menantu penuh takzim
sangat
santun, religius nan alim
(“namun
bila ternyata anakku tersia
tak
perlulah punya menantu
jika
cucu-cucuku menjadi luka
kan kutendang
pergi
sajalah kau menantu!!”)
selalu
disanjung mertua
belajar
tentang kebijaksanaan senja
kini
kata sanjung itu tak lagi bersuara
sudah
sekian waktu berlalu
dengan
upacara-sendu
digotong
orang-orang memakai keranda
**************
*****************************************************************
**********************************************************
SELALU INGIN MENUNDUKKAN JAKARTA
***************************************************************
TIP
AGAR BISA CEPAT TERTIDUR ALA HANNA
Ketika menemani Hanna yang hendak tidur,
ia berujar tentang cara dia supaya bisa cepat tertidur:
“Begini Yah, cara Hanna agar bisa cepat
merem tidur. Yaitu setelah berdoa, kedua mata dipejamkan, kemudian membayangkan
kalau Hanna itu mempunyai domba yang buanyaaaaaaak sekali. Lalu domba-domba itu
Hanna keluarkan dari kandang, dan Hanna hitung satu persatu. Nanti kalau sudah
capek menghitungnya, lama-lama akan tertidur………”
SELALU BERHATI-HATI MESKIPUN ANAK-ANAK SUDAH
TIDUR
selalu
berhati-hati meskipun anak-anak sudah tidur
sebab
kehati-hatian selalu membuahkan fokus
dalam setiap
perjuangan
namun boleh pula
perlahan-lahan
asalkan semangat
diperkuat tentu bakal teraih titik keberhasilan
sehingga esok
pagi ketika menyambut matahari
akan
tersenyum-senyum sendiri tiada henti
dan ingin
mengulanginya lagi malam nanti
selalu
berhati-hati meskipun anak-anak sudah tidur
segenap suara
pun takkan mereka dengar
terlanjur dibuai
mimpi sambil mendengkur
percengkeramaan
kita pun semakin aman tergelar
leluasa
menikmati segala yang ada
semu pipi merah
jambumu mengabarkan beragam makna
nampak puas
tiada terkira
menangkap
nada-nada
nan memuncak
memandang segala
warna
dari program
acara
yang dipancarkan
dari kotak televisi kita
sinetron, berita
dan dangdut academia
juga stand up
comedy
sehingga esok
pagi ketika menyambut matahari
masih
tersenyum-senyum sendiri
malam nanti
tetap akan mengulanginya lagi
berdua nonton tv
selalu
berhati-hati meskipun anak-anak sudah tidur
(……………………………………………..)
********************
******************************
********************
MIMPI HANNA
“Lho
kan sudah bangun, kok mau tidur lagi?”
“Tadi
Hanna mimpi indah Yah. Hanna pengin tidur lagi, mimpi indahnya belum selesai.”
(Beberapa
lama kemudian)
“Lho
kok bangun?!”
“Ternyata
mimpi Hanna buruk Yah, ada monster di rumah sebelah !!!”
SELALU BERULANG MIMPI
BAIK DAN BURUK SEPERTI POLITISI DAN KEHIDUPAN
selalu berulang mimpi baik dan buruk seperti politisi + kehidupan
sudah terlanjur memilih tetapi kinerjanya tidak sepadan
harapan
beda banget dengan program yang dikampenyekan di lapangan
padahal rakyat sudah berduyun-duyun tekun mendengarkan
diminta teriak dan kepalkan tangan mengusir kemiskinan
hampa ternyata, janji yang ditebarkan kosong belaka
pemimpin yang belum memiliki taksu negarawan
kebanyakan karena tergiur liur kekuasaan
terpikat dengan gemebyar seremoni
terpukau kepada oktopusi hirarki
senantiasa berjumawa dalam
rumbai-rumbai protokoler
ingin namanya moncer
siapapun jadi ngeper
selalu berulang mimpi baik dan buruk seperti politisi + kehidupan
sedangkan kehidupan sebenarnya sudah dipilihkan Tuhan dan
dikemas menjadi rahasia, manusia takkan mampu menerka
sedalam apapun ilmunya serta setinggi gunung manapun
hartanya, manusia hanya diminta berjalan dan kadang
tetap tak bisa memilih entah tersesat atau lurus ke
tujuan, seharusnya saling terjulur tangan-tangan
nan cantik agar tiada yang salah jalan dan
justru melangkah ke jurang hingga
menggapai-gapai pun tak bisa
apalagi menyusun mimpi
nasib terus mengalir
dan butuh tinju
berkali-kali !!
******************************
HANNA
NANCITANOVA RIFDAH dan KITAB AL QUR’AN
Bermula
dari tugas dari ibu guru kelas 1 SD-nya untuk mengumpulkan 3 gambar benda ciptaan
manusia dan 3 gambar benda ciptaan Alloh.
“Hanna,
lho kok Al Qur’an ini dimasukkan buatan manusia?”
“Itu
kan benda buatan manusia to, kayak buku?
Kertasnya juga buatan manusia,
kan?
Yang nulis huruf-hurufnya juga manusia to,
Yah?”
“Iyaaa,
tapi Alloh yang menciptakan isinya.”
“Isinya
itu apa?”
“Firman
Alloh”
“Firman
itu apa?”
“………………
”
se
SELALU TERINGAT AYAH DAN IBU DI SETIAP CERUK WAKTU
selalu teringat ayah dan ibu di setiap ceruk waktu
yang senantiasa tertegun oleh pertanyaan ingin tahu
dibalik anak yang belum ngerti apa-apa, tersimpan
makna
ayah dan ibu pun saling berebut mencoba menggemasinya
ketika tiba dewasa, ibu gantian bertanya: kapan kamu
menikah
sungguh sulit menjawabnya meski sudah dibantu isyarat
ayah
selalu teringat ayah dan ibu di setiap ceruk waktu
asam garam hidup menjadikan mereka lebih tahu
karena siklus, ayah dan ibu lahir lebih dulu
seperti halnya dosen yang nampak seperti empu
sebab lebih duluan membaca sehingga banyak kata
dan jika bersua dengan mahasiswa yang sok bergagasan
kumat rasa jumawanya seperti kuatir direbut periuk
nasinya
sebab motivasi menjadi dosen memang semata mencari
kerja
bukan hendak menangguk tinta-tinta pengetahuan
yang ditebarkan Tuhan di lautan
mahasiswa terpaksa harus tunduk atas nama adab
kesopanan
dan terjebak ke dalam labirin intelektualitas
ketimuran
mbulet tak memecahkan persoalan
selalu teringat ayah dan ibu di setiap ceruk waktu
apakah ketika memfoto-foto dan membanggakan anakmu
seketika itu pula terbayang betapa berat nan payah
ayah-ibu
dulu pada saat menggendong segala polah tingkah
lakumu?
emas-berlian kasih sayang telah ayah-ibu berikan
apakah sudah impas debu balas budi yang mereka
terima?
sekarang ayah-ibu berada di mana dan sedang apa
(dalam
hidup ini pertanyaan harus rajin dilontarkan
meskipun tidak
selalu tersedia jawaban)
***********************
SELALU BEKERJA SAMA ANTAR GENERASI
DI MANA SAJA
selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
meskipun prediksi ledakan bonus demografi dipompa
tiada henti
ketika kelak panggung kehidupan akan dikuasai
generasi muda
dari sudut ke sudut peluang menerkam dari lini ke
lini
begitukah yang bakal terjadi ataukah hanya ilusi-analisa
yang sengaja digelombangkan serupa tsunami?
selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
inilah realita ideal yang sesungguhnya terjadi
kombinasi tua-muda selalu bekerja sama
bupatinya bisa saja muda sekali
namun sekda, kabag dan kasinya tentu sudah cukup
usia
di tingkat RT pun komposisinya simetri
demikian pula dalam sebuah keluarga
ada ayah ada bayi
ada kakak ada bunda
antar generasi saling asah dan asuh tiada henti
kebersamaan adalah unikum dan kekuatan bangsa kita
selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
tua-muda pasti akan selalu ada dalam tiap lembaga
apakah mungkin dari pangdam, kasdam, aster hingga
dandim
dijabat oleh letkol semua?
bisakah kepala sekolah SD dijabat oleh yang baru
tamat PGSD?
layakkah kepala rutan diberikan kepada pegawai yang
seusia dengan
narapidana narkoba yang barusan tamat SMA?
barisan bebek pun selalu dipimpin yang tertua
sontoloyo namanya
(demi bonus demografi apakah harus ada revolusi institusi
mau ngajak berantem dengan pemuja merit system?)
selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
saling mengayomi demi kejayaan negeri
agar tidak tertinggal dari bangsa-bangsa manca
lihat!!, China pun tidak mau menyandang cap “buatan China”
lagi
mereka berkompak demi meraih “rancangan China” untuk
dunia
sudah malu meniru-niru hingga lahir hp china dan motor
china
(mungkin karena telah mengeruk laba tak terkira ya?)
genjotan kewirausahaan di negeri panda itu pun dimulai tahun 70-an
kewirausahaan yang berbasis inovasi bukan sekedar
jualan
sungguh menggiurkan 75 persen dana riset dari
perusahaan
kini mereka berkutat dengan kereta api cepat
hingga teknologi kuantum terdepan
pejabat partai dan pelaku usahanya sama-sama bervisi
tidak sekedar bersinergi yang mengandung udang di
balik batu kali
maka berkibarlah Jack Ma “Alibaba” atau Lei Jun
“Xiaomi”
mereka bak raja midas dengan kekayaan tak terperi
selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
pergantian generasi itu siklus alami
hati-hati dalam memahami “badai” bonus demografi
jangan-jangan itu setingan pawang hantu statistik luar
negeri
agar kita abadi menjadi bangsa pemamah barang konsumsi
memang benar konsumsi adalah anak kandung produksi
namun pelahan akan terjadilah timbunan kapitalisasi
yang meninggikan angka indeks gini
sebaiknya yang menjadi politisi beberapa pelakon saja
sebab hanya akan melahirkan polusi janji dan kata
berpidato di mimbar-mimbar dengan tema kadaluwarsa
negeri ini butuh nasionalis bersemangatkan
filantropi
agar gagasan yang berasal dari siapapun bisa
direalisasi
termasuk dari warga yang tanpa nama
kita butuh rekayasa yang berdampak
sistemik-patriotik segera
antar generasi bersama-sama meraih bangsa yang
digdaya
langkah zig-zag insan muda dibimbing generasi tua
yang muda mengingatkan pak tua jika hendak kesandung
cinta
sesungguhnya setiap generasi pasti mengalami zaman
disrupsi
mengapa tidak berguru kepada yang sudah pernah
mengalami?
selalu bekerja sama antar generasi di mana saja
demi terciptanya gagasan-gagasan yang membanggakan
tetapi entah kapan
sebab negara baru mampu meminta warganya
agar menjadi bakul semua
agar menjadi bakul semua
sehingga tumbuh pohon rente di mana-mana
dan ceruk margin yang selalu sibuk dikalkulasi
merebaklah sindikasi kartel dan praktek monopoli
ada pula aksi demi meraih laba, berat timbangan
dikurangi
gorengan yang tak laku kemarin dijual lagi hari ini
pemanis es cendol, gethuk dan thiwul dari gula
imitasi
jajanan anak berbenzoat serta bermicin masal
diproduksi
dan sangat digemari, racun tertimbun tanpa disadari
berpotensi merapuhkan kekokohan-batang otak
kanan
juga akan menumpulkan kilau-pisau otak kiri
kemasan produk pun dikamuflase agar teraih
keuntungan
banyak yang berjibaku memikirkan cicilan angsuran
sedekah dan kepedulian menjadi terabaikan
yang paling moncer
memang bisnis keuangan
koperasi-koperasi merebak di setiap gang
gerakan bank plecit
seperti militansi gerilyawan
sementara itu bandar narkoba tak kekurangan mangsa
bahkan membangun pabrik dari penjara ke penjara
ikut terkerek pula profesi eskapisme yang lain
misalnya mucikari online
(kewirausahaan yang kebablasan!!
antar generasi harus selalu bergandengan tangan
bebarengan meninju rintangan berkayuh ke tujuan
bonus demografi sebaiknya disambut dengan
cipta-rancang
sebab jika berleha-leha saja
ia akan datang membadai kuat-berhembus dan lewat
siapapun bakal disapu belaka dan hampa seperti
sediakala
akankah tetap setia menjadi
bangsa yang jalan di tempat?)
***********************************************
SELALU
TERDENGAR SUARA KOKANG SENAPAN DI JEMBATAN KALI PROGO MALAM-MALAM, HENDAK
MENEMBAK SIAPAKAH?
(pada
malam ini dan seterusnya, mari panjatkan doa khusyuk kita teruntuk mereka para
pejuang, baik yang bernama maupun yang lebih banyak tanpa nama*: hening cipta!!)
selalu terdengar suara kokang senapan di jembatan kali
progo
malam-malam, hendak menembak siapakah?
hampir kejlungub rasanya meniti bahu jembatan tua ketika
itu
langit berbintang suasana tintrim dan dengarlah suara apa
itu
tertangkap gelombang tangis serasa meminta ditemani
nampaknya ingin
bercerita tentang semacam duka-hati
bukan karena raganya yang roboh oleh nyalak senapan
bukan tersebab tetesan darah yang tumpah menjadi kubangan
bukan pula tentang penghargaan yang harus disematkan
“namun kenapa sekian lama kami tidak diperhatikan
jembatan itu
adalah dimana kami bersemayam
tempat menjahit luka
menganga teman-teman seperjuangan
juga berteduh dan
berbincang karena kian ditinggalkan zaman
jika pun ada teman
yang lantang meradang
dengan guyub kami redakan agar ia berhati lapang
termasuk bila pun kini jembatan rumah kami itu tumbang
entah kemudian akan berteduh di mana, kami saling menguatkan
mungkin harus bercengkerama di balik batu-batu yang tertebar
menyaksikan para pemancing yang hatinya selalu berdebar
membincangkan situasi pasar sambil mereka buang air besar,
di jembatan kali progo kami telah berjanji dengan
berjibaku
setelah dipenjara berdesak-desakan di
ruangan tanpa lampu
dan belum sembuh penat-ngilu di sekujur tubuh serta kelaparan
kami digelandang ke jembatan itu lalu satu persatu
digilir tembakan
segalanya demi mencintai negeri untuk kelanjutan generasi
dor ! dor !! dor !!! kami memang kemudian mati
namun sesungguhnya selalu masih bisa menyaksikan
polah tingkah kalian termasuk siapa yang melakukan
pembiaran kepada jembatan, sengaja kau robohkan, bukan?
sebab pembiaran itu bukan berarti lupa namun sama dengan sengaja
agar kami terbunuh dua kali dan terusir dari ingatan
zaman
dan alamlah yang dijadikan alibi perlindungan: semua
sudah kehendak Tuhan
padahal kemarin sore Tuhan bilang tidak berkehendak
demikian
kami yang lebih dekat denganNYA mendengar suara grendel pintu
surga dibuka
buat kami semua, dan belum tentu untuk mereka
yang masih berada di dunia dengan kebohongannya”
selalu terdengar suara kokang senapan di jembatan kali
progo
malam-malam, hendak menembak siapakah?
pembiaran adalah
modus operandi agar cagar budaya pelahan lapuk dan renta
semacam konspirasi resmi yang merebak di berbagai kota
sebab bila dengan sengaja dirobohkan, bakal melanggar
undang-undang negara
beda jika alam yang merobohkan, para penyandang dana pun datang
berebutan
sigap membangun kembali dengan mozaik dan ornamen yang megah nian
namun tanpa ruh dan aura semangat persatuan para pahlawan
hanya berupa tugu atau bangunan yang baru
“mengapa kami kok hanya dijadikan tempat berfoto-selfi dan diinjak-injak sepatu?”
selalu terdengar suara kokang senapan di jembatan kali
progo
malam-malam, hendak menembak siapakah?
hendak menembak siapapun hingga berdarah-darah
yang jiwa dan kepalanya tidak diisi dengan kecintaan
kepada sejarah
yang kepada warisan nenek moyang selalu melakukan
pembiaran
dengan tembakan akurat mematikan
dengan sekali kokang !!
(ekoNanCita 2018)
(JEMBATAN KALI
PROGO SANGAT BERSEJARAH. Sekitar 1200
orang ditembak oleh tentara Belanda di jembatan ini, bahkan ada yang dipenggal
kepalanya. Pembantaian massal itu
terjadi ketika agresi militer II tahun 1949.
Mereka terdiri dari masyarakat sipil dan non sipil. Jasad mereka diarahkan ke Kali Progo sehingga
air sungai menjadi merah karenanya. Sungguh tak terbantahkan, Jembatan Kali
Progo sangat bernilai sejarah tinggi)
*Sering
kita dengar sebutan “mereka yang tanpa nama”. Padahal nama-nama mereka tentu
sangat dikenal oleh ayah-ibu, anak-cucu serta segenap ahli warisnya yang saat
itu tak terbayangkan betapa tragis-sedihnya.
Sesungguhnya mereka yang tanpa nama itu sangatlah bernama untuk
Temanggung dan Indonesia!!
SELALU
BERDEBAR SETIAP MENDENGAR ISTRI MENANGIS
selalu
berdebar setiap mendengar istri menangis
ada
apa, hanya terdengar suara isaknya
duluuuuuu
sekali deru tangisnya tertumpah juga
ketika
itu setelah lamaaaaaa nian tidak bertemu
diguncang
dahsyat-rindu
rindu
nan tak bermata
tidak
hanya cinta, kerinduan kadang juga buta
maka
harus selalu diaransir agar menjadi nada
yang
berkumandang sahdu saat dinikmati bersama
sehingga
segala tombak cemburu, semua panah curiga
serta
seluruh peluru ragu-ragu melesat-kilat dan sirna
selalu
berdebar setiap mendengar istri menangis
tarikan
isaknya makin menanjak
membikin
ruang-ruang lapang di dada terasa sesak
tangis
tanpa penjelasan
mengajak
benak menebak-nebak
tersimpan
rahasia apakah gerangan
tersusun
pertanyaan-pertanyaan menggemaskan
yang
agaknya tidak buru-buru memerlukan jawaban
semoga
itu adalah tangis
disebabkan oleh perasaan asmara yang tak
berkesudahan
bukan
karena uang belanja yang belum bisa dinaikkan !!
**********************************************************
SELALU INGIN MENUNDUKKAN JAKARTA
selalu ingin menundukkan Jakarta
sehingga segenap ruang di gedung-gedung yang
menjulang
berada
dalam satu genggaman tangan
tinggal dihempaskan
atau diserupakan burung-burungan kertas
yang bebas diterbangkan ke mana arah tujuan
atau dibuat kapal mainan
dan diluncurkan ke sungai milik Jakarta sendiri
yang sengat baunya minta ampun
bikin hidung seketika terserang gerontologi
dan debu jalanan yang berhamburan bikin sakit
tenggorokan
empat hari serak tak bisa bicara apa-apa lagi
batuk-batuk bagai melahap jutaan mercuri
penjual warung pun tak mendengar ketika kupesan kopi
(dan kapal mainan itu pasti langsung melegam
tenggelam
sebab arus
sungainya tak punya kekuatan untuk menghelanya
bergerak memang tetapi seperti diam
serupa pertumbuhan jalan yang tak berbanding lurus
dengan produksi kendaraan sehingga jangan salahkan
kemacetan
mobil-mobil yang menuju aneka tujuan seperti diam di
area parkiran)
selalu ingin menundukkan Jakarta
yang nampak indah jika yang difoto adalah ruang
kerja para karyawan
sebab di mana-mana sedang mobrak-mabrik
akibat jargon: infrastruktur adalah panglima!
antar bangunan pun tak ada koordinasi warna
tersajilah aura lanskap yang semakin egoistik
kesemrawutan dan kekumuhan menjadi kembar identik
pembatas jalan-jalan tol tampak kusam
jembatan penyeberangan seperti lumutan
tampaknya Jakarta butuh menteri urusan pengecatan
atau minta bantuan kampung pelangi
dengan prestasinya yang telah mendunia
seperti pimpinan Edwin Noya
teman kuliah yang menjadi lurah di Semarang
yang bila diajak reuni selalu tergesa-gesa
sebab lebih memikirkan rakyatnya
selalu ingin menundukkan Jakarta
dari kejauhan saja kiranya bisa
sambil duduk minum teh di pagi hari
dengan men-delete semua berita soal Jakarta
dan meremas koran-koran yang memuat
tentang keculasan, tarung kepentingan, oportuniti
kronis,
akut korupsi, mafia penyelundupan, kongkalikong
mucikari,
dana partai dari kekuatan siluman,
sakral keyakinan yang dijadikan kuda tunggangan
dan tetek-bengek perselingkuhan jabatan
selalu ingin menundukkan Jakarta
dari kejauhan saja ya dari kejauhan
dan kemudian pergi memancing bersama kawan-kawan
di akhir pekan atau setiap jam dalam rangkulan
kedamaian
dalam erat semangat kekerabatan
dengan jiwa yang lapang-merdeka
di tanah kelahiran: jelas bukan Jakarta !!
(Eko Nurwindarto, Jakarta 27 Mei 2018 di bangku
depan Mega Plaza-seberang Wisma Bakrie
dalam perjalanan Patra Kuningan-Masjid Sunda Kelapa
pp)
***************************************************************
SELALU
BERKOMUNIKASI DENGAN PARA PENCARI MASJID
selalu
berkomunikasi dengan para pencari masjid
masjid
mana saja yang menyediakan santapan sahur dan buka puasa
diburu
hingga di jauh sana
meski
takjil yang didapat hanya empat buah gorengan
dengan
segelas teh agak manis dan air mineral sumbangan dari “dermawan”
yang
menjelang tarawih nama-namanya diumumkan
selalu
berkomunikasi dengan para pencari masjid
yang
saling hapal gestur masing-masing
bila
perut sudah bernada keroncongan
tengok
sana tengok ke sanaaa lagi menunggu marbot melambaikan ajakan
ikut
berakting khusyuk saat doa-doa dilantunkan
dan
ketika tanda buka bersuara
dilahapnya
semua dengan serta-merta
sambil
membandingkan di masjid sana hidangannya lebih beraneka rupa
selalu
berkomunikasi dengan para pencari masjid
maghrib
itu bertemulah dengan seseorang yang barusan kena PHK:
“Dari
mana?”
“Tolong
tambahkan pertanyaannya: terus mau ke mana?”
“Dari
mana lantas mau ke mana?”
“Dari
buka ke sahur, dari sahur ke buka!!”
“Ingin
khusyuk iktikaf rupanya?”
“Bukan,
makanan inilah berkah-konkrit di bulan puasa”
“Bagaimana
jika sudah tiba idhul fitri?”
“Saat
ini jangan tanyakan itu, sebab ngeri!!”
“Tidak
ingin ketemu anak-istri?”
“Mari
kita merapat, tarawih segera dimulai”
“Sampai
jumpa di saat sahur nanti”
“Mau
pulang ke Jawa esok pagi?”
“Titip
Jakarta ini ya, Bang…kapan-kapan deh ke sini lagi
sebagai
turis bersama anak-istri”
(26mei2018sundakelapaketikaorangberbondongbondongdatang
kemasjiduntukberburumakananyangmemangberhamburanserta
banyakorangyanglebihsukamengobrolkantentangdirinyasendiri)
JAKARTA
(4): !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
SELALU DICURIGAI SEBAGAI TAMU PADAHAL DI RUMAH ALLOH
selalu
dicurigai sebagai tamu padahal di rumah Alloh
terutama
di masjid yang ceramahnya menyentil perihal negara
ustadnya
bertausiah sembari menggelorakan haluan politiknya
padahal
hanya ingin numpang singgah-tidur sementara
esok
hendak meneruskan perjalanan membelah kemungkinan
menurutkan
langkah mengikuti gelombang gagasan
dengan
mengacu kepada lazim “aturan”, ktp-ku dia simpan
dan
diberitahukan bahwa bisa diambil pada tukang adzan
seraya
berpesan: kami tidak marah cuma kini zaman fitnah!!
selalu
dicurigai sebagai dermawan padahal di rumah Alloh
pada
dus nasi yang dibagikan diterakan logo perusahaan
ini
pasti strategi dari tim pemasaran
mem-branding
lembaga dengan bungkus amalan
tak
ubahnya foto almarhum yang dicetak di buku yasinan
dan
digandakan berkat inisiatif keluarga tersayang
dengan
harapan agar deras menuai pahala
yang
tak berkesudahan sambil “ongkang-ongkang”
atau
seperti menghibahkan berlapis sajadah kepada masjid
bakal
tenang nian setiap ada yang sholat di sajadah itu
nan
tak terhitung ganjaran yang akan menunggu
sehingga
tumbuh tebaran pemikiran:
kenapa
harus berderma kepada peminta yang benar-benar kelaparan?
mengapa
mesti bersedekah kepada yang memang membutuhkan?
(teringat
cerita guru ngaji yang dihadiahi baju koko berkali-kali
sedangkan hari itu istrinya belum menanak
nasi)
namun
tidak selalu dicurigai meskipun di rumah Alloh
terutama
pada masjid yang ustadnya berceramah tentang keimanan
mengenai
hakekat beribadah, perkara barokah dan kemanusiaan,
perihal
tahsin bacaan Al-Quran satu persatu maju seperti ujian
mau
tidur sebulan dipersilakan, hendak mandi berkali-kali diperbolehkan
sholat
pun jadi khusyuk bahkan mendadak beroleh banyak teman
antar
jamaah pun berbincang tentang ketaqwaan
dan
saling berkabar perihal nasib dan rencana
begitu
akrab sebagai sesama warga negara
tiada
aroma curiga, tidur pun nyenyak jadinya
bermimpi
surga diberikan kepada musafir di bulan puasa
(24mei2018mentengdalamsaatdatangsebagaimusafirdikotametropolitan)
*****************************************************
SELALU TERINGAT MASA KKN DAN MENDADAK
TERLEMPAR KE MASA REUNI (PERJUMPAAN SETELAH SEKITAR 30 TAHUN)
selalu teringat masa KKN dan
mendadak terlempar ke masa reuni
haaaa berjumpa kawan lagi
tergelarlah kenangan indah tak terperi
berbincang tentang program
merebut masa depan
kala itu seru saling bercurhatan
di emperan perpustakaan
sambil memandang mahasiswi atau
mahasiswa yang lalu lalang
dengan harapan satu di antaranya bisa
diajak ke pelaminan
untuk mengolah bara-malam dengan
lampu nan temaram
tiada lagi tetamu-kepo yang
mengganggu
paling suara ayah-ibu yang
menghitung kado satu persatu
dan tiada diksi dalam puisi
siapapun yang mampu menggambarkan
saat di malam pengantin itu
terpetik surga dunia yang jadi dambaan
selalu teringat masa KKN dan
mendadak terlempar ke masa reuni
horeeee seperti dihantar oleh
mesin waktu untuk kembali
saling tukar pengalaman-masa muda
tanpa didengar anak-istri
mengenang langkah perjuangan
memang mengasyikkan
ketika isi kepala lebih banyak dimuati
beragam harapan
dengan kepalan tangan segenap
perintang dihancurkan
yang tergenggam kadang berupa
realitas yang bikin ternganga
suspensi riilnya melebihi kisah dalam
buku cerita
bahkan bagai turbulensi pesawat
saat membelah mega
justru dengan begitulah akan
terbangun istana makna
kehidupan juga bisa dihadapi seperti
memandang lautan
meski gelombangnya datang
menakutkan berombak-ombak
namun wisatawan yang
mengunjunginya sedemikian banyak
dan jika hantaman ombak beruntun
datang
mereka sontak menjerit memang
tetapi sambil tertawa tergelak-gelak
selalu teringat masa KKN
ketika inflasi janji berhamburan
demi negara demi mengisi kemerdekaan
rupa-rupa jurus pengabdian
diluncurkan
dinobatkan sebagai agen perubahan
padahal hanya dalam kata-kata
sebab kenyataannya stagnan saja
ketika desa ditinggalkan
kehidupan kembali sediakala
belaka
kecuali bagi mereka
yang menorehkan kenangan cinta
bahkan sampai ada yang jadi
prahara
dengan keluarga warga dan pak
kepala desa
dan mendadak terlempar ke masa
reuni
dengan tantangan hidup terkini
dengan aneka pencapaian
dengan segenap pembuktian
dengan setapak sisa perjalanan
jika kepala dikerek ke tiang bendera
maka yang berkibar adalah
masalah-masalah yang ada di dalamnya
(memang benar barangkali
bahwa
tujuan kuliah itu
adalah agar bisa KKN dan reuni
KKN mendewasakan, REUNI bikin bahagia
tak
hanya di dunia semoga juga hingga surga
kelak reunian lagi di Sana)
*Tuan rumah KKN :
Staf dan Kepala Desa Bendokaton Kidul
Kecamatan
TAYU Kabupaten PATI.
*Tuan rumah REUNI: Bupati dan Staf Pemda
MAGELANG.
*******************************************************
SELALU
INGIN MENEMANI MEREKA YANG DIPASTIKAN KALAH
selalu
ingin menemani mereka yang dipastikan kalah
kekalahan
bukan sekedar kemenangan yang tertunda
ia
akan menjadi kemenangan selamanya
sepanjang
kekalahan itu segera diterima
dengan
lapang dada
dan
tak perlu mencari-cari kekurangan sang pemenang
sebab
bisa jadi kemenangan itu adalah ujian
bisa
pula merupakan cobaan
atau
bahkan berpotensi menjadi musibah
jika
kemenangan itu diraih dengan cara tidak amanah
selalu
ingin menemani mereka yang dipastikan kalah
sebab
sang pemenang dengan sendirinya
akan
didatangi berbondong-bondong kawan
entah
yang sudah lama berkenalan
dan
mendampinginya di setiap perjalanan perjuangan
maupun
kawan baru yang tampak murah senyuman
namun
kelak akan gampang meninggalkan
manakala
sang pemenang tidak lagi menjadi juara
dan
hal itu saatnya pasti akan tiba
hanya
kopi yang sepi menemani
hingga
dingin akan diseduh sendiri
selalu
ingin menemani mereka yang dipastikan kalah
menemani
dengan gembira dan lapang dada
sebab
berbeda dengan pilkada
kekalahan
dalam sepakbola tetap bisa menerbitkan rasa bangga
apalagi
jika mainnya dengan cara yang cantik
suporternya
mendukung dengan dandanan menggelitik
di
pipi ada tanda gambar bendera, rumbai-rumbai di kepala
kameraman
tv pun dengan horny-bersemangat nge-zoom-nya
hingga
gerakan pernik-pernik di sekitaran tatoo dada
drum
ditabuh bertalu-talu kompak bernada
selalu
ingin menemani mereka yang dipastikan kalah
dalam
pilkada
kekalahan
bisa dikarenakan kepedean
atau
mimpi-mimpinya kejauhan
dan
memang belum layak menang
lantas
diam-diam merancang semacam balas dendam
kasak-kusuk
menjatuhkan wibawa kepemimpinan
sedangkan
dalam sepakbola
kekalahan
selalu menyiratkan kebijaksanaan
menghaturkan
salut hormat atas kemenangan lawan
hingga
Albert Camus sang ilmuwan yang digilai anak kampus
pun
bilang: moralitas dan kewajiban manusia
bisa didapatkan dari sepakbola!!
(27 Juni 2018, era euforia pilkada-serentak
dan piala dunia-semarak)
***********************************************************
SELALU AKAN TERULANG AGENDA DIAM-DIAM PARA WAKIL
KONTESTAN
selalu
akan terulang agenda diam-diam para wakil kontestan
semula
kompak nian hendak memberantas kemiskinan
menekuk
kebodohan dan meringkus para pecundang jabatan
tugas
dibagi rata dana kampanye dihitung bersama
pose
foto berduanya mengandung tafsir berjuta makna
dua
keluarga pun bersatu padahal belum kenal sebelumnya
selalu
akan terulang agenda diam-diam para wakil kontestan
janji-janji
dinarasikan dengan diksi yang serupa
langkah
kaki diatur agar tidak saling mendahului
gestur
muka diseragamkan bagai simponi
pemikiran
dikonstruksi agar tidak terkesan mendominasi
padahal
kekuasaan itu sesungguhnya adalah persoalan pertanyaan:
seberapa
besar yang kau ambil dibanding yang kau berikan*
selalu
akan terulang agenda diam-diam para wakil kontestan
namun
karena menjadi wakil memang bukan puncak jabatan
serupa
ban pengganti jika roda meletus di perjalanan
bersatunya
pun karena kalkulasi transaksi
maka
gerilya diam-diam adalah pilihan solusi
manakala
berseberangan harus menjadi opsi
untuk
menghadapi pilkada berikutnya digelar lagi
masing-masing
pun akan memiliki kompi tim sukses
sendiri-sendiri
(hanya
5 % petahana dan wakilnya yang tetap bersatu
kata data yang dilansir Depdagri !!)
*Kutipan
dari ucapan John F.Kennedy
********************************************************************
SELALU
TERTEMBAK WAKTU SETIAP MENATAP POTRET LAMA
selalu tertembak waktu setiap menatap potret lama
pelurunya tepat bersarang di jantung perjalanan
yang belum menemukan jalan lempang
menembus pori-pori penantian tajam menikam
tidak memberikan kesempatan tunda
bahkan sedetik pun tiada jeda
selalu menyuburkan luka kenangan
rasanya bakal tak tersembuhkan
sebab badai angin turut mengangakan
selalu tertembak waktu setiap menatap potret lama
sasarannya adalah segala rahasia
yang bersembunyi pada setiap meriam kata
masa lalu pun terjelma dengan sangat transparan
senantiasa hadir secepat peluru senapan
memanggil-manggil untuk bertemu
guna membuat perhitungan di tikungan waktu
: janji atau tidak berjanji akan berakhir sama saja
drama kehidupan selalu berwarna
rasanya belum tunai khidmat-bakti pada ayahbunda
sedangkan usia bagai kedap-kedip lampu
yang bisa mendadak senja
dan sebuah potret adalah serupa magma
yang mampu meledakkan gunung cerita
(Terlampir foto AYAH dan ANAK YANG SEUMURAN)
**********************************************************************
SELALU INGIN MEMBACA, ISTRIKU YANG JUGA SUKA MEMASAK
selalu ingin membaca, istriku yang juga suka memasak
saat membaca apakah kau eja pula gumpalan kenangan kita
di masa itu lengkap dengan aneka trik pendekatanku
redup-terang sinyal yang kau cahayakan
mulur-mungkret bentangan harapan
yang buru-buru kubawa ke dalam palung mimpi
padahal esok pagi belum juga ada jawaban
masih kau simpan di relung hati bijakmu yang terdalam
Diajengku, apabila engkau tengah memasak
apakah terbayangkan juga masa lalu cita-cita
tentang mendadak aku merangkulmu dari belakang
dan segera kau lemparkan kecantikan cara memandang
sehingga telingamu begitu dekat dengan kata-kata
yang merdu-pelahan kubisikkan:
“tak usahlah kau masak pula jantung dan hatiku
sebab sudah matang semenjak pertama
kali bertemu”
(kemudian kau indah-bergerak untuk meletakkan munthu
dan segera kita cumbu sambal yang pedasnya
selalu baru)
Istriku yang berjudul Hesti,
senantiasalah memasak dan membaca
karena anak-anak akan selalu berhadapan
dengan beragam kegarangan tanda tanya
(dalam rangka ultahnya, 25 Oktober)
**************************************************************
SELALU INGIN MENJADI
PENGANTIN, SIAPAPUN DIA
selalu ingin menjadi pengantin, siapapun dia
sehingga apabila datang hujan deras
bisa segera berpayung mesra bersama
berdua meniti tanjakan langkah
atau sejenak berteduh hingga titik-titik air reda
hati-hati, bisa jadi langit yang kembali terang bercahaya
adalah jebakan fatamorgana
selalu ingin menjadi pengantin, siapapun dia
sehingga akan mengalami pengalaman bertengkar
hanya dikarenakan lupa mematikan lampu kamar
atau beda selera dalam meletakkan pot bunga
lantas saling angkat senjata, namun sejenak saja
sebab pertengkaran itu berpondasikan lempengan cinta
berbeda bila bertengkar dengan tetangga
persoalannya tidak seberapa
akan tetapi serentak menjadi omongan seluruh warga
dengan bumbu-bumbu lambe-turah masing-masing
merebaklah wabah budaya menguping
mendengarkannya sampai menungging
beritanya pun semakin jauh dari fakta
seperti hoax yang diracik oleh politisi yang sengit bersaing
selalu ingin menjadi pengantin, siapapun dia
supaya ada yang menyediakan obat jika tertikam luka
atau manakala malam tiba dan yang ada hanyalah sunyi
jeritan dari batin pun akan nyaring terdengar
apalagi gemuruh suara-suara hati
gelora dari jiwa juga akan jelas terbaca
apalagi alun-hasrat yang terpendam
bahkan serasa bisa berjalan di atas hening telaga
jikapun ternyata tenggelam
setidaknya yang ditinggalkan adalah irisan kisah asmara
(siapapun ingin menjadi pengantin, siapapun
hanya pengantinlah yang akan mengagetkan dunia
sang petir pun nyenyak tertidur dan lupa terjaga)
*Brojolan Timur Temanggung Nopember
2018
***********************************************************************
SELALU BERKELAHI
ANTARA INDONESIA DENGAN DESA SAYA
selalu berkelahi
antara indonesia dengan desa saya
siapakah yang
lebih dulu merasa terjaga
mengusap mata
memandang warna langit
meredam angin
laknat menikam mata-mata
mendengar
gemuruh pergulatan tak terkata
antara indonesia
dengan desa saya:
dari
hari ke hari
minggu
bulan tahun jam demi jam
tanpa
ada yang kuasa melerai
tak
peduli, saling memangsa
hingga
indonesia dan desa saya lelah lunglai
(kalau indonesia
menonjok, desa saya terpelanting
jika desa saya
jatuh berguling-guling
indonesia
menembakkan pistol mainan
dan mengajak menyulam
fatamorgana harapan
kalau desa saya
menuding tersebab padi tak cepat bunting
ada desir suara
maling berteriak maling
“demi
nglakoni modernisasi,” kelit indonesia seraya ngacir pergi)
selalu berkelahi
antara indonesia dengan desa saya
suatu kali indonesia
mengajak bermesraan
diacungkan
semangatnya, diregangkan nalurinya
dibunyikan
mesin-mesinnya, menderu luar biasa
desa saya tidak
terima, tidak mau
dan bergumam: “siapakah kamu
akulah
diriku, ada batas ada garis rata
jangan
berbohong dari balik punggungku !!”
agaknya desa
saya penuh harap
minta
dirampungkan dulu pertarungan
hingga lahir
sang pemenang
agar terkupas
makna peradaban
pupus
masing-masing dendam
siapakah yang
lebih merasa jumawa
menepuk dada
melempar sombong-senyuman
antara indonesia
dan desa saya
getol saling
memperebutkan gelanggang
media bagi
menumpahkan eksistensi penampilan,
ketika desa saya
kehabisan wanita, pemuda dan senjata
indonesia diam
saja
(mesin-mesin
adalah indonesia, pikir mereka)
indonesia
mengunyah problema
mengunyah
polemik dan dilematika desa saya
sebab agaknya
kedua tangan raksasanya
belum mampu
menggoyang gigi taringnya
(dosen dan
mahasiswa menghelat seminar tentang indonesia
seminar-profan
baik di kampus sini-sana maupun di negri manca
kebanyakan cuma
mempermainkan tema
gaungnya
mengawang di mega, menggeliat untuk sementara
lalu terpaku
penuh rahasia
terlempar serba
nelangsa
quo vadis tata
kelola dana desa?)
*Eko Nurwindarto
Komentar
Posting Komentar