AjariKamiMenulisPuisi


AjariKamiMenulisPuisi edisi 01
(Selain Rimba Puisi Temanggung yang bertema khusus temanggungan, rubrik baru AjariKamiMenulisPuisi ini akan menampung puisi-puisi ANEKA GAYA dan bertema umum. Tema kehidupan memang liar bahkan kadang terasa kurang ajar dan bandwidth-nya pun sedemikian lebar tertebar. Puisi adalah kehidupan. Dan kehidupan tidak seperti sapi pedati, sebab dicambuk atau tidak kehidupan akan tetap kencang berlari. Olehkarenanya butuh kendali, dan kendali itu adalah puisi yang menyadarkan bahwa hidup itu seharusnya tiada henti belajar. Belajar dan terus belajar kapan lulusnya, biar Tuhanlah yang menyediakan soal-soal lengkap dengan yudicium-nya. Puisi juga sebagai media untuk bercakap-cakap dengan Tuhan, alam lingkungan dan panjenengan !!) 

Puisi yang tampil perdana adalaaaaaaah !!! :

(PUISI SEKARANG) 

MERABA DAN TERJATUH 
Meraba dan terjatuh 
tak sempat berteriak 
terasing dari kehendak 
tidak kuasa berpijak 
hanya keluh kesah 
mengalir banjir dalam darah 

Yang meraba kemudian terjatuh 
dan tak sempat mengeluh 
tak kuasa mengaduh 
hanyalah gambaran keabadian 
yang patah-patah 

Meraba dan terjatuh 
aku sendirian  
menghitung pengorbanan   

(PUISI KETIKA SMA) 

SAJAK CINTA 
gemetaran jemari mencoretkan sebaris nama
di lembar-lembar buku harian
meski tatapanmu pasti
mendadak langit gelap
ruanganku gelap
kalimat awal tak terbaca sudah
aku gusar
namun tetap kutulis jua
selagi kau ada
entah tak terbaca entah terbaca
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)  


(PUISI SEKARANG) 

BERBONEKA-BONEKA 
berboneka-boneka di atap 
wajah tertutup tiarap 
patung bercermin, topeng-topeng siapa 
mendaki keterasingan udara 
berjuta tangan menggapai 
hati kokoh tak terbuka 
hampa hujan 
hampa dendang 
hampa angin 
hampa jiwa  

 berboneka-boneka 
gemuruh industri 
dahsyat berbaja-baja 
ladang kembara 
menguak tabir pikiran 
yang diberhalakan 
haus hujan 
haus dendang 
haus angin 
haus jiwa 

berboneka-boneka 
Tuhan setia mengukir manusia 
di hanyut malam 
perempuan 

(di-remake 2017)    


(PUISI KETIKA SMA) 

KITA TIDAK TAHU
kita tidak tahu bahwa kita ini ditipu
lantaran kita tidak pernah tahu
sebab kita-kita ini goblok, apa tahu itu
kalau disuruh kita ini mati
mungkin juga kita tidak tahu
apa mati itu
juga kita tidak tahu
bahwa kita itu hidup
tetapi tentu pula kita tidak tahu
apa hidup itu
lantaran kita ini hidup tertipu
juga kita tidak tahu
apa tertipu itu
kita tertipu karena goblok
tapi kita pasti tidak tahu
apa goblok itu
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)
  _____________________________________________________________

AjariKamiMenulisPuisi edisi 02 

(PUISI SEKARANG) 

SIAPAKAH INDONESIA SIAPAKAH DESA SAYA 
siapakah yang lebih dulu merasa terjaga 
mengusap mata memandang warna langit 
meredam angin laknat menikam mata-mata 
mendengar pergulatan tak terkata 
antara indonesia dengan desa saya: 
dari hari ke hari 
minggu bulan tahun jam demi jam 
tanpa ada yang kuasa melerai 
tak peduli, saling memangsa 
hingga indonesia dan desa saya lelah lunglai 

(kalau indonesia menonjok, desa saya terpelanting 
jika desa saya jatuh berguling-guling 
indonesia menembakkan pistol mainan 
dan mengajak menyulam fatamorgana harapan 
kalau desa saya menuding tersebab padi tak cepat bunting 
ada desir suara maling berteriak maling 
"demi nglakoni modernisasi" kelit indonesia seraya ngacir pergi) 

suatu kali indonesia mengajak bermesraan 
diacungkan semangatnya, diregangkan nalurinya 
dibunyikan mesin-mesinnya, menderu luar biasa 
desa saya tidak terima, tidak mau 
dan bergumam:  
siapakah kamu 
akulah diriku 
ada batas ada garis rata 
jangan berbohong dari balik punggungku" 
agaknya desa saya penuh harap 
minta dirampungkan dulu pertarungan 
hingga lahir sang pemenang 
agar terkupas makna peradaban 
pupus masing-masing dendam) 

siapakah yang lebih merasa jumawa 
menepuk dada melempar sombong-senyuman 
antara indonesia dan desa saya 
getol saling memperebutkan gelanggang 
media bagi menumpahkan eksistensi penampilan 
ketika desa saya kehabisan wanita, pemuda dan senjata 
indonesia diam saja 
(mesin-mesin adalah indonesia, pikir mereka) 
indonesia mengunyah problema 
mengunyah polemik dan dilematika desa saya 
sebab agaknya kedua tangan raksasanya 
belum mampu menggoyang gigi taringnya 

(dosen dan mahasiswa menghelat seminar tentang desa saya 
seminar-profan baik di kampus sini-sana maupun di negri manca 
kebanyakan cuma mempermainkan tema 
gaungnya mengawang di mega 
menggeliat untuk sementara 
lalu terpaku penuh rahasia 
terlempar serba nelangsa 
quo vadis tata kelola dana desa?)  


(PUISI KETIKA SMA)  

  KITA BUKA 
kita buka 
sayap-sayap 
melebarkan bidang dan sudut 
mengaitkan barisan bulan 

kita buka  
lembar-lembar 
membaca dua ribu huruf 
tatap yang tajam 
kembang-kembang yang bertengger 
menepis terik mataharai 
di atap rumah 

kita buka 
hati 
biar rumput membuahkan bunga 
membaringkan layu di tikar persada 
mekar 
tumbuh lebat di dua dinding hati 
dan lalu kita berganti menatap 
diri kita sendiri 
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR) 
_________________________________________________________________

AjariKamiMenulisPuisi edisi 03  

(PUISI SEKARANG)  

KAU TARIKAN PENJELAJAHAN IKLIM DAN RUANG 
menari-nari hentakkan hati 
kaki-kaki terhenti, 
tiada sedenting suara pun 
tiada setapak pun langkah  
kecuali tarian-tarian di panggung pendakian 
kau bentangkan seluruh tangga harapan 
kau rentangkan segenap jangkauan 
tiada yang kau darahkan 
kecuali di dinding-dinding ruang 
tanpa hawa rangsangan 
tanpa iklim persaudaraan 

siapa yang mabuk menari 
siapa yang suntuk menari-nari 
kecuali diriku 
beserta siapapun yang hanya berani diam 

menggelombangkan sabetan selendang 
gemetar belulangku 
tak Kau tunjuk saja segera 
untuk berlaga 
merampungkan pertarungan nasib 
dan carut-marut perkelahian tanpa 
batas senja 

gemulai menari-nari 
dihembus waktu 
tarian apakah gerangan 
siapapun tak mampu tahu 
kecuali berbisik di ruang hati 
dan segera berlalu 


(PUISI KETIKA SMA) 

KELAK BILA TAHUN 2500 
kelak bila tahun 2500 
aku tak akan peduli lagi pada segala bentuk 
kehidupan pendek 
kemiskinan panjang 
bodi manusia 
kaki pendek 
tangan panjang 
aku tak akan peduli lagi pada segala bentuk 
hari pendek 
hutang negara panjang 
aku tak akan peduli lagi pada segala-galanya 
usia pendek 
kemarau panjang 
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR) 
_______________________________________________________________

AjariKamiMenulisPuisi edisi 04  

(PUISI SEKARANG) 

NAMAMU JENAZAH 
(namamu kini: jenazah alias almarhum 
tak lagi "Si Gadis kembang Lambe" 
bukan lagi "Sang Pria Harum" 
meski tanpa darah 
kau pasrah terlempar ke tanah 
kerna saat Malaekat Tuhan menjemputmu 
kau tak mampu bilang: ogah ah......) 

tengah naik bus 
mata putih-hitam yang mengatup 
mata jenazah-jenazah 
bus jenazah 
--sang ibu bilang jahanam 
anaknya hilang 
belum sarjana-belum bermakna 
padahal sang ibu ingin sekali jadi mertua 
melengkapkan kehidupan 
untuk merebut hari depan 
--si gadis pun menangis 
tetes-tetes air mata 
kuyub duka, kecewa 
ia belum dicumbu mesra 

dalam naik bus 
orang-orang tergesa 
berwajah tak rela 
yang berbaring: o, alah....... 
          namamu jenazah 
(sang manusia sudah terbuka pasrah 
mengirim doa-doa 
dari segenap masjid dan segebung upacara 
dengan merdu beserta rindu 
masih juga tersimpangsiurkan oleh surga-neraka 
artinya: takkah seluruh insan alim ke surga 
takkah seluruh ayam kampus ke neraka? 
o, manusia gagal menyimpulkan batas rahasia) 

*sebelum menjenazah 
mbakyumu memang ayu 
berjuta pandang pria melesat ke lekuk-raganya 
tetapi sungguh terseret derita 
mbakyumu terjebak oleh lelaki yang kehilangan rindu 

*tengah berjalan 
menguak keserbamungkinan 
menatap dunia 
melupakan alam baka 
o, aku tak kuasa 
sang harapan lenyap dari wajah 
mendengar ayah seorang teman sepermainan 
:selagi menjadi tersangka korupsi 
menjenazah di tahanan !!! 

(betapa sulit menerbitkan rasa iba 
padahal kematian bukan seperti matahari 
yang petang tenggelam esok terbit lagi 
kematian adalah milik Alam 
kita hanya punya kesadaran 
sedang kita milik Keadaan 
yang sering membanting dan mengalahkan) 

kalau satu manusia roboh jadi jenazah 
orang sekampung merajut sandiwara 
orang sekampung pura-pura duka 
mengantar ia-menggotongnya 
namun tak sampa ke alam baka 
meski hanya untuk merenungi suasananya 
bahkan dengan tertawa dan melipat tangan 
ada yang tersenyum-sengak pula 
seperti tak akan mengalami 
seperti akan hidup selamanya 
membiarkan jenazah tersuruk nelangsa, 
sebagian yang lain ngrasani lelakon jenazah 
bahkan ada yang mendadak menggelar reuni 
dengan teman lama seraya cipika-cipiki 
dan saudara jenazah yang dari jauh datang 
saling berbisik tentang pembagian warisan 

sehabis penguburan pun 
orang-orang kembali 
kepada kehidupan sediakala 
("maka bila melihat jenazah 
adik-adik tidak perlu menjerit: hiiiiiiiiiiii....!!!!!) 

(PUISI KETIKA SMA) 

KEPADA MELATI 
kupanah dengan daun ilalang 
mega duka yang bergayut di wajahmu 
agar kilat yang kau pancarkan 
terang merambati hatiku
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR) 
___________________________________________________________

AjariKamiMenulisPuisi edisi 05  

 (PUISI SEKARANG) 

DIAJENG IBU 
(episode 1) 
Ibu, marahkah kepadaku 
ketika kusembunyikan gelung-kondemu 
sebab bergerak-gerak lucu 
kau cubit aku, pipiku memerah tersipu 
tak tahu kalau arisan, senam, rapat 
dan upacara-upacara itu 
sungguh membelenggu ketergesaan hidupmu 

kutinggalkan halaman rumah dan kebun kita 
bukan karena mangga, jambu, pepaya 
dan bunga-bunga sering dicuri kawan-kawan 
biarlah mereka menikmati kenangan masa kanak terbentang 
kadang keadilan dirumuskan seperti membalik telapak tangan 
seperti bulan yang timbul tenggelam 
biarlah, toh aku tidak memetik dan menelan 
biarin, toh ibu sedang melayang-terbang, terbang 

(kalau kau paksakan jua segenap keinginanmu 
pemberontakan itu akan tetap kulakukan 
sebab rencana-besarmu bukanlah pikiranku 
pikiranmu bukanlah cita-citaku 
meski perasaanmu sebagai samodra peneduhku 
yang senantiasa dalam genggaman hidup-matiku 
dan perasaanku adalah belahan dari deru-nafasmu 
sejatinya dirimu merupakan bagian dari masa lalu abad depan 
yang hendak kutantang 
sedangkan masa kini memang harus kita olah bersama 
sebab tak ada keharusan lain kecuali sungkem padamu 
walau masa kiniku sesungguhnya sudah berbeda) 

sengaja aku sering merepotkan 
supaya engkau tahu bahwa jiwa-ragamu adalah lautan-ibu 
dan karena kuingin selalu menghangatkan lukisan kehidupan 
yang telah-berdarah kau torehkan di kedalaman inti-jiwaku 
sehingga mampu kuterjemahkan "harus bagaimana" berjuang 
"seperti apa" kepasrahan, "mengapa mesti" putus asa 
dan "kapan seharusnya" jatuh cinta 

(terbayang masa bocah ketika kau suapi aku dengan seribu lagu 
piweling, tanda-tanda dunia dan nasi bubur yang mengenyangkan 
sorry ya bu, ketika itu aku sambil pipis di pangkuan) 

aku pun senantiasa rindu merenungi sejuk-sakral kata-katamu 
bahkan juga jeweran 
dan kesombonganmu bahwa hanya kau yang melahirkanku 
bahwa cuma kau yang melindungi ubunku dari paku-paku 
meski pada akhirnya hidupku adalah milikku 
nasibku kepunyaan otot-ototku 
namun cinta-heningku pun tak bakal tenggelam, Bu 
tak akan tenggelam 
betapa luas rentang kumandang lapang-jagad maafmu 
lebihMenampak dari ibu-ibu siapapun 
lebihTajam lebihDalam lebihCinta 
lebihSukma lebihJiwa lebihDarah 
lebihDekap lebihPisau lebih Lekat 

(PUISI KETIKA SMA) 

ORANG-ORANG 
di mana-mana banyak orang 
di tahanan 
di wc 
di semak 
di lapangan 
di mobil 
di kursi-kursi 
di makam 
di hotel 
di atap 
di mana saja 
persoalannya: tertampungkah di surga? 
 (dicuplik dari Kumpulan sajak PARKIR)  

_________________________________________________________________  

AjariKamiMenulisPuisi edisi 06 

(PUISI SEKARANG)  

SERATUS PERKELAHIAN 
seratus perkelahian yang terpaksa kusaksikan  
sembilan puluh sembilan ternyata diam 
dan satu-satunya yang tertawa-tawa adalah 
seseorang yang tak pernah menang 
dalam setiap kesementaraan perang 

seratus perkelahian bungkam 
satu-satunya peristiwa yang membara 
di tebing nuraniku 
hanyalah curam-kekuasaan 
yang jauh dari suara suapapun 


(PUISI KETIKA SMA) 

MUSAFIR 
kita senja itu bersua di tempat sembahyang 
kau bertanya, di mana rumahku 
aku tak menjawab 
meski lewat isyarat, 
lalu kau menguntitku 
dan kau kaget 
sebab rumahku tak pernah beratap 
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR) 
____________________________________________________________

AjariKamiMenulisPuisi edisi 07 

(PUISI SEKARANG)  

BERHUJAN-HUJAN BERSAMA TUHAN 
basah seluruh 
lelaut mata hatiku 
yang diremukredam ketika senja 
oleh hujan yang menyentakkan dada 

tertumbuk jejakku 
terhenti hakekatku, oleh simpang siur 
yang abadi 
terbenamlah nuansa makna keberadaanku 

(di pangkuan bumi 
 ingin kumainkan kenangan, cinta 
kujangkau harapan 
meski Tuhan 
menghunjamkan hujan 
ke kuyub nasibku) 


(PUISI KETIKA SMA) 

SAJAK BUAT MAMA 

mama, 
selagi huruf belum tuntas 
kan terus kugubah segala lagu 
kusibak semua duka 
kuhimpun kalimat-kalimat segar 
dan kulontarkan kepada mama 

mama, 
buat apa risau dan bingung 
aku punya mulut 
yang bisa mengucap segala bentuk kata 
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR) 
________________________________________________________________

AjariKamiMenulisPuisi edisi 08  

(PUISI SEKARANG)  

KERANDA SAJAK 
dalam pisau pilu tergambar wajahmu 
merona mega, bagai kapal pecah terbakar 
dan berdebur hatimu, saat kuketuk 
kau mengerang seperti dirajam malam 
padahal aku hanya ingin mengatakan: 
"barangkali besok petang, sebuah keranda 
akan menampar tawamu" 

atau kuciptakan sebait sajak 
agar kau bisa bertanya, menjangkau misteri 
membinasakan keraguan, menguak kesepian 
merumuskan dugaan: 
agaknya Tuhan akan memasukkan 
diriku ke surga 
terbukti dalam hidup 
aku tak pernah berteka-teki 
senantiasa bernyanyi 
(tapi ah, aku malu 
satu-satunya yang terlanjur kutipu 
justru diriku) 

dalam pisau pilu tergambar wajahmu 
terbakar merah, seperti enggan 
bertarung di arena kehidupan, berbalutkan doa 
hanya doa-doa 
yang senantiasa terlukis di kanvas jiwamu 
(maka kubuatkan kau sebuah sajak: 
"Tuhan ternyata demikian terbuka") 



(PUISI KETIKA SMA) 

LAPAR 
Telah bosan aku pergi mencari arti lapar 
hingga suatu malam ia datang 
menyeringai garang 
di tempat tidurku 
menoleh menatapku 
menyibak memancarkan cahaya misteri 
lalu 
sampai kelu lidahku 
meniup menyuruh pergi 
aku benci padanya 
meski telah berkali-kali kutipu dengan nasi 
dengan daging 
dengan roti 
namun tetap tekun menjilati perutku 
membunuh birahiku 
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)   






_______________________________________________________________________

AjariKamiMenulisPuisi edisi 09  

(PUISI SEKARANG) 

MENANGKAP GAUNG 
menangkap gaung 
tak 
menangkap gaung 
takkan 

menangkap gaung 
takkan kutuhankan 
biarlah menggaung ke Tuhan  


(PUISI KETIKA SMA) 

SAJAK NEKAD 
mari kita jebol semua hati 
kita dobrak dindingnya 
kalau sudah 
kita masuk bergantian 
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR) 
___________________________________________________________________________

AjariKamiMenulisPuisi edisi 10  

(PUISI SEKARANG) 

KUTUB TERBUKA 
menggiriskan sungguh 
terayun di tepian waktu 
tak tampak purnama 
senyap menggigilkan jantung 

keabadian apakah 
samodra resah 
pelangi patah-patah 
tiada aroma bidadari 
dengan perangkap senyuman 
di tiap jengkal perjalanan 

(terkutuk pintu-pintu 
dari kutub ke kutub 
kian terbuka 
dari detik ke bulan 
dunia tanpa waktu 
bongkah masa depan 
siapa yang mampu tahu)  


(PUISI KETIKA SMA) 

PERCAKAPAN DIRI SENDIRI 
sungguh tak kuduga kau jadi pemain sandiwara 
melayang-layang di alam khayal 
tak menentu 
menghitung sudut balkon tiap pentas 
menanti sanjung pria berandalan 
menyucrup rangkaian abjad loakan 
hingga tak sempat menyusun lima huruf saja 
: C.I.N.T.A 
buatku 
(dicuplik dari Kumpulan Sajak PARKIR)   


_______________________________________________________________________________

 AjariKamiMenulisPuisi edisi 11
  
KARENA ANAK ADALAH PROSA
MAKA CINTAILAH IA DENGAN PUISI

karena anak adalah prosa
yang memanggul beragam cerita
dan ketika dirundung problema
tentu belum bisa memecahkannya
maka cintailah ia dengan puisi
agar tumpah segala yang bikin gundah
dan segera bangkitkan naluri tawanya
sebab jika sampai tersumbat pola pikirnya
bakal sulit menempuh jalan tol bahagia

karena anak adalah prosa  
sedetik pun jangan abaikan dia
terlalu  sibuk sendiri dengan WA
rempong mengulik grup di dunia maya
dalam kehidupan nyata di sekolahan pun 
ibu-ibu seperti membentuk kelas tersendiri
ngerumpi harga baju dan jejak masa lalu
juga mengenai erotisme suami
dan yang pengaruhnya paling berwibawa 
dinobatkan sebagai narasumber disegani
(para orangtua kadang memang
 tidak sesejuk puisi)   


ANAK KECIL YANG TERSENYUM  

anak kecil yang tersenyum
melupakan debur  samodraku
ketika terantuk batu terhempas dari perahu
kucoba berenang yang kugapai ikan-ikan darah
kucoba berenang yang kuraih tikaman karang 
tak juga tenggelam
kucoba berenang yang kugapai pusat gelombang
kucoba berenang yang kuraih badai lautan
belum juga tenggelam 

anak kecil yang tersenyum
wajah bocahku terlempar ke dalam fosil waktu
Waktu

                                     

________________________________________________________________________________ 

AjariKamiMenulisPuisi edisi 12 

ISTRIKU YANG SUKA MEMBACA DAN MEMASAK

Istriku, jika engkau sedang membaca
apakah kau eja pula gumpalan kenangan kita
di masa itu lengkap dengan aneka trik pendekatanku
redup-terang sinyal yang kau cahayakan
mulur-mungkret bentangan harapan
yang buru-buru kubawa ke dalam palung mimpi
padahal esok pagi belum juga ada jawaban
masih kau simpan di relung hati bijakmu yang terdalam

Diajengku, apabila engkau tengah memasak
apakah terbayangkan juga masa lalu cita-cita
tentang mendadak aku merangkulmu dari belakang
dan segera kau lemparkan kecantikan cara memandang
sehingga telingamu begitu dekat dengan kata-kata
yang merdu-pelahan kubisikkan:
“tak usahlah kau masak pula jantung dan hatiku
 sebab sudah matang semenjak pertama kali bertemu”  
(kemudian kau indah-bergerak untuk meletakkan munthu
 dan segera kita cumbu sambal yang pedasnya selalu baru)

Istriku yang berjudul Hesti, 
senantiasalah memasak dan membaca  
karena anak-anak akan selalu berhadapan
dengan beragam kegarangan tanda tanya


  (dalam rangka ultahnya, 25 Oktober) 

 

_______________________________________________________________________________ 

AjariKamiMenulisPuisi Edisi 13


SENANDUNG REUNI 

Reuni adalah pencatat waktu
seberapa cepat langkah melaju   
membuang laku menunggu
menuju titik yang diburu

reuni berbeda dengan rapat dinas
setiap peserta ingin segera bergegas
sebab yang bertele-tele
sebenarnya bisa dibuat ringkas  

dalam reuni terhidang aneka cerita
yang menggaung melintasi titian era
dan memanggilnya untuk kembali
kehidupan tidak pernah sendiri

ketika bereuni seperti berada di mesin waktu 
yang dari jauh dan hilang mendadak bertemu
dan bersama-sama membaca buku kenangan
penuh tawa-canda dari halaman ke halaman

Usai  
reuni
ingin
reuni  
lagi
sebab
jiwa
terasa
jadi  
segar
dan
muda  

kembali!! 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 


 
 
 
 
 
 
 

____________________________________________________________

AjariKamiMenulisPuisi Edisi 14 

BERKEDIP DAN MELOMPAT 

berkedip dan melompat 
mendadak tiba di suatu tempat
meninggalkan jejak di belakang
berupa fosil-fosil kenangan

lompatan dalam satu kedipan
butuh kewaspadaan
sebab di depan ada nganga jurang
bila terjengkang
masih beruntung 
jika bisa bangun lagi tahun depan

hidup seperti mengedipkan mata
usia melompat begitu cepat
tanpa terasa 2019 sudah dekat
SELAMAT TAHUN BARU!!
Selamat menengok jejak-jejak yang lewat
Sambil merangsek ke depan
dengan kobaran bara semangat!!!

  
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

___________________________________________________________________ 

   AjariKamiMenulisPuisi Edisi 15  

                                           MENCINTAI DAN BELAJAR MENULIS PUISI 

belajar mencintai
adalah tanda bahwa ada kesetiaan di jiwa
sebab tak ada kehendak untuk mengakhiri
siang malam di-tsunami gejolak kangen
selalu di-puting beliung rasa ingin bertemu
bila memandangnya
seperti dalam dada ada gemuruh gempa
kemudian mendadak reda

belajar mencintai
seperti tiada henti belajar menulis puisi
senantiasa mencari
di manakah sesungguhnya hakekat itu bersembunyi?
                                     ???????????????????????????????????????????? 
  
(Selamanya, mari senantiasa kita cintai PASANGAN RESMI kita

                              di manapun sedang apapun!!)   

 
 
 
 


 
 
 
 

__________________________________________________________________________ 

AjariKamiMenulisPuisi Edisi 16   

                                                          DALAM LINGKARAN DEJA VU 

Seseorang mengejar benda
dalam kumparan lingkaran  
ia tentu ikut berjumpalitan
benda itupun terus berpusar
tak pernah bisa
menemukan jalan keluar

Satu-satunya cara adalah 
dengan memecahkan lingkaran
itu hanya bisa dilakukan
oleh siapapun yang tidak
sedang berada di dalam
dan tanpa bermaksud campur-tangan

Maka lingkaran itu dipecahkan dengan palu
dan sang benda melenting mengejar waktu
sedangkan orang itu hanya bisa menunggu
sampai suatu ketika
ia kembali berada dalam lingkaran yang baru
: deja vu!!  

 (Brojolan Timur Temanggung 06/01/2019 pkl 11.08 sd 11.15
 sepulang kerja bakti Minggu)
 
 ______________________________________________________________________ 

AjariKamiMenulisPuisi Edisi 17 

MASA SEKOLAH ITU INDAH  
(refleksi KEDU berdarah)

masa sekolah itu indah  
bercanda dengan nama-nama tak terlupa
merangkul kebahagiaan mereka
bersama mendaki tanjakan cita-cita
seorang teman hendak terjatuh
serempak berebutan mengulurkan tangan
lantas menggandengnya berjalan beriringan

masa sekolah itu indah
dengan persahabatan, keindahan-hidup kian bertambah  
bentang waktu yang menjauh justru mendekat
jarak masa menjadikan memori berteman kian melekat
sampai nanti satu persatu pasti sampai di titik tamat

masa sekolah itu sungguh indah, kawan
jangan nodai dengan php percintaan
hindari menyusun magma permusuhan
jangan gampang terpancing sesaat tawuran  
akan terlanda badai sesal berkepanjangan
susah dihapus dari kedalaman jiwa
karena tawuran bukanlah bahan bakar
untuk menggerakkan kenangan bahagia

(Semoga tawuran itu yang terakhir,
 dan doa kami selalu buat ananda ADITYA HISAM suwargi,
 kagem ayah-bundanya: mugi tansah pinaringan tabah sabar njih)

                                                                                              (Temanggung, 10/01/2019 pkl 10.37-10.45)    
____________________________________
 
  

 



___________________________________ 
 AjariKamiMenulisPuisi Edisi 18 


GURU YANG MENJAWAB DENGAN BIJAK

Guru yang menjawab dengan bijak
pertanyaan dari murid-muridnya
Bahkan dari siapapun yang haus bertanya
adalah guru lapang-dunia segala didengarnya
Termasuk desir angin yang membatin
Atau gemuruh amuk-badai
yang hampir merobohkan bangunan jawaban di jiwa-tajamnya

Guru yang selalu berupaya menjawab pertanyaan apapun
adalah guru  pembuka gelap-hati siapapun
Dengan horison pengetahuan nan luas  
segala bentuk kebodohan terberantas
Busur kebijaksanaaannya melesatkan panah-cendekia
menancap di dinding hati:
1.      Meluruhkan embrio kepandiran.
2.      Melibas hasrat keculasan.
3.      Melesakkan magma ketamakan.
4.      Melembutkan gelegak kaldera ingin berkuasa. 

Guru yang tidak menjawab dengan bijak
Ataupun suka menunda jawaban karena sibuk ber-WA
Akan merangsang murid-muridnya suka mencipta.....


Mencipta puisi tentang Guru Kencing Berdiri
                                     Murid Kencing Berlari!!   


 


_______________________________  
 
                                            AjariKamiMenulisPuisi Edisi 19 

MEMORI KEPADA BENDA YANG MERANGKUL HATI   
  
memori kepada benda yang merangkul hati
seperti melemparkan sebuah drama
menjadi potongan-potongan cerita
para pelakonnya masih culun
suspensinya mendamaikan jiwa  
dan rasanya merdeka
tak perlu peran sutradara 
 
dari benda-benda yang lantas menjadi memori
akan tergelar luas kenangan peristiwa
sedih bersama lagu 
gundah didampingi lagu
terjatuh disemangati lagu
apalagi sedang bahagia
semua nada diborongnya
biarpun sumbang terdengarnya
fals peach controlnya

lagu menjadi teman intim di kos-kosan
yang sunyi karena semua penghuninya pergi
tinggal sendiri
duduk bersama suara
sejuk berdampingan dengan irama
kemudian pelahan tertidur
mendadak mimpi menjadi penyanyinya
ketika terbangun
teman-teman kos sudah merubung
ternyata tidak sedang menyanyi
namun mengigau secara bersambung-sambung

memori kepada benda yang merangkul hati 
lebih abadi
daripada terlanda memori kepada seseorang
yang juga merangkul hati
akan ada dua badai rasa yang menggelayuti:
1.      Selalu ingin kembali berjumpa karena
      memori itu biru warnanya
2.      Sebaiknya tidak usah bertemu, sebab
      tak ada warna yang bikin rindu.  


*Kaset Panbers ini salah satu koleksi terlama.
  Saya beli ketika diterima sekolah di SMPN 2
  Purworejo tahun 1976. Kaset itu masih utuh,
  cuma alat/player untuk membunyikannya
  sudah tidak punya.  Sedangkan kalau CD-CD
  terkoleksi sekitar tahun 2000-an.

*Dan dalam album volume 10 ini ada Lagu 
  Hit PANBERS yang melegenda.
  Apa judulnya coba?


 


______________________________________________________

     
AJARIKAMIMENULIS PUISI edisi 20

TUHAN,  
NGGAK APA-APA KOK JIKA MALAM INI DOAKU  
AKAN ENGKAU DENGARKAN BELAKANGAN

Tuhan, nggak apa-apa kok jika malam ini doaku
akan Engkau dengarkan belakangan  

Hamba malu bila mahrojnya tidak sefasih mereka
Takut jika ratapnya tidak sekhusyuk calon pemimpin bangsa  
yang saat kampanye berkobar-koar ingin menggempur 
rimbun-korupsi, padat-kolusi, akut-nepotisme,  
sarang-kebodohan serta  gelap belukar-kemiskinan
Tebaran baliho-baliho pun telah diturunkan
Lembaran spanduk kuminta satu untuk menutup kandang ayam
Hamburan sticker dan kartu nama yang bertebaran
diterbangkan angin dan masuk tong sampah pinggir jalan  
Tinggal kalender di dinding yang gamang terpandang
karena aku tidak akan memilihmu agar menang
Namun kalender bergambar caleg-partai  itu tetap kupasang
untuk menandai angsuran pinjaman di akhir bulan

Nggak apa-apa kok Tuhan, jika malam ini doaku
akan Engkau dengarkan belakangan.........

Banyak janji menguap dari ingatan sebelum diwujudkan
Sebab mereka tengah sibuk berdoa hanya kepadaMU  
dengan sikap tepekur nampak sangat khidmat me-Rindu
Sholat sunah berulang-ulang dengan jilbab baru
mengenakan peci religi terbuat dari kinclong beludru
Senyuuuuuuuum manis kepada semua tetangga
Ramaaaaaaaah nan luar biasa tetapi kadang lupa
Aura ambisinya masih ternampak juga
Simpatisan dan tim suksesnya pun mengiringi dengan setia  
Kompak berjamaah dan  ndremimil senada ikut berdoa

Di atmosfer doa-doa tampak berkejaran
Ngebut balapan saling tak mau ketinggalan
Ada yang akrab beriringan sebab berbeda dapil 
Sedangkan yang semula hendak akrab menunggu
mendadak-sontak meluncur lebih dulu  
padahal semula berdoa bersama dengan nada paling subtil
Yang ditunggu itu jebul satu partai satu dapil

Tuhan, beneran, enggak apa-apa kok jika malam ini doaku
akan Engkau dengarkan belakangan.......  

Di troposfer ini hamba akan sabar menanti  
memohon pengertian pada anak-istri
Sambil melihat doa-doa para kontestan
yang berjumpalitan di tangga stratosfer
Ada yang seperti tertahan di tebing mesosfer
Horotoyoh, itu sebuah doa malah terjungkir
padahal hampir sampai di bibir termosfer
Yang lain bahkan berhenti dan tergugu di eksosfer
Sebagian terbingung-bingung di ozonosfer
Tampak ada pula yang berpikir-pikir di pintu ionosfer

Sungguh nggak apa-apa kok Tuhan, jika malam ini doaku
akan Engkau dengarkan paliiiiiiing belakangan.........  

Memberi kesempatan kepada mereka  
rombongan mesias penyelamat nasib bangsa
yang lebih mendesak membutuhkan segera  
dan telah membuang biaya yang aduhai banyaknya
Terutama nanti doa-doa di sepertiga malam yang utama
demi pertarungan pemilu indonesia dengan sistem paling gila
Waktunya serentak yang jantungan makin serempak
Pesertanya ada yang lucu yaitu cucu, anak, bapak dan maknyak
Kartu suaranya pun selebar meja, rakyat diminta mencoblos nama-nama
Entah siapa saja mereka, warga tiada minat untuk menyimak rekam jejak
Sesungguhnya ini perhelatan pemilu demokratis pakai “tanda kurung”
Sebab seperti membeli kucing dalam karung
Yang penting tanda coblosan bisa  dihitung: politik statistik, bung!! 

Hamba maklum bila malam ini ServerMU penuh oleh barisan doa para kontestan   
Namun Engkau adalah Maha Pembuat Bandwidth untuk menampung
hasrat insan yang rebutan-berdesakan ingin lebih dulu didengarkan
agar JANGAN SAMPAI KALAH sebab akan terlanda bejibun tanggungan:
kekecewaan handai-taulan, gestur murung sanak-kadang  
Terbantingnya rencana bangga anak-istri yang rindu seremoni
dan sodoran kalkulasi administrasi  dari yang mensponsori

Tuhan, apakah sudah tiba giliran doa hamba untuk Engkau dengarkan?
Daku hanya mendamba langgengnya guyub-persatuan sesama
Hebat-eratnya kekerabatan antar suku berkulitkan aneka warna 
Indah-ramahnya silaturahim di antara pemeluk agama  
Kembali ngocol-akurnya anggota grup WA
Dan esok hari daku kembali bisa Engkau beri kemampuan
untuk membeli beras meskipun secara ketengan
Satu kilo gram  pun tak mengapa
Itu cukup untuk dua hari bikin kenyang sekeluarga  
  
Temanggung, 16 April: Merespon Pilpres-Pileg Serentak 2019
(byekonur:partofthepartthinking:behappy!!) 

_________________________________________________________________ 

AJARIKAMIMENULISPUISI edisi 21

KELAK BILA AHY DAN SANDY SALING BERADU
HAJATAN PILPRES SUNGGUH BAKAL SERU

Meniti jalan sepi
Berjumpa dengan SANDY
Sudah tidak bersama emak-emak lagi
Lawan tandingnya berbeda
Butuh strategi yang lebih terencana

Melangkah di jalan sunyi
Terlihat AHY sedang sendiri
Tak ada bayang-bayang bapaknya lagi
Aura militernya pun pelahan sirna
Cenderung seperti aktor ternama

Berjumpa dengan keduanya
Mendadak begitu terpana
Terbayang kemakmuran negara
Kemiskinan dan kebodohan tiada
Intoleransi pun menghilang
Mereka berdua sedang berbincang
Tentang tema-tema yang tak pernah usang

SANDY kalem saat memaparkan strategi
AHY meracik kata-kata dengan bergelora
Mengandalkan kelihaian berdiksi
Ayahnya mengajari membuat puisi
Ibunda SANDY juragan pelatihan kepribadian
Siapa hayo yang ayahandanya baperan?

Bung Karno pandai mengolah kata
AHY tampak berbakat pula
SANDY bergaya pemikir
Apakah representasi Bung Hatta?
Gimana jika keduanya bergabung saja
Bersama membangun jembatan  
Melindungi kaki lima di pinggir jalan
Seiring menciptakan kemakmuran

Kelak bila AHY dan SANDY saling beradu
Hajatan PILPRES sungguh bakal seru
Keduanya muda, tentu lebih bertenaga
Terutama pendukung wanitanya
Histeris berjamaah hingga terbawa mimpi
Padahal di sampingnya pasrah berbaring sang suami
Atau  mendadak suami diserupakan AHY atau SANDY
Dalam gelaran pilpres nanti
Perdebatan di FB dan WA akan lebih seru lagi  
Lebih copas data-data lagi
Lebih keras kepala lagi
Lebih partisan lagi
Lebih ngotot lagi
Tentukan sedari kini: pilih AHY atau SANDY?????
  

(Jane aku yo arep nggawe judul “Puan Maharani vs Yenny Wahid.”
Ning kok idene ora muncul-muncul. Opo amergo keduanya
ora setanding, ora sebanding yo?)

*#marimenulisapapunbenoracepetpikun.com   







 
__________________________________________________________________________ 

AjariKamiMenulisPuisi Edisi 22 

REUNIAN SMA  
DENGAN KARAKTER MASIH SAMA, WALAUPUN WAJAH SUDAH BERBEDA

Reunian SMA dengan karakter masih sama
walaupun wajah sudah berbeda
Senyuman teman itu masih tak terlupa
Dengan tarikan bibir yang sedikit saja
sudah mampu menggambarkan hati yang bahagia
Telah ia lewati liku-liku perjalanan
badai kehidupan dan pasang surut hantaman
Senyumannya tetap tersimpan
ketika memaparkan kisahnya dalam reunian

Reunian SMA dengan karakter masih sama
walaupun wajah sudah berbeda
Perubahan wajah itu memang hukum alam
sesungguhnya siapapun tak bisa melawan
meski berasal dari pakar antiaging yang kondang 
Awet muda itu terminologi duniawi
Kebahagiaan adalah pancaran jiwa dan hati
Seperti koordinasi matahari dan bumi
saling bergantian menjaga kehidupan tiada henti

bertemu teman SMA 
gembira-bahagia
bercanda sambil
memandang lesung pipitnya
bergelak tawa berbagi kisah
hakekat hidup melimpah
serasa tak ingin berpisah  

berjumpa teman SMA
semangat bercerita
makan bersama
berfoto aneka gaya  
nyanyi beragam nada
Sampai jumpa 
di ujung usia

*Kenangan bereuni dengan teman sekelas SMA
  juga bersama 2 guru kami, Bapak Fuad Himawan
 dan Ibu Marfiati.
  Lokasi Restoran Ayam Bakar Bambu Kuning
  dan SMAN 1 PURWOREJO, 28 April 2019


 
 
 
 
 


_______________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 23 

 
 



__________________________________________________________________________ 

AjariKamiMenulisPuisi edisi 24

DUNIA KITA BISA MENDADAK BERHENTI
TANPA JERIH PAYAH GURU

Dunia kita bisa mendadak berhenti
tanpa jerih payah guru.
Berhenti hanya sampai tepi kolam pengetahuan
dan tak muncul keberanian untuk berenang.
Padahal di dalamnya berisi segala hal tentang kehidupan.
Termasuk bagaimana menyusun masa depan,
strategi menghadapi semua hambatan  
dan taktik mengolah liku-liku tantangan.

Dunia kita bisa mendadak berhenti, kawan,
jika tanpa kesabaran dan jerih payah guru.
Yang tiada lelah memberikan pengajaran dan pendidikan.
Sehingga aneka sajian kebijaksanaan tergenggam.
Kadang di antara kita ada yang kurang ajar.
Suka mbolos atau terlalu sibuk mendamba
cinta yang tak terkejar.
Namun guru penuh maklum
dan memahami dengan hati nan sabar.
Jika esok diulang: “Ya memang sejak bayi
kamu sudah bengal dan kurang ajar!!”

Dunia pemikiran kita tidak akan seluas ini
bila tanpa jerih payah guru.
Bahkan bisa mendadak berhenti
dan menjelma apapun yang bikin ngeri
seperti inkonsistensi ataupun intoleransi.
Olehkarenanya kita semua selalu dilanda rindu.
Kepada guru di manapun beliau dipeluk waktu.

  
_________________________________________________________________________ 

                AjariKamiMenulisPuisi edisi 25

                                                  KITA PERNAH MENJADI PELAJAR SMA    

Kita pernah menjadi pelajar SMA
ketika surat-surat menjadi andalan
untuk menyampaikan kecamuk rasa.
Dan jika salah menitipkan
justru dibaca oleh segerombolan teman.
Kemudian si dia tak pernah mau lagi
diajak menggambar sepasang hati.

Kita pernah menjadi pelajar SMA
di tengah orde yang sangat berkuasa.
Namun rasanya enjoy-enjoy saja
tidak pernah merasa dipolitisir
tak ada gerakan yang bersifat memobilisir.
Tema hidup kita hanya cinta dan cita-cita.
Cinta yang mengajak terbang ke penjuru dunia.
Cita-cita istimewa tentang bagaimana
menyusun balok-balok perjuangan
untuk meniti puzzle-puzzle masa depan.
 
Kita, ya kamu dan aku, pernah ceria menjadi pelajar SMA.
Baru satu dua yang ke sekolah naik vespa.
Sebagian besar jalan kaki sambil bercanda.
Yang rumahnya agak jauh alias utusan dari desa
berangkatnya pagi-pagi sekali
dengan membawa obor bisa jadi.
Sepeda kumbang dititipkan  di suatu tempat
dan lantas nggandul di angkutan yang padat. 

Duluuuuu sekali pernah jadi pelajar SMA
kemudian menjadi apa saja kita sekarang?
Jadi teman-sejiwa di grup WA selamanya
selama hayat masih dikandung badan.
Satu per satu menunggu ANTRIAN
sampai hanya angin yang akan berhembus
untuk membaca: Pesan ini telah dihapus.

 

 ___________________________________________________________________
  
AjariKamiMenulisPuisi edisi 26

SANGAT SENANG RASANYA DISEBABKAN SEJAK DULU
SUDAH SUKA BANGET DENGAN GERAKAN LITERASI

Sangat senang rasanya disebabkan sejak dulu
sudah suka banget dengan gerakan literasi  
berkawan sambil berbincang
menyeduh kopi
menjulangkan perdebatan
menggerakkan argumentasi
melahap hidangan 
benak pun berorkestrasi
melahirkan gagasan

Sangat senang rasanya disebabkan sejak dulu
sudah suka banget dengan budaya literasi
mengetik visi
menggelorakan diskusi
melesatkan cita-cita
membantah wacana
menajamkan naluri
menyusun budi pekerti
menyediakan bacaan
menggalang persahabatan
akurat membaca berita
terbebas dari hoax tipu daya 
menguliti persoalan
menarik kesimpulan 

Sangat senang rasanya
berbagi pengetahuan
disebabkan sejak dulu
sudah menyukai bacaan  
membimbing penulisan
sambil selalu belajar,
meluruskan pemikiran
sambil senantiasa belajar,  
mendengarkan ujaran
sambil terus belajar,
sebab dalam setiap jejak keseharian
berpotensi menyimpan kebodohan  
   

METAMORFOSA BUKU MEMORABLE!!
*Semoga ADIK-ADIK atau CUCU-CUCU kelas di SMAN 1 Purworejo (DAN PELAJAR DI MANAPUN) berkenan membuat buku serupa.  Sehingga di masa depan bisa diselenggarakan semacam CLASS MEETING cabang BUKU KENANGAN dalam helatan REUNI AKBAR.  Sekaligus menggairahkan dunia literasi. SEMOGA.  

*Selain ada pada BoloSOS3, edisi E BOOK (dalam bentuk PDF) buku kenangan tersebut juga sudah ada di SMAN 1 PURWOREJO. Tidak hanya berisi 47 teman sekelas dengan foto-foto lama dan terkini. Namun kontennya sudah kami perluas, sehingga bisa dibaca oleh umum. Mungkin bisa pula dicetak dan diperbanyak dengan DANA BOS he he he. 
   
(4 teman kami yang sudah Mendahului MenghadapNYA pun tetap ada dalam buku tersebut, serasa masih berada bersama kami dalam canda dan bahagia masa-masa sekolah!!)
  
*Terlampir METAMORFOSA Buku Kenangan SMA “KAN KUKENANG DALAM-DALAM” (KKD). BUKU TERSEBUT  JUGA MEMPERMUDAH MANAKALA KAMI MENGADAKAN REUNI. Dan pas foto lama yang terpacak dalam buku KKD tersebut, bisa kami jadikan property seperti yang tampak dipegang teman-teman ini. Sangat memorable jadinya: menjadi terbandingkan antara wajah semasih SMA dengan wajah kami terkini.  Keberadaan kami pun selalu terdata dalam buku ini dan senantiasa ter-up date dalam buku KKD versi e book. MARI BEREUNI SAMBIL MEMBUAT BUKU!!  

  

  


 


 

 


 
 
 
 
________________________________________________________________________

      AjariKamiMenulisPuisi edisi 27

KETIKA MENIMANG ANAK PERTAMA, SAAT ITU

Ketika menimang anak pertama, saat itu.
Tak membayangkan bahwa suatu masa
ia akan merantau jauh.
Teringat sewaktu membopongnya bikin hati teduh. 
Gerakannya menggemaskan.
Kerewelannya membahagiakan.
Dan musim lebaran ini mengabarkan akan kembali.  
Dalam penantian hingga wajahnya terbawa mimpi. 

 “Tulang pipinya tak lunak lagi.
  Harum keringatnya telah pergi.
  Jemarinya tetap lincah.
  HP di tangannya tak pernah berpisah.
  Menunduk namun bukan sedang menyembah.
  Berjabat tangan hanya sekelebatan saja.
  Senyumnya serasa pemanis belaka.
  Silaturahim dengan tetangga sebentar nian.
  Game mobil legend lebih menjadi perhatian.
  Mencapai tower siapa yang lebih duluan”

Jauh sebelum menimang anak pertama. 
SAAT ITU, rasanya kita juga menjadi generasi pemilik dunia. 
Sepatu big bos, celana cutbray, baju yukensi, balapan sepeda.
SAAT INI, senantiasa terpana melihat kiprah para milenia.  
Baper, narsis, PHP, selfie, unicorn, start up adalah kata kunci mereka. 

 

 
_________________________________________________________________________
AjariKamiMenulisPuisi edisi 28

PERBEDAAN PILIHAN POLITIK YANG LEBUR
OLEH MUSIM LEBARAN DAN PANEN REUNIAN

perbedaan pilihan politik yang spartan diperjuangkan
hingga terlontar kata-kata pedas mengguncang pikiran
kebenaran milik siapa
masing-masing mengunggulkan data

perbedaan adalah takdir yang niscaya
dan bakal abadi terselenggara
dengan pilihan yang tidak sama itulah
kemandegan berpikir justru akan pecah
menjadi kebijaksanaan
menjanjikan kebahagiaan  

musim lebaran pun tiba 
bicara perbedaan dengan berdampingan
sambil meremukkan rengginang
gigi selip saat mengunyah jenang krasikan
dan tak henti-henti meraup kacang bawang
terus berbincang tentang beda pilihan
saling bergantian, demokratis nian

panen reunian juga tiba  
ada sedikit kenangan asmara yang menjelma
selebihnya adalah tautan persahabatan
pilihan politik berseberangan
tidak menjadi hambatan
justru muncul ide-ide yang berlompatan
minta segera diwujudkan
dengan semangat kebersamaan

lebaran dan reunian
adalah dua buah musim
dimana panen raya keakraban terselenggara  
dan semua bahagia memetiknya


 


 
_________________________________________________________________________






*Selain sebagai Ketua Kelas juga merangkap menjadi "bos literasi" kala SMA. Bersemangat mengisi Majalah Dinding , aktif di Sastra Radio KOPISISA, karya-karya dimuat di media masa, antara lain di Majalah HAI.  Nah ini dia, sering pula disambati teman yang sedang jatuh cinta. Diminta nuliskan puisi dan surat persahabatan, menyusun naskah pementasan, dll.  Duh sibuknya hingga tak sempat menulis surat buat seseorang (.....sekarang kamu di mana dan sedang apa, meskipun tentu aku tidak akan mencarimu.....). Ketika dinobatkan sebagai Penulis Puisi Terbaik dalam sebuah lomba, diberi hadiah buku yang merupakan partisipasi dari seorang anggota dewan. Teringat jelas dalam buku itu beliau tulis: "Mulutmu adalah Harimaumu". Sayang sekali buku itu hilang ketika harus hengkang dari hunian di Semarang karena tak bisa bayar kos-kosan.  Dari segenap piagam yang saya dapatkan, yang paling mengesankan adalah piagam Lomba Menulis Puisi Antar Kota karena juara pertama dan ke duanya hingga kini eksis menjadi penyair ternama: Bambang Widiatmoko dan Ahmadun Yosi Herfanda. Setidaknya saya pernah bersaing dengan mereka dan dinobatkan sebagai juara harapan 1. "Aku suka puisi-puisimu!!" ungkap adik kelas pemilik tubuh semampai itu. "Tapi aku tidak sedang menunggu hadirnya belahan jiwa, selain dia...." jawab batinku.  Lagi-lagi aku tidak akan mencarimu di manapun termasuk dalam mimpi terindah sekalipun, sebab aku tak ingin ada hujan batu-batu atau kilau tajam hunus pisau menikam-rajam hidupku !! 

Dengan menggairahi literasi sejak dini, masa SMA jadi indah bingiiiiiiiiiits !!, meski setelah itu segenap karya tersimpan rapi di laci.  Dan melalui blog ini akan saya bagi.  Semoga berkenan. Anda di segala profesi, yuk  BERPUISI !!  Berikut ini 2 buah karya alakadarnya yang sungguh memorable :


                                              (ditulis saat kelas 1 SMA, berisi 78 sajak) 

                                          (ditulis ketika duduk di bangku kelas 3 SMA)

TUNGGU PUISI-PUISI BERIKUTNYA YA.  BAIK AjariKamiMenulisPuisi EDISI REGULER MAUPUN AjariKamiMenulisPuisi EDISI ON THE SPOT.  Puisi-puisi yang bukan bersulit-sulit, tidak juga yang bergenit-genit, namun puisi-puisi yang ingin bercakap-cakap, menjalin percakapan batin dengan Anda.  Ada kategori PUISI PRISMATIS. Nah yang di sini bisa disebut PUISI DIALOGIS. TUNGGU PULA AjariKamiMenulisCerpen !! 

                                                                                                        *EkoNanCita Temanggung 
                                                                                                         WA/SMS 081328747838 

 



Komentar