AjariKamiMenulisPuisi edisi 01
(Selain Rimba Puisi Temanggung yang bertema khusus temanggungan, rubrik baru AjariKamiMenulisPuisi ini akan menampung puisi-puisi ANEKA GAYA dan bertema umum. Tema kehidupan memang liar bahkan kadang terasa kurang ajar dan bandwidth-nya pun sedemikian lebar tertebar. Puisi adalah kehidupan. Dan kehidupan tidak seperti sapi pedati, sebab dicambuk atau tidak kehidupan akan tetap kencang berlari. Olehkarenanya butuh kendali, dan kendali itu adalah puisi yang menyadarkan bahwa hidup itu seharusnya tiada henti belajar. Belajar dan terus belajar kapan lulusnya, biar Tuhanlah yang menyediakan soal-soal lengkap dengan yudicium-nya. Puisi juga sebagai media untuk bercakap-cakap dengan Tuhan, alam lingkungan dan panjenengan !!)
Puisi yang tampil perdana adalaaaaaaah !!! :
(PUISI SEKARANG)
MERABA DAN TERJATUH
Meraba dan terjatuh
tak sempat berteriak
terasing dari kehendak
tidak kuasa berpijak
hanya keluh kesah
mengalir banjir dalam darah
Yang meraba kemudian terjatuh
dan tak sempat mengeluh
tak kuasa mengaduh
hanyalah gambaran keabadian
yang patah-patah
Meraba dan terjatuh
aku sendirian
menghitung pengorbanan
(PUISI KETIKA SMA)
SAJAK CINTA
gemetaran jemari mencoretkan sebaris nama
di lembar-lembar buku harian
meski tatapanmu pasti
mendadak langit gelap
ruanganku gelap
kalimat awal tak terbaca sudah
aku gusar
namun tetap kutulis jua
selagi kau ada
entah tak terbaca entah terbaca
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
(PUISI SEKARANG)
(PUISI KETIKA SMA)
SAJAK CINTA
gemetaran jemari mencoretkan sebaris nama
di lembar-lembar buku harian
meski tatapanmu pasti
mendadak langit gelap
ruanganku gelap
kalimat awal tak terbaca sudah
aku gusar
namun tetap kutulis jua
selagi kau ada
entah tak terbaca entah terbaca
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
(PUISI SEKARANG)
BERBONEKA-BONEKA
berboneka-boneka di atap
wajah tertutup tiarap
patung bercermin, topeng-topeng siapa
mendaki keterasingan udara
berjuta tangan menggapai
hati kokoh tak terbuka
hampa hujan
hampa dendang
hampa angin
hampa jiwa
berboneka-boneka
gemuruh industri
dahsyat berbaja-baja
ladang kembara
menguak tabir pikiran
yang diberhalakan
haus hujan
haus dendang
haus angin
haus jiwa
berboneka-boneka
Tuhan setia mengukir manusia
di hanyut malam
perempuan
(di-remake 2017)
(PUISI KETIKA SMA)
KITA TIDAK TAHU
kita tidak tahu bahwa kita ini ditipu
lantaran kita tidak pernah tahu
sebab kita-kita ini goblok, apa tahu itu
kalau disuruh kita ini mati
mungkin juga kita tidak tahu
apa mati itu
juga kita tidak tahu
bahwa kita itu hidup
tetapi tentu pula kita tidak tahu
apa hidup itu
lantaran kita ini hidup tertipu
juga kita tidak tahu
apa tertipu itu
kita tertipu karena goblok
tapi kita pasti tidak tahu
apa goblok itu
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
_____________________________________________________________
(PUISI KETIKA SMA)
KITA TIDAK TAHU
kita tidak tahu bahwa kita ini ditipu
lantaran kita tidak pernah tahu
sebab kita-kita ini goblok, apa tahu itu
kalau disuruh kita ini mati
mungkin juga kita tidak tahu
apa mati itu
juga kita tidak tahu
bahwa kita itu hidup
tetapi tentu pula kita tidak tahu
apa hidup itu
lantaran kita ini hidup tertipu
juga kita tidak tahu
apa tertipu itu
kita tertipu karena goblok
tapi kita pasti tidak tahu
apa goblok itu
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
_____________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 02
(PUISI SEKARANG)
SIAPAKAH INDONESIA SIAPAKAH DESA SAYA
siapakah yang lebih dulu merasa terjaga
mengusap mata memandang warna langit
meredam angin laknat menikam mata-mata
mendengar pergulatan tak terkata
antara indonesia dengan desa saya:
dari hari ke hari
minggu bulan tahun jam demi jam
tanpa ada yang kuasa melerai
tak peduli, saling memangsa
hingga indonesia dan desa saya lelah lunglai
(kalau indonesia menonjok, desa saya terpelanting
jika desa saya jatuh berguling-guling
indonesia menembakkan pistol mainan
dan mengajak menyulam fatamorgana harapan
kalau desa saya menuding tersebab padi tak cepat bunting
ada desir suara maling berteriak maling
"demi nglakoni modernisasi" kelit indonesia seraya ngacir pergi)
suatu kali indonesia mengajak bermesraan
diacungkan semangatnya, diregangkan nalurinya
dibunyikan mesin-mesinnya, menderu luar biasa
desa saya tidak terima, tidak mau
dan bergumam:
siapakah kamu
akulah diriku
ada batas ada garis rata
jangan berbohong dari balik punggungku"
agaknya desa saya penuh harap
minta dirampungkan dulu pertarungan
hingga lahir sang pemenang
agar terkupas makna peradaban
pupus masing-masing dendam)
siapakah yang lebih merasa jumawa
menepuk dada melempar sombong-senyuman
antara indonesia dan desa saya
getol saling memperebutkan gelanggang
media bagi menumpahkan eksistensi penampilan
ketika desa saya kehabisan wanita, pemuda dan senjata
indonesia diam saja
(mesin-mesin adalah indonesia, pikir mereka)
indonesia mengunyah problema
mengunyah polemik dan dilematika desa saya
sebab agaknya kedua tangan raksasanya
belum mampu menggoyang gigi taringnya
(dosen dan mahasiswa menghelat seminar tentang desa saya
seminar-profan baik di kampus sini-sana maupun di negri manca
kebanyakan cuma mempermainkan tema
gaungnya mengawang di mega
menggeliat untuk sementara
lalu terpaku penuh rahasia
terlempar serba nelangsa
quo vadis tata kelola dana desa?)
(PUISI KETIKA SMA)
KITA BUKA
kita buka
sayap-sayap
melebarkan bidang dan sudut
mengaitkan barisan bulan
kita buka
lembar-lembar
membaca dua ribu huruf
tatap yang tajam
kembang-kembang yang bertengger
menepis terik mataharai
di atap rumah
kita buka
hati
biar rumput membuahkan bunga
membaringkan layu di tikar persada
mekar
tumbuh lebat di dua dinding hati
dan lalu kita berganti menatap
diri kita sendiri
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 03
(PUISI SEKARANG)
KAU TARIKAN PENJELAJAHAN IKLIM DAN RUANG
menari-nari hentakkan hati
kaki-kaki terhenti,
tiada sedenting suara pun
tiada setapak pun langkah
kecuali tarian-tarian di panggung pendakian
kau bentangkan seluruh tangga harapan
kau rentangkan segenap jangkauan
tiada yang kau darahkan
kecuali di dinding-dinding ruang
tanpa hawa rangsangan
tanpa iklim persaudaraan
siapa yang mabuk menari
siapa yang suntuk menari-nari
kecuali diriku
beserta siapapun yang hanya berani diam
menggelombangkan sabetan selendang
gemetar belulangku
tak Kau tunjuk saja segera
untuk berlaga
merampungkan pertarungan nasib
dan carut-marut perkelahian tanpa
batas senja
gemulai menari-nari
dihembus waktu
tarian apakah gerangan
siapapun tak mampu tahu
kecuali berbisik di ruang hati
dan segera berlalu
KAU TARIKAN PENJELAJAHAN IKLIM DAN RUANG
menari-nari hentakkan hati
kaki-kaki terhenti,
tiada sedenting suara pun
tiada setapak pun langkah
kecuali tarian-tarian di panggung pendakian
kau bentangkan seluruh tangga harapan
kau rentangkan segenap jangkauan
tiada yang kau darahkan
kecuali di dinding-dinding ruang
tanpa hawa rangsangan
tanpa iklim persaudaraan
siapa yang mabuk menari
siapa yang suntuk menari-nari
kecuali diriku
beserta siapapun yang hanya berani diam
menggelombangkan sabetan selendang
gemetar belulangku
tak Kau tunjuk saja segera
untuk berlaga
merampungkan pertarungan nasib
dan carut-marut perkelahian tanpa
batas senja
gemulai menari-nari
dihembus waktu
tarian apakah gerangan
siapapun tak mampu tahu
kecuali berbisik di ruang hati
dan segera berlalu
(PUISI KETIKA SMA)
KELAK BILA TAHUN 2500
kelak bila tahun 2500
aku tak akan peduli lagi pada segala bentuk
kehidupan pendek
kemiskinan panjang
bodi manusia
kaki pendek
tangan panjang
aku tak akan peduli lagi pada segala bentuk
hari pendek
hutang negara panjang
aku tak akan peduli lagi pada segala-galanya
usia pendek
kemarau panjang
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 04
(PUISI SEKARANG)
NAMAMU JENAZAH
(namamu kini: jenazah alias almarhum
tak lagi "Si Gadis kembang Lambe"
bukan lagi "Sang Pria Harum"
meski tanpa darah
kau pasrah terlempar ke tanah
kerna saat Malaekat Tuhan menjemputmu
kau tak mampu bilang: ogah ah......)
tengah naik bus
mata putih-hitam yang mengatup
mata jenazah-jenazah
bus jenazah
--sang ibu bilang jahanam
anaknya hilang
belum sarjana-belum bermakna
padahal sang ibu ingin sekali jadi mertua
melengkapkan kehidupan
untuk merebut hari depan
--si gadis pun menangis
tetes-tetes air mata
kuyub duka, kecewa
ia belum dicumbu mesra
dalam naik bus
orang-orang tergesa
berwajah tak rela
yang berbaring: o, alah.......
namamu jenazah
(sang manusia sudah terbuka pasrah
mengirim doa-doa
dari segenap masjid dan segebung upacara
dengan merdu beserta rindu
masih juga tersimpangsiurkan oleh surga-neraka
artinya: takkah seluruh insan alim ke surga
takkah seluruh ayam kampus ke neraka?
o, manusia gagal menyimpulkan batas rahasia)
*sebelum menjenazah
mbakyumu memang ayu
berjuta pandang pria melesat ke lekuk-raganya
tetapi sungguh terseret derita
mbakyumu terjebak oleh lelaki yang kehilangan rindu
*tengah berjalan
menguak keserbamungkinan
menatap dunia
melupakan alam baka
o, aku tak kuasa
sang harapan lenyap dari wajah
mendengar ayah seorang teman sepermainan
:selagi menjadi tersangka korupsi
menjenazah di tahanan !!!
(betapa sulit menerbitkan rasa iba
padahal kematian bukan seperti matahari
yang petang tenggelam esok terbit lagi
kematian adalah milik Alam
kita hanya punya kesadaran
sedang kita milik Keadaan
yang sering membanting dan mengalahkan)
kalau satu manusia roboh jadi jenazah
orang sekampung merajut sandiwara
orang sekampung pura-pura duka
mengantar ia-menggotongnya
namun tak sampa ke alam baka
meski hanya untuk merenungi suasananya
bahkan dengan tertawa dan melipat tangan
ada yang tersenyum-sengak pula
seperti tak akan mengalami
seperti akan hidup selamanya
membiarkan jenazah tersuruk nelangsa,
sebagian yang lain ngrasani lelakon jenazah
bahkan ada yang mendadak menggelar reuni
dengan teman lama seraya cipika-cipiki
dan saudara jenazah yang dari jauh datang
saling berbisik tentang pembagian warisan
sehabis penguburan pun
orang-orang kembali
kepada kehidupan sediakala
("maka bila melihat jenazah
adik-adik tidak perlu menjerit: hiiiiiiiiiiii....!!!!!)
(PUISI KETIKA SMA)
KEPADA MELATI
kupanah dengan daun ilalang
mega duka yang bergayut di wajahmu
agar kilat yang kau pancarkan
terang merambati hatiku
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
___________________________________________________________
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
___________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 05
(PUISI SEKARANG)
DIAJENG IBU
(episode 1)
Ibu, marahkah kepadaku
ketika kusembunyikan gelung-kondemu
sebab bergerak-gerak lucu
kau cubit aku, pipiku memerah tersipu
tak tahu kalau arisan, senam, rapat
dan upacara-upacara itu
sungguh membelenggu ketergesaan hidupmu
kutinggalkan halaman rumah dan kebun kita
bukan karena mangga, jambu, pepaya
dan bunga-bunga sering dicuri kawan-kawan
biarlah mereka menikmati kenangan masa kanak terbentang
kadang keadilan dirumuskan seperti membalik telapak tangan
seperti bulan yang timbul tenggelam
biarlah, toh aku tidak memetik dan menelan
biarin, toh ibu sedang melayang-terbang, terbang
(kalau kau paksakan jua segenap keinginanmu
pemberontakan itu akan tetap kulakukan
sebab rencana-besarmu bukanlah pikiranku
pikiranmu bukanlah cita-citaku
meski perasaanmu sebagai samodra peneduhku
yang senantiasa dalam genggaman hidup-matiku
dan perasaanku adalah belahan dari deru-nafasmu
sejatinya dirimu merupakan bagian dari masa lalu abad depan
yang hendak kutantang
sedangkan masa kini memang harus kita olah bersama
sebab tak ada keharusan lain kecuali sungkem padamu
walau masa kiniku sesungguhnya sudah berbeda)
sengaja aku sering merepotkan
supaya engkau tahu bahwa jiwa-ragamu adalah lautan-ibu
dan karena kuingin selalu menghangatkan lukisan kehidupan
yang telah-berdarah kau torehkan di kedalaman inti-jiwaku
sehingga mampu kuterjemahkan "harus bagaimana" berjuang
"seperti apa" kepasrahan, "mengapa mesti" putus asa
dan "kapan seharusnya" jatuh cinta
(terbayang masa bocah ketika kau suapi aku dengan seribu lagu
piweling, tanda-tanda dunia dan nasi bubur yang mengenyangkan
sorry ya bu, ketika itu aku sambil pipis di pangkuan)
aku pun senantiasa rindu merenungi sejuk-sakral kata-katamu
bahkan juga jeweran
dan kesombonganmu bahwa hanya kau yang melahirkanku
bahwa cuma kau yang melindungi ubunku dari paku-paku
meski pada akhirnya hidupku adalah milikku
nasibku kepunyaan otot-ototku
namun cinta-heningku pun tak bakal tenggelam, Bu
tak akan tenggelam
betapa luas rentang kumandang lapang-jagad maafmu
lebihMenampak dari ibu-ibu siapapun
lebihTajam lebihDalam lebihCinta
lebihSukma lebihJiwa lebihDarah
lebihDekap lebihPisau lebih Lekat
(PUISI KETIKA SMA)
ORANG-ORANG
di mana-mana banyak orang
di tahanan
di wc
di semak
di lapangan
di mobil
di kursi-kursi
di makam
di hotel
di atap
di mana saja
persoalannya: tertampungkah di surga?
(dicuplik dari Kumpulan sajak PARKIR)
_________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 06
(PUISI SEKARANG)
SERATUS PERKELAHIAN
seratus perkelahian yang terpaksa kusaksikan
sembilan puluh sembilan ternyata diam
dan satu-satunya yang tertawa-tawa adalah
seseorang yang tak pernah menang
dalam setiap kesementaraan perang
seratus perkelahian bungkam
satu-satunya peristiwa yang membara
di tebing nuraniku
hanyalah curam-kekuasaan
yang jauh dari suara suapapun
SERATUS PERKELAHIAN
seratus perkelahian yang terpaksa kusaksikan
sembilan puluh sembilan ternyata diam
dan satu-satunya yang tertawa-tawa adalah
seseorang yang tak pernah menang
dalam setiap kesementaraan perang
seratus perkelahian bungkam
satu-satunya peristiwa yang membara
di tebing nuraniku
hanyalah curam-kekuasaan
yang jauh dari suara suapapun
(PUISI KETIKA SMA)
MUSAFIR
kita senja itu bersua di tempat sembahyang
kau bertanya, di mana rumahku
aku tak menjawab
meski lewat isyarat,
lalu kau menguntitku
dan kau kaget
sebab rumahku tak pernah beratap
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
____________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 07
(PUISI SEKARANG)
BERHUJAN-HUJAN BERSAMA TUHAN
basah seluruh
lelaut mata hatiku
yang diremukredam ketika senja
oleh hujan yang menyentakkan dada
tertumbuk jejakku
terhenti hakekatku, oleh simpang siur
yang abadi
terbenamlah nuansa makna keberadaanku
(di pangkuan bumi
ingin kumainkan kenangan, cinta
kujangkau harapan
meski Tuhan
menghunjamkan hujan
ke kuyub nasibku)
BERHUJAN-HUJAN BERSAMA TUHAN
basah seluruh
lelaut mata hatiku
yang diremukredam ketika senja
oleh hujan yang menyentakkan dada
tertumbuk jejakku
terhenti hakekatku, oleh simpang siur
yang abadi
terbenamlah nuansa makna keberadaanku
(di pangkuan bumi
ingin kumainkan kenangan, cinta
kujangkau harapan
meski Tuhan
menghunjamkan hujan
ke kuyub nasibku)
(PUISI KETIKA SMA)
SAJAK BUAT MAMA
mama,
selagi huruf belum tuntas
kan terus kugubah segala lagu
kusibak semua duka
kuhimpun kalimat-kalimat segar
dan kulontarkan kepada mama
mama,
buat apa risau dan bingung
aku punya mulut
yang bisa mengucap segala bentuk kata
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 08
(PUISI SEKARANG)
KERANDA SAJAK
dalam pisau pilu tergambar wajahmu
merona mega, bagai kapal pecah terbakar
dan berdebur hatimu, saat kuketuk
kau mengerang seperti dirajam malam
padahal aku hanya ingin mengatakan:
"barangkali besok petang, sebuah keranda
akan menampar tawamu"
atau kuciptakan sebait sajak
agar kau bisa bertanya, menjangkau misteri
membinasakan keraguan, menguak kesepian
merumuskan dugaan:
agaknya Tuhan akan memasukkan
diriku ke surga
terbukti dalam hidup
aku tak pernah berteka-teki
senantiasa bernyanyi
(tapi ah, aku malu
satu-satunya yang terlanjur kutipu
justru diriku)
dalam pisau pilu tergambar wajahmu
terbakar merah, seperti enggan
bertarung di arena kehidupan, berbalutkan doa
hanya doa-doa
yang senantiasa terlukis di kanvas jiwamu
(maka kubuatkan kau sebuah sajak:
"Tuhan ternyata demikian terbuka")
KERANDA SAJAK
dalam pisau pilu tergambar wajahmu
merona mega, bagai kapal pecah terbakar
dan berdebur hatimu, saat kuketuk
kau mengerang seperti dirajam malam
padahal aku hanya ingin mengatakan:
"barangkali besok petang, sebuah keranda
akan menampar tawamu"
atau kuciptakan sebait sajak
agar kau bisa bertanya, menjangkau misteri
membinasakan keraguan, menguak kesepian
merumuskan dugaan:
agaknya Tuhan akan memasukkan
diriku ke surga
terbukti dalam hidup
aku tak pernah berteka-teki
senantiasa bernyanyi
(tapi ah, aku malu
satu-satunya yang terlanjur kutipu
justru diriku)
dalam pisau pilu tergambar wajahmu
terbakar merah, seperti enggan
bertarung di arena kehidupan, berbalutkan doa
hanya doa-doa
yang senantiasa terlukis di kanvas jiwamu
(maka kubuatkan kau sebuah sajak:
"Tuhan ternyata demikian terbuka")
(PUISI KETIKA SMA)
LAPAR
Telah bosan aku pergi mencari arti lapar
hingga suatu malam ia datang
menyeringai garang
di tempat tidurku
menoleh menatapku
menyibak memancarkan cahaya misteri
lalu
sampai kelu lidahku
meniup menyuruh pergi
aku benci padanya
meski telah berkali-kali kutipu dengan nasi
dengan daging
dengan roti
namun tetap tekun menjilati perutku
membunuh birahiku
_______________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 09
(PUISI SEKARANG)
MENANGKAP GAUNG
menangkap gaung
tak
menangkap gaung
takkan
menangkap gaung
takkan kutuhankan
biarlah menggaung ke Tuhan
(PUISI KETIKA SMA)
SAJAK NEKAD
mari kita jebol semua hati
kita dobrak dindingnya
kalau sudah
kita masuk bergantian
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
___________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 10
(PUISI SEKARANG)
KUTUB TERBUKA
menggiriskan sungguh
terayun di tepian waktu
tak tampak purnama
senyap menggigilkan jantung
keabadian apakah
samodra resah
pelangi patah-patah
tiada aroma bidadari
dengan perangkap senyuman
di tiap jengkal perjalanan
(terkutuk pintu-pintu
dari kutub ke kutub
kian terbuka
dari detik ke bulan
dunia tanpa waktu
bongkah masa depan
siapa yang mampu tahu)
(PUISI KETIKA SMA)
PERCAKAPAN DIRI SENDIRI
sungguh tak kuduga kau jadi pemain sandiwara
melayang-layang di alam khayal
tak menentu
menghitung sudut balkon tiap pentas
menanti sanjung pria berandalan
menyucrup rangkaian abjad loakan
hingga tak sempat menyusun lima huruf saja
: C.I.N.T.A
buatku
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
_______________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 11
KARENA
ANAK ADALAH PROSA
MAKA
CINTAILAH IA DENGAN PUISI
karena
anak adalah prosa
yang
memanggul beragam cerita
dan
ketika dirundung problema
tentu
belum bisa memecahkannya
maka
cintailah ia dengan puisi
agar
tumpah segala yang bikin gundah
dan
segera bangkitkan naluri tawanya
sebab
jika sampai tersumbat pola pikirnya
bakal
sulit menempuh jalan tol bahagia
karena
anak adalah prosa
sedetik pun jangan abaikan dia
terlalu sibuk sendiri dengan WA
rempong
mengulik grup di dunia maya
dalam
kehidupan nyata di sekolahan pun
ibu-ibu seperti
membentuk kelas tersendiri
ngerumpi harga baju dan jejak masa lalu
juga
mengenai erotisme suami
dan
yang pengaruhnya paling berwibawa
dinobatkan
sebagai narasumber disegani
(para
orangtua kadang memang
tidak sesejuk puisi)
ANAK
KECIL YANG TERSENYUM
anak
kecil yang tersenyum
melupakan
debur samodraku
ketika
terantuk batu terhempas dari perahu
kucoba
berenang yang kugapai ikan-ikan darah
kucoba
berenang yang kuraih tikaman karang
tak
juga tenggelam
kucoba
berenang yang kugapai pusat gelombang
kucoba
berenang yang kuraih badai lautan
belum
juga tenggelam
anak
kecil yang tersenyum
wajah
bocahku terlempar ke dalam fosil waktu
Waktu
________________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 12
AjariKamiMenulisPuisi edisi 12
ISTRIKU YANG SUKA MEMBACA DAN MEMASAK
Istriku, jika engkau sedang membaca
apakah kau eja pula gumpalan kenangan kita
di masa itu lengkap dengan aneka trik pendekatanku
redup-terang sinyal yang kau cahayakan
mulur-mungkret bentangan harapan
yang buru-buru kubawa ke dalam palung mimpi
padahal esok pagi belum juga ada jawaban
masih kau simpan di relung hati bijakmu yang terdalam
Diajengku, apabila engkau tengah memasak
apakah terbayangkan juga masa lalu cita-cita
tentang mendadak aku merangkulmu dari belakang
dan segera kau lemparkan kecantikan cara memandang
sehingga telingamu begitu dekat dengan kata-kata
yang merdu-pelahan kubisikkan:
“tak usahlah kau masak pula jantung dan hatiku
sebab sudah matang semenjak pertama
kali bertemu”
(kemudian kau indah-bergerak untuk meletakkan munthu
dan segera kita cumbu sambal yang pedasnya
selalu baru)
Istriku yang berjudul Hesti,
senantiasalah memasak dan membaca
karena anak-anak akan selalu berhadapan
dengan beragam kegarangan tanda tanya
(dalam rangka ultahnya, 25 Oktober)
_______________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi Edisi 13
SENANDUNG REUNI
Reuni adalah
pencatat waktu
seberapa cepat
langkah melaju
membuang laku
menunggu
menuju titik yang
diburu
reuni berbeda
dengan rapat dinas
setiap peserta
ingin segera bergegas
sebab yang
bertele-tele
sebenarnya bisa
dibuat ringkas
dalam reuni
terhidang aneka cerita
yang menggaung
melintasi titian era
dan memanggilnya untuk
kembali
kehidupan tidak
pernah sendiri
ketika bereuni
seperti berada di mesin waktu
yang dari jauh dan
hilang mendadak bertemu
dan bersama-sama
membaca buku kenangan
penuh tawa-canda
dari halaman ke halaman
Usai
reuni
ingin
reuni
lagi
sebab
jiwa
terasa
jadi
segar
dan
muda
kembali!!
____________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi Edisi 14
BERKEDIP DAN MELOMPAT
berkedip dan melompat
mendadak tiba di suatu tempat
meninggalkan jejak di belakang
berupa fosil-fosil kenangan
lompatan dalam satu kedipan
butuh kewaspadaan
sebab di depan ada nganga jurang
bila terjengkang
masih beruntung
jika bisa bangun lagi tahun depan
hidup seperti mengedipkan mata
usia melompat begitu cepat
tanpa terasa 2019 sudah dekat
SELAMAT TAHUN BARU!!
Selamat menengok jejak-jejak yang lewat
Sambil merangsek ke depan
dengan kobaran bara semangat!!!
___________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi Edisi 15
MENCINTAI DAN BELAJAR MENULIS PUISI
belajar mencintai
adalah tanda bahwa ada kesetiaan di jiwa
sebab tak ada kehendak untuk mengakhiri
siang malam di-tsunami gejolak kangen
selalu di-puting beliung rasa ingin bertemu
bila memandangnya
seperti dalam dada ada gemuruh gempa
kemudian mendadak reda
belajar mencintai
seperti tiada henti belajar menulis puisi
senantiasa mencari
di manakah sesungguhnya hakekat itu bersembunyi?
????????????????????????????????????????????
(Selamanya, mari senantiasa kita cintai PASANGAN RESMI kita
di manapun sedang apapun!!)
__________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi Edisi 16
DALAM LINGKARAN DEJA VU
Seseorang mengejar benda
dalam kumparan lingkaran
ia tentu ikut berjumpalitan
benda itupun terus berpusar
tak pernah bisa
menemukan jalan keluar
Satu-satunya cara adalah
dengan memecahkan lingkaran
itu hanya bisa dilakukan
oleh siapapun yang tidak
sedang berada di dalam
dan tanpa bermaksud campur-tangan
Maka lingkaran itu dipecahkan dengan palu
dan sang benda melenting mengejar waktu
sedangkan orang itu hanya bisa menunggu
sampai suatu ketika
ia kembali berada dalam lingkaran yang baru
: deja vu!!
(Brojolan Timur
Temanggung 06/01/2019 pkl 11.08 sd 11.15
sepulang kerja
bakti Minggu)
______________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi Edisi 17
MASA SEKOLAH ITU INDAH
(refleksi KEDU berdarah)
masa sekolah itu indah
bercanda dengan nama-nama tak terlupa
merangkul kebahagiaan mereka
bersama mendaki tanjakan cita-cita
seorang teman hendak terjatuh
serempak berebutan mengulurkan tangan
lantas menggandengnya berjalan beriringan
masa sekolah itu indah
dengan persahabatan, keindahan-hidup kian bertambah
bentang waktu yang menjauh justru mendekat
jarak masa menjadikan memori berteman kian melekat
sampai nanti satu persatu pasti sampai di titik tamat
masa sekolah itu sungguh indah, kawan
jangan nodai dengan php percintaan
hindari menyusun magma permusuhan
jangan gampang terpancing sesaat tawuran
akan terlanda badai sesal berkepanjangan
susah dihapus dari kedalaman jiwa
karena tawuran bukanlah bahan bakar
untuk menggerakkan kenangan bahagia
(Semoga tawuran itu yang terakhir,
dan doa kami selalu
buat ananda ADITYA HISAM suwargi,
kagem ayah-bundanya: mugi tansah pinaringan
tabah sabar njih)
(Temanggung, 10/01/2019
pkl 10.37-10.45)
AjariKamiMenulisPuisi Edisi 18
_______________________________
GURU YANG MENJAWAB DENGAN BIJAK
Guru yang menjawab dengan bijak
pertanyaan dari murid-muridnya
Bahkan dari siapapun yang haus bertanya
adalah guru lapang-dunia segala didengarnya
Termasuk desir angin yang membatin
Atau gemuruh amuk-badai
yang hampir merobohkan bangunan jawaban di jiwa-tajamnya
Guru yang selalu berupaya menjawab pertanyaan apapun
adalah guru pembuka
gelap-hati siapapun
Dengan horison pengetahuan nan luas
segala bentuk kebodohan terberantas
Busur kebijaksanaaannya melesatkan panah-cendekia
menancap di dinding hati:
1.
Meluruhkan embrio kepandiran.
2.
Melibas hasrat keculasan.
3.
Melesakkan magma ketamakan.
4.
Melembutkan gelegak kaldera ingin berkuasa.
Guru yang tidak
menjawab dengan bijak
Ataupun suka menunda
jawaban karena sibuk ber-WA
Akan merangsang
murid-muridnya suka mencipta.....
Mencipta puisi
tentang Guru Kencing Berdiri
Murid Kencing Berlari!!
AjariKamiMenulisPuisi Edisi 19
MEMORI KEPADA BENDA YANG MERANGKUL HATI
memori kepada benda yang merangkul hati
seperti melemparkan sebuah drama
menjadi potongan-potongan cerita
para pelakonnya masih culun
suspensinya mendamaikan jiwa
dan rasanya merdeka
tak perlu peran sutradara
dari benda-benda yang lantas menjadi memori
akan tergelar luas kenangan peristiwa
sedih bersama lagu
gundah didampingi lagu
terjatuh disemangati lagu
apalagi sedang bahagia
semua nada diborongnya
biarpun sumbang terdengarnya
fals peach controlnya
lagu menjadi teman intim di kos-kosan
yang sunyi karena semua penghuninya pergi
tinggal sendiri
duduk bersama suara
sejuk berdampingan dengan irama
kemudian pelahan tertidur
mendadak mimpi menjadi penyanyinya
ketika terbangun
teman-teman kos sudah merubung
ternyata tidak sedang menyanyi
namun mengigau secara bersambung-sambung
memori kepada benda yang merangkul hati
lebih abadi
daripada terlanda memori kepada seseorang
yang juga merangkul hati
akan ada dua badai rasa yang menggelayuti:
1.
Selalu ingin kembali berjumpa karena
memori itu biru warnanya
2.
Sebaiknya tidak usah bertemu, sebab
tak ada warna yang bikin rindu.
*Kaset Panbers ini
salah satu koleksi terlama.
Saya beli ketika diterima sekolah di SMPN 2
Purworejo tahun 1976. Kaset itu masih utuh,
cuma alat/player untuk membunyikannya
sudah tidak punya. Sedangkan kalau CD-CD
terkoleksi sekitar tahun 2000-an.
*Dan dalam album
volume 10 ini ada Lagu
Hit PANBERS yang melegenda.
Apa judulnya coba?
______________________________________________________
AJARIKAMIMENULIS PUISI edisi 20
TUHAN,
NGGAK APA-APA KOK JIKA MALAM INI DOAKU
AKAN ENGKAU DENGARKAN BELAKANGAN
Tuhan, nggak apa-apa kok jika malam ini doaku
akan Engkau dengarkan belakangan
Hamba malu bila mahrojnya tidak sefasih mereka
Takut jika ratapnya tidak sekhusyuk calon pemimpin bangsa
yang saat kampanye berkobar-koar ingin menggempur
rimbun-korupsi, padat-kolusi, akut-nepotisme,
sarang-kebodohan serta gelap belukar-kemiskinan
Tebaran baliho-baliho pun telah diturunkan
Lembaran spanduk kuminta satu untuk menutup kandang ayam
Hamburan sticker dan kartu nama yang bertebaran
diterbangkan angin dan masuk tong sampah pinggir jalan
Tinggal kalender di dinding yang gamang terpandang
karena aku tidak akan memilihmu agar menang
Namun kalender bergambar caleg-partai itu tetap kupasang
untuk menandai angsuran pinjaman di akhir bulan
Nggak apa-apa kok Tuhan, jika malam ini doaku
akan Engkau dengarkan belakangan.........
Banyak janji menguap dari ingatan sebelum diwujudkan
Sebab mereka tengah sibuk berdoa hanya kepadaMU
dengan sikap tepekur nampak sangat khidmat me-Rindu
Sholat sunah berulang-ulang dengan jilbab baru
mengenakan peci religi terbuat dari kinclong beludru
Senyuuuuuuuum manis kepada semua tetangga
Ramaaaaaaaah nan luar biasa tetapi kadang lupa
Aura ambisinya masih ternampak juga
Simpatisan dan tim suksesnya pun mengiringi dengan
setia
Kompak berjamaah dan ndremimil senada ikut berdoa
Di atmosfer doa-doa tampak berkejaran
Ngebut balapan saling tak mau ketinggalan
Ada yang akrab beriringan sebab berbeda dapil
Sedangkan yang semula hendak akrab menunggu
mendadak-sontak meluncur lebih dulu
padahal semula berdoa bersama dengan nada paling subtil
Yang ditunggu itu jebul satu partai satu dapil
Tuhan, beneran, enggak apa-apa kok jika malam ini doaku
akan Engkau dengarkan belakangan.......
Di troposfer ini hamba akan sabar menanti
memohon pengertian pada anak-istri
Sambil melihat doa-doa para kontestan
yang berjumpalitan di tangga stratosfer
Ada yang seperti tertahan di tebing mesosfer
Horotoyoh, itu sebuah doa malah terjungkir
padahal hampir sampai di bibir termosfer
Yang lain bahkan berhenti dan tergugu di eksosfer
Sebagian terbingung-bingung di ozonosfer
Tampak ada pula yang berpikir-pikir di pintu ionosfer
Sungguh nggak apa-apa kok Tuhan, jika malam ini doaku
akan Engkau dengarkan paliiiiiiing belakangan.........
Memberi kesempatan kepada mereka
rombongan mesias penyelamat nasib bangsa
yang lebih mendesak membutuhkan segera
dan telah membuang biaya yang aduhai banyaknya
Terutama nanti doa-doa di sepertiga malam yang utama
demi pertarungan pemilu indonesia dengan sistem paling gila
Waktunya serentak yang jantungan makin serempak
Pesertanya ada yang lucu yaitu cucu, anak, bapak dan
maknyak
Kartu suaranya pun selebar meja, rakyat diminta mencoblos
nama-nama
Entah siapa saja mereka, warga tiada minat untuk menyimak
rekam jejak
Sesungguhnya ini perhelatan pemilu demokratis pakai “tanda
kurung”
Sebab seperti membeli kucing dalam karung
Yang penting tanda coblosan bisa dihitung: politik statistik, bung!!
Hamba maklum bila malam ini ServerMU penuh oleh barisan doa
para kontestan
Namun Engkau adalah Maha Pembuat Bandwidth untuk
menampung
hasrat insan yang rebutan-berdesakan ingin lebih dulu
didengarkan
agar JANGAN SAMPAI KALAH sebab akan terlanda bejibun
tanggungan:
kekecewaan handai-taulan, gestur murung sanak-kadang
Terbantingnya rencana bangga anak-istri yang rindu
seremoni
dan sodoran kalkulasi administrasi dari yang mensponsori
Tuhan, apakah sudah tiba giliran doa hamba untuk Engkau dengarkan?
Daku hanya mendamba langgengnya guyub-persatuan sesama
Hebat-eratnya kekerabatan antar suku berkulitkan aneka
warna
Indah-ramahnya silaturahim di antara pemeluk agama
Kembali ngocol-akurnya anggota grup WA
Dan esok hari daku kembali bisa Engkau beri kemampuan
untuk membeli beras meskipun secara ketengan
Satu kilo gram pun
tak mengapa
Itu cukup untuk dua hari bikin kenyang sekeluarga
Temanggung, 16 April: Merespon Pilpres-Pileg Serentak
2019
(byekonur:partofthepartthinking:behappy!!)
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
AJARIKAMIMENULISPUISI edisi 21
KELAK BILA AHY DAN SANDY SALING BERADU
HAJATAN PILPRES SUNGGUH BAKAL SERU
Meniti jalan sepi
Berjumpa dengan SANDY
Sudah tidak bersama emak-emak lagi
Lawan tandingnya berbeda
Butuh strategi yang lebih terencana
Melangkah di jalan sunyi
Terlihat AHY sedang sendiri
Tak ada bayang-bayang bapaknya lagi
Aura militernya pun pelahan sirna
Cenderung seperti aktor ternama
Berjumpa dengan keduanya
Mendadak begitu terpana
Terbayang kemakmuran negara
Kemiskinan dan kebodohan tiada
Intoleransi pun menghilang
Mereka berdua sedang berbincang
Tentang tema-tema yang tak pernah usang
SANDY kalem saat memaparkan strategi
AHY meracik kata-kata dengan bergelora
Mengandalkan kelihaian berdiksi
Ayahnya mengajari membuat puisi
Ibunda SANDY juragan pelatihan kepribadian
Siapa hayo yang ayahandanya baperan?
Bung Karno pandai mengolah kata
AHY tampak berbakat pula
SANDY bergaya pemikir
Apakah representasi Bung Hatta?
Gimana jika keduanya bergabung saja
Bersama membangun jembatan
Melindungi kaki lima di pinggir jalan
Seiring menciptakan kemakmuran
Kelak bila AHY dan SANDY saling beradu
Hajatan PILPRES sungguh bakal seru
Keduanya muda, tentu lebih bertenaga
Terutama pendukung wanitanya
Histeris berjamaah hingga terbawa mimpi
Padahal di sampingnya pasrah berbaring sang suami
Atau mendadak
suami diserupakan AHY atau SANDY
Dalam gelaran pilpres nanti
Perdebatan di FB dan WA akan lebih seru lagi
Lebih copas data-data lagi
Lebih keras kepala lagi
Lebih partisan lagi
Lebih ngotot lagi
Tentukan sedari kini: pilih AHY atau SANDY?????
(Jane aku yo arep nggawe judul “Puan Maharani vs Yenny
Wahid.”
Ning kok idene ora muncul-muncul. Opo amergo keduanya
ora setanding, ora sebanding yo?)
*#marimenulisapapunbenoracepetpikun.com
__________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi Edisi 22
REUNIAN SMA
DENGAN KARAKTER MASIH SAMA, WALAUPUN WAJAH SUDAH BERBEDA
Reunian SMA dengan karakter masih sama
walaupun wajah sudah berbeda
Senyuman teman itu masih tak terlupa
Dengan tarikan bibir yang sedikit saja
sudah mampu menggambarkan hati yang bahagia
Telah ia lewati liku-liku perjalanan
badai kehidupan dan pasang surut hantaman
Senyumannya tetap tersimpan
ketika memaparkan kisahnya dalam reunian
Reunian SMA dengan karakter masih sama
walaupun wajah sudah berbeda
Perubahan wajah itu memang hukum alam
sesungguhnya siapapun tak bisa melawan
meski berasal dari pakar antiaging yang kondang
Awet muda itu terminologi duniawi
Kebahagiaan adalah pancaran jiwa dan hati
Seperti koordinasi matahari dan bumi
saling bergantian menjaga kehidupan tiada henti
bertemu teman SMA
gembira-bahagia
bercanda sambil
memandang lesung pipitnya
bergelak tawa berbagi kisah
hakekat hidup melimpah
serasa tak ingin berpisah
berjumpa teman SMA
semangat bercerita
makan bersama
berfoto aneka gaya
nyanyi beragam nada
Sampai jumpa
di ujung usia
*Kenangan bereuni dengan teman sekelas SMA
juga bersama 2
guru kami, Bapak Fuad Himawan
dan Ibu Marfiati.
Lokasi Restoran
Ayam Bakar Bambu Kuning
dan SMAN 1
PURWOREJO, 28 April 2019
_______________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 23
__________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi
edisi 24
DUNIA KITA BISA
MENDADAK BERHENTI
TANPA JERIH PAYAH
GURU
Dunia kita bisa
mendadak berhenti
tanpa jerih payah
guru.
Berhenti hanya
sampai tepi kolam pengetahuan
dan tak muncul
keberanian untuk berenang.
Padahal di dalamnya
berisi segala hal tentang kehidupan.
Termasuk bagaimana
menyusun masa depan,
strategi menghadapi
semua hambatan
dan taktik mengolah
liku-liku tantangan.
Dunia kita bisa
mendadak berhenti, kawan,
jika tanpa
kesabaran dan jerih payah guru.
Yang tiada lelah
memberikan pengajaran dan pendidikan.
Sehingga aneka
sajian kebijaksanaan tergenggam.
Kadang di antara
kita ada yang kurang ajar.
Suka mbolos atau
terlalu sibuk mendamba
cinta yang tak
terkejar.
Namun guru penuh
maklum
dan memahami dengan
hati nan sabar.
Jika esok diulang:
“Ya memang sejak bayi
kamu sudah bengal
dan kurang ajar!!”
Dunia pemikiran
kita tidak akan seluas ini
bila tanpa jerih
payah guru.
Bahkan bisa
mendadak berhenti
dan menjelma apapun
yang bikin ngeri
seperti
inkonsistensi ataupun intoleransi.
Olehkarenanya kita
semua selalu dilanda rindu.
Kepada guru di manapun
beliau dipeluk waktu.
_________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi
edisi 25
KITA
PERNAH MENJADI PELAJAR SMA
Kita pernah menjadi pelajar SMA
ketika surat-surat menjadi andalan
untuk menyampaikan kecamuk rasa.
Dan jika salah menitipkan
justru dibaca oleh segerombolan teman.
Kemudian si dia tak pernah mau lagi
diajak menggambar sepasang hati.
Kita pernah menjadi pelajar SMA
di tengah orde yang sangat berkuasa.
Namun rasanya enjoy-enjoy saja
tidak pernah merasa dipolitisir
tak ada gerakan yang bersifat memobilisir.
Tema hidup kita hanya cinta dan cita-cita.
Cinta yang mengajak terbang ke penjuru dunia.
Cita-cita istimewa tentang bagaimana
menyusun balok-balok perjuangan
untuk meniti puzzle-puzzle masa depan.
Kita, ya kamu dan aku, pernah ceria menjadi pelajar SMA.
Baru satu dua yang ke sekolah naik vespa.
Sebagian besar jalan kaki sambil bercanda.
Yang rumahnya agak jauh alias utusan dari desa
berangkatnya pagi-pagi sekali
dengan membawa obor bisa jadi.
Sepeda kumbang dititipkan
di suatu tempat
dan lantas nggandul di angkutan yang padat.
Duluuuuu sekali pernah jadi pelajar SMA
kemudian menjadi apa saja kita sekarang?
Jadi teman-sejiwa di grup WA selamanya
selama hayat masih dikandung badan.
Satu per satu menunggu ANTRIAN
sampai hanya angin yang akan berhembus
untuk membaca: Pesan ini telah dihapus.
___________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi
edisi 26
SANGAT SENANG
RASANYA DISEBABKAN SEJAK DULU
SUDAH SUKA BANGET
DENGAN GERAKAN LITERASI
Sangat senang rasanya
disebabkan sejak dulu
sudah suka banget
dengan gerakan literasi
berkawan sambil
berbincang
menyeduh kopi
menjulangkan
perdebatan
menggerakkan
argumentasi
melahap
hidangan
benak pun
berorkestrasi
melahirkan gagasan
Sangat senang rasanya
disebabkan sejak dulu
sudah suka banget
dengan budaya literasi
mengetik visi
menggelorakan
diskusi
melesatkan
cita-cita
membantah wacana
menajamkan naluri
menyusun budi
pekerti
menyediakan bacaan
menggalang
persahabatan
akurat membaca
berita
terbebas dari hoax
tipu daya
menguliti persoalan
menarik
kesimpulan
Sangat senang rasanya
berbagi pengetahuan
disebabkan sejak
dulu
sudah menyukai bacaan
membimbing
penulisan
sambil selalu
belajar,
meluruskan
pemikiran
sambil senantiasa
belajar,
mendengarkan ujaran
sambil terus
belajar,
sebab dalam setiap jejak
keseharian
berpotensi menyimpan
kebodohan
METAMORFOSA BUKU
MEMORABLE!!
*Semoga ADIK-ADIK
atau CUCU-CUCU kelas di SMAN 1 Purworejo (DAN PELAJAR DI MANAPUN) berkenan
membuat buku serupa. Sehingga di masa
depan bisa diselenggarakan semacam CLASS MEETING cabang BUKU KENANGAN dalam helatan
REUNI AKBAR. Sekaligus menggairahkan dunia
literasi. SEMOGA.
*Selain ada pada BoloSOS3,
edisi E BOOK (dalam bentuk PDF) buku kenangan tersebut juga sudah ada di SMAN 1
PURWOREJO. Tidak hanya berisi 47 teman sekelas dengan foto-foto lama dan
terkini. Namun kontennya sudah kami perluas, sehingga bisa dibaca oleh umum.
Mungkin bisa pula dicetak dan diperbanyak dengan DANA BOS he he he.
(4 teman kami yang
sudah Mendahului MenghadapNYA pun tetap ada dalam buku tersebut, serasa masih
berada bersama kami dalam canda dan bahagia masa-masa sekolah!!)
*Terlampir METAMORFOSA Buku Kenangan SMA “KAN
KUKENANG DALAM-DALAM” (KKD). BUKU TERSEBUT JUGA MEMPERMUDAH MANAKALA KAMI MENGADAKAN
REUNI. Dan pas foto
lama yang terpacak dalam buku KKD tersebut, bisa kami jadikan property seperti yang tampak dipegang
teman-teman ini. Sangat memorable jadinya:
menjadi terbandingkan antara wajah
semasih SMA dengan wajah kami terkini.
Keberadaan kami pun selalu terdata dalam buku ini dan
senantiasa ter-up date dalam buku KKD versi e book. MARI BEREUNI SAMBIL MEMBUAT
BUKU!!
________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi
edisi 27
KETIKA MENIMANG ANAK PERTAMA, SAAT ITU
Ketika menimang anak pertama, saat itu.
Tak membayangkan bahwa suatu masa
ia akan merantau jauh.
Teringat sewaktu membopongnya bikin hati teduh.
Gerakannya menggemaskan.
Kerewelannya membahagiakan.
Dan musim lebaran ini mengabarkan akan kembali.
Dalam penantian hingga wajahnya terbawa mimpi.
“Tulang pipinya tak lunak lagi.
Harum keringatnya
telah pergi.
Jemarinya tetap
lincah.
HP di tangannya
tak pernah berpisah.
Menunduk namun
bukan sedang menyembah.
Berjabat tangan hanya
sekelebatan saja.
Senyumnya serasa
pemanis belaka.
Silaturahim
dengan tetangga sebentar nian.
Game mobil legend
lebih menjadi perhatian.
Mencapai tower
siapa yang lebih duluan”
Jauh sebelum menimang anak pertama.
SAAT ITU, rasanya kita juga menjadi generasi pemilik
dunia.
Sepatu big bos, celana cutbray, baju yukensi, balapan
sepeda.
SAAT INI, senantiasa terpana melihat kiprah para milenia.
Baper, narsis, PHP, selfie, unicorn, start up adalah kata
kunci mereka.
_________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi
edisi 28
PERBEDAAN PILIHAN POLITIK
YANG LEBUR
OLEH MUSIM LEBARAN
DAN PANEN REUNIAN
perbedaan pilihan politik yang spartan diperjuangkan
hingga terlontar kata-kata pedas mengguncang pikiran
kebenaran milik siapa
masing-masing mengunggulkan data
perbedaan adalah takdir yang niscaya
dan bakal abadi terselenggara
dengan pilihan yang tidak sama itulah
kemandegan berpikir justru akan pecah
menjadi kebijaksanaan
menjanjikan kebahagiaan
musim lebaran pun tiba
bicara perbedaan dengan berdampingan
sambil meremukkan rengginang
gigi selip saat mengunyah jenang krasikan
dan tak henti-henti meraup kacang bawang
terus berbincang tentang beda pilihan
saling bergantian, demokratis nian
panen reunian juga tiba
ada sedikit kenangan asmara yang menjelma
selebihnya adalah tautan persahabatan
pilihan politik berseberangan
tidak menjadi hambatan
justru muncul ide-ide yang berlompatan
minta segera diwujudkan
dengan semangat kebersamaan
lebaran dan reunian
adalah dua buah musim
dimana panen raya keakraban terselenggara
dan semua bahagia memetiknya
_________________________________________________________________________
*Selain sebagai Ketua Kelas juga merangkap menjadi "bos literasi" kala SMA. Bersemangat mengisi Majalah Dinding , aktif di Sastra Radio KOPISISA, karya-karya dimuat di media masa, antara lain di Majalah HAI. Nah ini dia, sering pula disambati teman yang sedang jatuh cinta. Diminta nuliskan puisi dan surat persahabatan, menyusun naskah pementasan, dll. Duh sibuknya hingga tak sempat menulis surat buat seseorang (.....sekarang kamu di mana dan sedang apa, meskipun tentu aku tidak akan mencarimu.....). Ketika dinobatkan sebagai Penulis Puisi Terbaik dalam sebuah lomba, diberi hadiah buku yang merupakan partisipasi dari seorang anggota dewan. Teringat jelas dalam buku itu beliau tulis: "Mulutmu adalah Harimaumu". Sayang sekali buku itu hilang ketika harus hengkang dari hunian di Semarang karena tak bisa bayar kos-kosan. Dari segenap piagam yang saya dapatkan, yang paling mengesankan adalah piagam Lomba Menulis Puisi Antar Kota karena juara pertama dan ke duanya hingga kini eksis menjadi penyair ternama: Bambang Widiatmoko dan Ahmadun Yosi Herfanda. Setidaknya saya pernah bersaing dengan mereka dan dinobatkan sebagai juara harapan 1. "Aku suka puisi-puisimu!!" ungkap adik kelas pemilik tubuh semampai itu. "Tapi aku tidak sedang menunggu hadirnya belahan jiwa, selain dia...." jawab batinku. Lagi-lagi aku tidak akan mencarimu di manapun termasuk dalam mimpi terindah sekalipun, sebab aku tak ingin ada hujan batu-batu atau kilau tajam hunus pisau menikam-rajam hidupku !!
Dengan menggairahi literasi sejak dini, masa SMA jadi indah bingiiiiiiiiiits !!, meski setelah itu segenap karya tersimpan rapi di laci. Dan melalui blog ini akan saya bagi. Semoga berkenan. Anda di segala profesi, yuk BERPUISI !! Berikut ini 2 buah karya alakadarnya yang sungguh memorable :
(ditulis saat kelas 1 SMA, berisi 78 sajak)
(ditulis ketika duduk di bangku kelas 3 SMA)
TUNGGU PUISI-PUISI BERIKUTNYA YA. BAIK AjariKamiMenulisPuisi EDISI REGULER MAUPUN AjariKamiMenulisPuisi EDISI ON THE SPOT. Puisi-puisi yang bukan bersulit-sulit, tidak juga yang bergenit-genit, namun puisi-puisi yang ingin bercakap-cakap, menjalin percakapan batin dengan Anda. Ada kategori PUISI PRISMATIS. Nah yang di sini bisa disebut PUISI DIALOGIS. TUNGGU PULA AjariKamiMenulisCerpen !!
*EkoNanCita Temanggung
WA/SMS 081328747838
(ditulis ketika duduk di bangku kelas 3 SMA)
TUNGGU PUISI-PUISI BERIKUTNYA YA. BAIK AjariKamiMenulisPuisi EDISI REGULER MAUPUN AjariKamiMenulisPuisi EDISI ON THE SPOT. Puisi-puisi yang bukan bersulit-sulit, tidak juga yang bergenit-genit, namun puisi-puisi yang ingin bercakap-cakap, menjalin percakapan batin dengan Anda. Ada kategori PUISI PRISMATIS. Nah yang di sini bisa disebut PUISI DIALOGIS. TUNGGU PULA AjariKamiMenulisCerpen !!
*EkoNanCita Temanggung
WA/SMS 081328747838
Komentar
Posting Komentar