Perpustakaan sebagai UMKM=EDISI REVISI Lebih Blak-Blak-an





 

 
   
DAFTAR ISI BUKU   

(KALI INI TANPA KATA PENGANTAR KONVENSIONAL, SILAKAN PEMBACA BERKATA PENGANTAR ATAU BERKOMENTAR WALAU DALAM HATI, BISA JADI PULA KATA PENGANTAR ITU BERSERAK DI SETIAP HALAMAN BUKU INI)  

*PERPUSTAKAAN SEBAGAI UMKM.
*AWAL JANUARIN 2011: KORBAN BJ BANYAK YANG STRES, SAYA MALAH DAPAT 
  KREDIT BANK BERKAT PERFORMA PERPUSTAKAAN 
*EKSEKUSI 
*PHOBIA WAKTU 
*JANTUNG OLAHRAGAWAN DAN PENJUDI 
*"LINGKARAN SETAN" SEMBAKO 
*SETELAH BAYAR BANK, UANG TINGGAL 0 RUPIAH DAN EPISODE HANNA 
  TERSERANG CANGKRANGEN 
*RENUNGAN "PERBANKAN" 
*BREAKING NEWS 1 dan 2 
*KALAU SAJA LAZIM INGIN RASANYA MASUK KE KUBUR AYAH-IBU 
*TIGA LANGKAH DERET UKUR YANG KAYAKNYA CUKUP SPEKTAKULER LHO 
*AYO MENULIS SURAT GAGASAN DAN CINTA MEMBACA 
*KKN-KU YANG SANGAT KUCINTA 
*SEMBURAT DARAH DI TAIWAN 
*SEKELEBAT KISAH TERCECER (Menapaki Kehidupan dengan Mencintai Buku) 
*SEKUMPULAN CECERAN RESUME (Begitu-Begitu Saja Maka Begitu: Out of the Box-kah?
*STOP PRESS: Kompilasi Cuplikan Buku 
*KUMPULAN CERPEN: MOBIL SURGA 
*KUMPULAN PUISI DAN ARTIKEL: CELOTEH ORANG PINGGIRAN 
*RIMBA PUISI ANTAR KOTA (Gagasan Percepatan Pengembangan Budaya Literasi bersifat 
  HOW TO 
*DENGAN CINTA MEMBONGKAR TALENTA, Biografi Prof. DR. HAR Tilaar, M.Sc.Ed dan  
  DR. HC. Martha Tilaar 
*KAN KUKENANG DALAM-DALAM, Memoar SMA 
*Kumpulan sajak: PARKIR, ditulis saat duduk di bangku kelas 1 SMA 
*SEKEDAR RIWAYAT DAN KREDO LITERASI, Pengalaman Mengakrabi Budaya Baca, 
  Dengar dan Tonton Sekaligus 
*SURAT UNTUK SANG PROFESOR edisi asli 
*SURAT UNTUK SANG PROFESOR edisi bajakan 
*4 JUDUL BUKU DALAM PERSIAPAN (dan cuplikan isi 2 buku) 
*PUISI-PUISI RADIO DALAM LIPATAN SURAT, Korespondensi-Memorik dengan Pengelola 
  Sastra Radio KOPISISA 
*DANA NURANI BERMASYARAKAT, Solusi Alternatif Keuangan Bermasa Depan bersifat 
  HOW TO 
*RAHASIA EKSISTENSI/SURVIVAL Sanggar Bacaan NanCita  TEMANGGUNG sebagai   
  UMKM (kekuatan sistem rolling buku)
*Sang Waktu yang Selalu Menjadi Pemenang
*Sekian Lama Berteman-Nasib dengan Para Nasabah-Kredit Bank, Ada Ide DANURBA yang  
  Signifikan


PERPUSTAKAAN SEBAGAI UMKM  

(Demi untuk merawat idealisme-organik*, telah 263 pucuk surat terkirim setidaknya kepada 20 tokoh.  Baru tiga tokoh nasional yang berkenan merespon, yakni Bapak Prof. DR. HAR Tilaar, M.Sc.Ed dan Ibu Martha Tilaar serta Bapak Dahlan Iskan.  Kisah sekedar perjuangan sederhana dan kecil-kecilan, bermodalkan nol rupiah dan hobi membaca sebagai cangkulnya ini pun berujung seperti tertuang sebagai berikut)  

1. Setelah proposal "Sanggar Bacaan NanCita" berkali-kali ditolak, dengan modal pinjaman berangkatlah saya menjadi TKI di Taiwan (1998). 

2.  Jauh sebelum pulang ke Indonesia, semua modal pinjaman telah lunas, dan saat pulang ke tanah air ada uang 55 juta rupiah.  Kemudian yang 30 juta rupiah untuk membeli rumah di Wonosobo. Yang 10 juta rupiah untuk biaya menikah dengan gadis Wonosobo.  (Rumah itu saya persembahkan buat istri ibarat sebagai "taj mahal"......).  Dan yang 15 juta rupiah lagi untuk modal mendirikan Sanggar Bacaan NanCita di Temanggung pada tanggal 30 Oktober 2000 termasuk untuk kontrak kios dan rumah tinggal.  Tak ada teman tidak ada saudara, di Temanggung saat itu saya benar-benar babad alas.

3. Kehidupan sehari-hari dan sanggar bacaan (perpustakaan) berjalan lancar.  Alhamdulillah,tidak punya hutang kepada siapapun.  Hidup terasa ringan dan bungah.  Merdeka, 4 tahun pertama setelah menjadi pengantin baru (bara malam perdana alias pengalaman pertamanya pun indah dan inspiratif-kreatif  banget, ya berlangsung di "taj mahal" itu he he he.....).  Tahun 2003 membuka cabang di Purworejo, dan cabang di Parakan (N-CeDe) dibuka tahun 2004. 

4. Tahun 2004 rumah tinggal yang saya kontrak mau dijual oleh pemiliknya dengan harga 110 juta rupiah.  Saat itu uang di tabungan cuma 30 juta rupiah.  Karena sanggar bacaan sudah berjalan mantap, anggotanya bertambah terus, anak-istri juga kerasan dengan lingkungan, maka saya berupaya untuk membeli rumah itu.  Tak ada jalan lain kecuali menempuh pengalaman pertama yaitu dengan menghubungi beberapa bank, tentu dengan menyodorkan performa finansial Sanggar Bacaan NanCita yang sangat sehat. 
  

5. Akhirnya Bank Surya Yudha bersedia memberikan pinjaman sebesar 85 juta rupiah dengan angsuran 5,5 juta rupiah per bulan.  Sertifikat rumah yang semula saya kontrak itu pun beralih ke nama saya. 

6.  Hampir 2 tahun angsuran saya bayar tanpa pernah terlambat.  Kemudian karena ada peluang untuk membuka cabang sanggar bacaan lagi, maka kemudian saya melakukan "restrukturisasi" pinjaman. Dua bank saya hubungi yakni BRI dan CIMB NIAGA Temanggung.  Keduanya bersedia men-take over pinjaman saya dari Bank Surya Yudha.  Saya pilih BRI sebab yang ditawarkan adalah skema pinjaman yang fleksibel, yaitu rekening koran.  Pinjaman tahun pertama 100 juta, tahun berikutnya ditambah menjadi 120 juta rupiah (padahal enggak minta tambah je....).   

7.  Berdirilah cabang berikutnya di Jampiroso Selatan (N-CeBe).  Segalanya berjalan lancar.  Hidup terasa ringan dan gembira.  sampailah saya merasa sudah waktunya untuk mewujudkan gagasan-gagasan yang sudah muncul sejak di bangku SMA dan makin kuat saat berkuliah, yakni:  

     A. Penggairaham minat menulis berdasarkan KEARIFAN LOKAL (sejak SMA, saya sudah aktif
          dengan kegiatan ini = serupa dengan ide Rimba Puisi Temanggung). 
     B. Membangun Jejaring Perpustakaan Desa-Kota yang sejak kuliah sudah saya perjuangkan (se- 
          tiap ada orang desa datang ke perpustakaan saya, saya selalu terlecut dengan gagasan ini). 
     C. Penggiatan ekonomi warga dengan DANURBA, gagasan ini akan merangkul seluruh warga 
          tanpa kecuali, keluarga kalangan bawah yang tidak tersentuh oleh bank pun akan bisa terban- 
          tu pula (setiap ada tetangga yang ke rumah mau pinjam uang, saya pasti terlecut dengan ga-
          gasan ini). 

8.  Semula DANURBA akan saya wujudkan dengan mengombinasikan antara jasa sanggar bacaan dan jimpitan warga.  Tetapi karena tidak semua warga RT suka membaca, maka kemudian ingin saya alihkan dengan "komoditas" yang semua orang membutuhkan, yakni PULSA telepon seluler. 

9.  Pada awalnya istri saya yang ikut berbisnis pulsa dengan mengikuti sebuah agen pulsa handphone yang memiliki cabang di berbagai kota.  Anggotanya ribuan dari berbagai profesi: guru, polisi, pedagang, dokter, pegawai bank, tentara, pengacar, akuntan, wartawan, dll.  Setiap memulai pertemuan anggota, sering dihantar dengan acara mujahadahan, durasinya cukup lama yang dipimpin oleh kyai dan santri-santri dari sebuah pondok pesantren.  Agen pulsa tersebut sudah 7 tahun beroperasi, juga memiliki acara talkshow tiap Jumat petang di sebuah stasiun televisi swasta. 

10.  Selain berbisnis pulsa, agen pulsa itu juga membuka program investasi.  Namun tidak serta-merta saya ikut berinvestasi. Selama SETAHUN saya mengamati bisnis ini, sambil ikut jual pulsa saja yang ternyata sangat laris: 
   a. Sedangkan istri ikut investasi sebesar 7,5 juta rupiah, dan setahun modal kembali. 
   b. Kemudian setelah SATU TAHUN ikut jualan pulsa, saya ikut pula berinvestasi sebesar 30 juta 
       rupiah, dan dalam setahun modal kembali juga. 
 c. Keinginan untuk mewujudkan gagasan-gagasan kemasyarakatan semakin besar, maka kemudian      saya ikut berinvestasi sekitar 100 juta rupiah. Sementara itu jualan pulsa saya semakian laris saja.
               

11.  Hampir selama 2 tahun saya bergabung dengan agen pulsa itu.  Hanya sebulan sekali saya ke kantor pusat agen pulsa tersebut di Wonosobo.   Sebab pekerjaan utama saya sehari-hari adalah menjaga perpustakaan.        

12. Tetapi lama-kelamaan bayangan bisa mewujudkan segenap gagasan kemasyarakatan yang sudah lama saya impikan, menjadi meredup seiring goyahnya performa agen pulsa tersebut yang di Wonosobo sangat terkenal.     

13.  Akhirnya agen pulsa itu ambruk pada bulan Desember 2010 antara lain karena terjadi konflik manajemen.  Ada 2 pimpinan agen pulsa itu yang hengkang kemudian mendirikan usaha sejenis di lain kota dengan membawa gerbong anggota loyalis masing-masing.  Selain itu ditambah pula dengan adanya kecenderungan makin banyaknya anggota agen pulsa itu yang lebih suka berinvestasi saja daripada gigih menjual pulsa.  Skema Ponzi/Bernard Madoff pun kian nampak berlaku.(Waktu itu lembaga OJK yang antara lain bertugas mengawasi aktifitas penghimpunan dana masyarakat, belum ada sebab baru diluncurkan pada tahun 2013).  Investasi saya pun lenyap hingga kini.  Maka cukup limbunglah kondisi finansial saya. 

14(Sesaat setelah agen pulsa itu roboh, beberapa anggota yang dekat dengan manajemen berinisiatif mempertahankan perusahaan.  Mereka berlatar belakang IT, akuntan, pengacara, dll. Upaya tersebut pada awalnya bisa lancar dilaksanakan, tetapi cuma berlangsung sebentar alias ambruk lagi). Bagi saya terjun dalam bisnis tersebut adalah resiko, bisa pula dikarenakan kekurangcermatan menganalisa prospek atau bahkan karena kebodohan.  Saya beranggapan, ya sudah.  Maka saya tidak tertarik untuk ikut-ikutan mengejar aset perusahaan tersebut.  Sebab aset perusahaan itu berpotensi menjadi harta yang diragukan kepemilikannya.  Aset itu sesungguhnya adalah HAK BAGI SEMUA ANGGOTA tanpa kecuali.  Jadi yang "berhasil" merebut aset perusahaan, sebenarnya mereka dapat dikatakan juga telah memakan harta anggota lain yang tidak mempunyai akses langsung ke manajemen.  Terjadi unsur ketidakadilan dalam hal ini.  Tidak adil terhadap mereka orang-orang kecil termasuk yang stress dan meninggal dunia karena memikirkan investasi yang hilang, dan terbelit hutang-hutang yang menumpuk.  Saya sering menjadi tempat curhat para korban agen pulsa tersebut.  Usul saya, segera hibahkan saja harta yang diambil/dirampas dari aset agen pulsa itu kepada fakir-miskin atau yatim-piatu agar tidak bercampur dengan harta yang bersih.  Mungkin beberapa anggota merasa hidupnya telah selamat karena investasi di agen pulsa itu bisa kembali dengan mengambil aset-aset perusahaan olehsebab mereka mempunyai kekuasaan untuk itu.  Tapi nanti Di Sana belum tentu selamat lho.  Hal ini saya sampaikan sekedar sebagai sumbangsih pemikiran yang semoga bisa menyelamatkan dunia akhirat buat para korban agen pulsa itu.  Apalagi hingga kini pun kasus agen pulsa tersebut belum diselesaikan secara hukum positif. Kami sungguh heran, kasus investasi bodong yang lain berhasil diadili, kenapa kasus agen pulsa yang itu tidak?  Siapa yang melindungi??!!     

15. Berbisnis pulsa gagal, namun segenap perpustakaan sayalah yang kemudian MENJADI PENYELAMAT, karena omzetnya tetap bagus.  Hasilnya masih cukup untuk survival bagi istri, 2 anak dan saat itu ada 5 karyawan.   

 
(artikel perjuanganku saat kuliah)

16.  Perpustakaan saya tetap ramai.  Tetapi karena modal investasi di bisnis pulsa itu saya ambilkan dari bank, maka penghasilan perpustakaan lebih banyak dipakai untuk membayar angsuran pinjaman. Perpustakaan ibarat menjadi "sapi perah" untuk membayar pinjaman.   

17. Ditambah anak kedua saya lahir secara cesar, kebutuhan hidup pun menjadi membengkak. Selain bertujuan untuk membiayai perwujudan gagasan dan menutup pinjaman pada bank, keikutsertaan dalam bisnis pulsa saat itu sebenarnya juga ingin mencari tambahan biaya untuk pengobatan ayah saya yang sudah lama sekali terkena stroke.  Dan juga untuk adik saya yang sakit di bagian saraf kepalanya (akibat narkoba).  Sudah sekuat tenaga saya merawat dan membiayai ayah dan adik yang nomor tiga itu, hingga keduanya meninggal dunia menyusul adik bungsu saya yang sebelumnya menjadi korban kecelakaan lalu-lintas saat dia kelas 2 SMA.  Karena memikirkan adik bungsu saya itulah, ibu saya menjadi tertekan sekali.  Sekolah adik itu memperoleh bea siswa, ada gadis pengagumnya, anak seorang pejabat, yang juga  ikut berduka cukup lama.....  Masih terbayang saat ibu dibantu selang-selang pernafasan di rumah sakit sampai akhirnya beliau meninggalkan saya......... 

18.  Maka perhiasan emas hasil kerja di Taiwan, lalu saya gadaikan.  Kartu kredit yang tadinya tidak pernah saya pakai, saya gunakan untuk belanja buku.  BPKB kendaraan pun masuk BMT Tamzis. Juga menggadaikan polis asuransi !!  Yang saya punyai saat itu rasanya tinggal DOA dan GAGASAN saja !!!  (Saya pun tidak mempunyai hutang kepada pribadi/seseorang atau di warung tetangga, dan pinjaman kepada berbagai lembaga keuangan tersebut tentu dengan menyertakan jaminan, saat itu saya sampai memiliki pinjaman di 6 lembaga keuangan sekaligus.  Otomatis tagihannya pun beruntun alias terus-menerus).  


19.  Alhamdulillah, perpustakaan saya tetap eksis walaupun perjuangan mewujudkan segenap gagasan kemasyarakatan menjadi tertunda.  Sebenarnya saat itu saya benar-benar merasa capai dan sudah bosan banget menjadi nasabah (kredit) bank.  Bank hanya akan selalu memandang bahwa orang baik itu adalah nasabah yang kemampuan bayarnya bagus (khas kredo yang diimani oleh instrumen kapitalisme).  Bukan karena bagus gagasan-gagasannya !!  Di negeri ini kepemilikan gagasan (kreatifitas) belum begitu bankable.  Ingin sekali saya bisa berkomunikasi dengan seseorang atau lembaga yang cara membuat kebijakannya berdasarkan gagasan-gagasan.  Beberapa saat setelah agen pulsa itu ambruk itulah, kemudian pelan-pelan saya mem-breakdown segenap gagasan ke dalam tulisan secara tertata.  Jadi yang saya punyai bukan cadangan uang, namun CADANGAN GAGASAN.  Sebelumnya gagasan-gagasan tersebut hanya saya simpan dalam benak atau berupa coretan-coretan cakar ayam yang berserakan di berbagai notes.  Semula saya berpikiran: begitu modal dari keuntungan berbisnis pulsa saya dapatkan, segenap gagasan (antara lain membangun perpustakaan yang representatif) akan langsung saya eksekusi untuk diwujudkan !!  


20.  Ketika berposisi sebagai penjual pulsa yang sangat laris, pulsa yang paling sering dibeli sehingga saya merasa nyaman dalam melayani pembeli adalah kartu AS dan SIMPATI, sebab jarang sekali mengalami trouble alias lancar-lancar saja transaksinya.  Maka ketika segenap gagasan sudah selesai saya tulis, operator yang paling melekat dalambenak saya adalah TELKOMSEL.  Sehingga saya merasa "signifikan" untuk menyampaikan konsep gagasan itu kepada TELKOMSEL.  Dan saat itu alamat kantor yang saya temukan adalah PT TELKOM.  Maka surat tulisan tangan berisi gagasan yang ingin saya perjuangkan itu pun, saya kirimkan teruntuk Dirut PT TELKOM sebagai induk dari PT TELKOMSEL.  Beberapa waktu kemudian surat saya tersebut mendapat tanggapan (copy surat dimuat dalam buku Surat untuk sang Profesor).  Sedangkan surat untuk berbagai tokoh yang lain sebagian besar belum dibalas, kecuali surat-surat kepada Bapak HAR Tilaar dan Ibu Martha Tilaar. Sedangkan Bapak Dahlan Iskan sempat mengirim email. 

21.  Walaupun tengah tertekan secara ekonomi, hasrat untuk terus bergagasan tetap tidak terbendung. Hingga akhirnya saya bisa berkomunikasi pula dengan seorang ahli pendidikan kondang sekaligus Guru Besar UNJ yakni Prof. DR. Henry Alexis Rudolf Tilaar, M.Sc.Ed (Pak Alex).  Saya sering menyampaikan ide-ide lewat surat-surat yang saya tulis tangan, sebab saat itu belum mampu memperbaiki printer komputer saya.  Tak ada rotan akar pun jadi, begitulah.  Pak Alex pun menanggapi surat-surat saya dengan sangat baik melalui SMS-SMS.  Saya juga menyampaikan gagasan MINI BIOGRAFI.  Pak Alex dan istrinya, Ibu Martha Tilaar, seorang pengusaha nasional terkenal, juga menyetujui gagasan saya tersebut.  Buku berjudul Dengan Cinta Membongkar Talenta (Sinergi Kehidupan Prof. DR. HAR Tilaar, M.Sc. Ed dengan DR. HC. Martha Tilaar)  berhasil saya susun. Guna menyusun buku tersebut pun, pernah untuk beli kertas, ongkos ketik dan mengirim naskah kepada Pak Alex, saya sampai pinjam uang tabungan anak saya yang saat itu tengah getol-getolnya menabung karena ingin membeli laptop (terima kasih Fandy, anakku).  Hingga penyusunan buku itu selesai pun, Pak Alex dan Bu Martha Tilaar sama sekali tidak tahu kalau saya sedang tertimpa kegagalan bisnis pulsa.  Saya memang tidak cerita.  Saya memisahkan antara "kerja intelektual" dengan "nasib ekonomik", sekaligus ingin menguji sedikit kebisaan saya di bidang literasi.   


                         << PERJUANGAN  DAN  SEMANGAT  BISA  CAPAI  DAN  PADAM 
                               SEDANGKAN  GAGASAN SELALU INGIN BERLARI KENCANG
                               SENANTIASA BERKEHENDAK MENEMBUS PERINTANG >> 


       Demikian kronologis nasib yang saya alami.  Mungkin saya terlalu bersemangat ingin mewujudkan ide DANURBA, penggairahan minat menulis dan jejaring perpustakaan desa-kota. Ketika mengira ada peluang untuk merealisasikan ide-ide tersebut, justru kesialan yang tergenggam. Sebenarnya jika saja agen pulsa itu bisa eksis bertahan selama SATU TAHUN LAGI semenjak investasi saya tanamkan, kiranya kala itu segenap gagasan tersebut bisa terwujudkan.  


Selain sejumlah gagasan "terbengkelai", efek lain dari robohnya agen pulsa itu adalah: 
A. Sebelum ikut berbisnis pulsa, saya bisa rutin belanja buku.  SEMINGGU SEKALI PASTI DATANG BUKU-BUKU BARU terutama terbitan Elexmedia, M&C, Level dan GPU.  Saat itu setelah tertimpa kegagalan bisnis pulsa, belanja bukunya hanya bisa sebulan atau dua bulan sekali, bahkan lebih (ini pun kadang-kadang memakai kartu kredit). 
B. Semula saya ingin membangun satu perpustakaan lagi (berarti ke 5) yang lebih representatif. Sebab perpustakaan sebelumnya (NanCita lama), sudah kehabisan ruang.  Penuh sesak dengan tumpukan buku-buku.  Dengan membangun tempat baru, maka media untuk memajang buku-buku (rak etalase) menjadi luas.  Niscaya pengunjung pun akan bisa "memindai" buku-buku dengan lebih mudah, nyaman dan puas.  Rencananya di lokasi perpustakaan yang baru itu akan menambah lagi koleksi buku-buku biografi, kepemimpinan, resep masakan, manajemen, psikologi, ketrampilan praktis, ensiklopedia, juga buku anak-anak kreatif.  Lokasi tanah untuk mendirikan cabang baru itu pun sudah saya beli jauh sebelum tertimpa kegagalan bisnis pulsa, dan saat itu terpaksa mangkrak dalam waktu yang cukup lama. 
C.  Pada waktu itu saya juga punya 5 lembar polis asurans: Harta 88, Rejeki Yunior, Medisave Yunior, Fortuna Extra dan Permata Hati.  Ketika semua polis tersebut jatuh tempo, baru kali itulah saya tersendat dalam membayar preminya.  Eman-eman sekali rasanya, apalagi ada yang sudah hampir 10 tahun saya ikuti. 
D.  Uang investasi hilang, hutang bertambah, total angsuran hingga 6,5 juta rupiah perbulan.  Sejak awal tahun 2011, saya bertahan dengan mengandalkan perpustakaan yang sudah saya kelola selama 17 tahun dengan baik.  Kehidupan saya pun menjadi sangat minimalis.  Mengerjakan kegiatan domestik saya jalani.  Tiap pagi mencuci, menjemur pakaian, momong balita, bersih-bersih rumah, istri belanja dan memasak (sebab tak lagi punya asisten rumah tangga).  Rekreasi hampir tidak pernah.  Pukul 9.30 pagi berangkat kerja ke perpustakaan, pulang pukul 9 malam . 
E.  Dengan "prestasi" lancar mengangsur pinjaman di berbagai lembaga keuangan itulah kemudian saya menghubungi Bank BNI.  Take over tersebut saya lakukan selain untuk mempertahankan usaha, juga karena ingin berganti dari produk pinjaman rekening koran (di BRI) ke angsuran biasa.  Dan pada tanggal 15 Juli 2013, kredit 5 tahun dari BNI turun sebesar 150 juta rupuah.  Selanjutnya kewajiban saya mengangsur ke BNI sebesar 4,2 juta rupiah perbulan, ditambah kartu kredit BRI, PEGADAIAN dan Tamzis, total sekitar 6,5 juta rupiah perbulan.  Praktis penghasilan saya selalu habis untuk membayar pos-pos angsuran tersebut (usaha dan hidup saya pun menjadi super defensif). 
F.  Menjelang lebaran tahun 2014 adalah masa yang paling "genting" secara ekonomi.  Selama 8 tahun pegang kartu kredit, baru bulan puasa tahun 2014 itulah kartu kredit saya pergunakan untuk pertama kalinya guna membeli sembako, terutama beras dan minyak goreng di toko swalayan. Sebelum itu kartu kredit tersebut kadang saya pakai hanya untuk belanja buku-buku, itu pun apabila pas keadaan darurat.  Ketika pertama kali hendak menggunakan kartu kredit di toko swalayan, hati sempat deg-degan juga kalau-kalau mesin penggeseknya sedang error.  Jika hal itu benar terjadi tentu bisa terserang rasa malu dong, sebab tidak pegang uang tunai sementara barang belanjaan sudah dihitung oleh kasir !!  Ketika lebaran saat itu si bungsu Hanna pertama kali ikut kegiatan mengaji di masjid, jilbabnya pun masih mengenakan yang lama.  Sampai ada temannya yang ngaruh-ngaruhi, kok tiap hari jilbab yang dipakai Hanna tidak pernah ganti?  Apalagi permintaan si sulung Fandy berupa laptop untuk keperluan sekolah, sangat tidak terjangkau !!  Tidak ada cukup uang cash di tangan, harus nunggu prepegan perpustakaan dulu yang menjelang lebaran biasanya memang ramai.  (Saat lebaran itu kartu kredit menjadi andalan untuk "meraup" sembako di segenap toko swalayan, sehingga menjadi jarang sekali membeli sembako di warung tetangga.  Berarti kartu kredit telah menjauhkan "silaturahim ekonomik" dengan lingkungan !!).  

 
(artikel perjuanganku ketika kuliah)

G.  Dalam tercenung tiba-tiba muncul pemikiran, saya kan punya usaha 3 sanggar bacaan yang tetap eksis dan sehat walau kurang lebih 7 bulan, bahkan pernah hingga 24 bulan tidak belanja buku-buku baru seperti biasa di Yogya.  (Inilah unikum berwirausaha di bidang perpustakaan.  Walau lama tidak kulakan barang, roda bisnis tetap bisa jalan.  Ajaib !!).  BI checking saya  juga bagus. Maka saya kemudian menghubungi "Bank X" bermaksud hendak mengajukan permohonan alih produk pinjaman, dari KUR ke KPR.  Namun ternyata tidak bisa.  Tiba-tiba saja suatu hari tanpa diundang datang berkunjung seorang pegawai Bank Jateng yang menawarkan produk pinjaman. Saya pun tergerak mengajukan pinjaman.  Semua persyaratan saya penuhi, bank tersebut pun tertarik setelah mengecek performa usaha perpustakaan dan BI Checking saya.  Berkas-berkas pun didaftarkan dalam antrian pengajuan kredit yang kata pegawai bank tersebut mengular panjang berhubung menjelang lebaran.  Dan karena antrian terlalu panjang itulah, saya berkehendak mem-pending pengajuan kredit ke Bank Jateng tersebut.  Maka kembali saya menghubungi "Bank X". Kali ini yang saya ajukan adalah penambahan plafon KUR.  Pejabat (selevel pimpinan) yang terkait dengan urusan kredit bank tersebut saya hubungi, dan beliau menyatakan bisa disetujui.  Kemudian saya diminta menambahkan berkas-berkas, dan posisinya katanya antri pula.  Permohonan saya tersebut dinyatakan deal, dan diminta menunggu setelah hari raya lebaran.  Namun setelah menunggu cukup lama, ternyata permohonan penambahan plafon KUR tersebut ditolak (?!!!).  Kemudian kembali saya menghubungi Bank Jateng.  Namun katanya antrian masih panjang juga.  Singkat cerita akhirnya pengajuan kredit 165 juta di Bank Jateng cair pada tanggal 7 Oktober 2014.  Berarti 3 kali take over bank telah saya lalui (BPR, 2 bank nasional dan bank daerah).  Saat itu belum semua pinjaman teratasi memang, dari total angsuran perbulan 6,5 juta rupiah hanya turun sedikit menjadi juta rupiah.  

AWAL JANUARI 2011: KORBAN BOWO JENGGOT (BJ) BANYAK YANG STRES, SAYA MALAH DAPAT KREDIT BANK BERKAT PERFORMA PERPUSTAKAAN   

Teringat pada saat itu ribuan korban bisnis pulsa BOWO JENGGOT Wonosobo yang resah termasuk saya saat tahu usaha itu kolaps.  Banyak cerita menyedihkan: para PNS yang gajinya minus, banyak yang kemudian jual rumah, dokter yang terpaksa melego mobil CRV-nya, para penjual warungan yang gulung tikar, guru ngaji yang terpukul berat, mantan TKI yang terpaksa berangkat menjadi TKI lagi, bahkan sampai ada anggota BJ yang meninggal dunia memikirkan uangnya yang hilang, dan kisah-kisah mengenaskan yang lain.  

Saat itu uang saya juga hilang, namun masih mendapatkan kepercayaan bisa beroleh kredit dari bank karena manajemen perpustakaan swasta saya tetap bagus.  Take over yang saya tempuh itu pun bertujuan guna mencari bunga dan angsuran yang lebih ringan.  Praktis saya belum pernah beroleh dana segar yang bisa dipakai untuk membuat langkah bangkit yang signifikan.  Hanya semacam gali lubang tutup lubang.  Dan perpustakaanlah yang kemudian menjadi "sapi perah" memang dengan BI checking yang senantiasa terawat dengan baik.  


"Jangan gamang, konversikan saja setiap problema yang datang menjadi tabungan pengetahuan" 

  

(Ada satu episode kisah yang pernah saya khawatirkan dan kemudian benar-benar saya alami beberapa hari sebelum kredit dari bank cair.  Saat itu saya sudah antre di kasir sebuah toko swalayan. Barang-barang pun sudah dipak dalam kardus, dan ketika kartu kredit digesekkan di mesin terbaca: SALDO TIDAK CUKUP.  Tentu saja saya kaget-kaget malu.  Ketika barang-barang belanjaan sedang dibungkus, saya tengok ke belakang terlihat ada yang ngantre.  Seketika itu saya mohon pamit ngacir pada kasir.  Tak sempat menengok ke belakang, entah apa batin mereka yang ngantre di belakang saya itu.......).  Pada saat itu rekening telepon rumah dan Speedy juga belum bisa bayar, dll.  Namun sering sekali saya beroleh keajaiban.  Yaitu tiap saya tidak punya cukup uang untuk membeli sembako, dll, tiba-tiba saja hari itu perpustakaan mendadak ramai, sehingga kebutuhan pokok tersebut bisa terbeli......(Trima kasih teman-teman NanCita-lover, kalian baik banget !!).  Sering pula tiba-tiba ada anggota lama yang datang: Masih ingat saya, Mas ?!!  Saya mau bayar utang saat sekolah dulu........(Seperti yang terjadi pada tanggal 8 Agustus 2016 yang lalu: Seseorang datang ke NanCita dan bilang ingin mengembalikan buku yang menurut pengakuannya ia pinjam sejak 10 tahun yang lalu ketika ia masih duduk di bangku SD. Yang terkini terjadi lagi tanggal 29 Juni 2017: Sambil bersilaturahim mengembalikan buku yang dipinjam saat SMP=15 tahun yang lalu !!  Bareng suami dan kedua anak, kembali pinjam buku mengenang seraya menularkan keceriaan di masa lalu. Salut, sebuah tanggung jawab yang sangat hebat !!  Bakal keren banget hidupmu). Sesungguhnya saya selalu berdoa buat seluruh anggota NanCita, semoga perkawanan kita terkenang senantiasa, canda tawa bahagia yang pernah terbina jangan sampai lekang oleh masa !!  


KETIKA ITU SAYA BERUPAYA AGAR MEMPEROLEH KAIL, SEHINGGA PERPUSTAKAAN SAYA BISA SEHAT KEMBALI.  DAN KEINGINAN MASYARAKAT TERHADAP BUKU-BUKU BARU, MENJADI LANCAR LAGI.  SETELAH MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BISA SEHAT KEMBALI, INGIN SEKALI BISA MEWUJUDKAN IMPIAN LAMA SEPERTI YANG SAYA ALAMI KETIKA SMA.  YAKNI SEBAGIAN HASIL PERPUSTAKAAN AKAN SAYA PAKAI UNTUK MENSPONSORI LOMBA-LOMBA MENULIS LOKAL YANG DIKELOLA SECARA MASIF, TERLEMBAGA DAN BERKELANJUTAN.  SERING SEKALI SAYA MENYAKSIKAN PARA PELAJAR YANG DISURUH OLEH GURU MEREKA UNTUK MEMBUAT TUGAS-TUGAS PENULISAN, DATANG KE PERPUSTAKAAN SAYA DAN.......MEREKA MEMBAJAK TULISAN ORANG LAIN BEGITU SAJA !!   DI SEGENAP SEKOLAH, SESUNGGUHNYA IMAJINASI MEMANG TELAH MATI !!  PARA PESERTA DIDIK CENDERUNG HANYA DIAJAR UNTUK MENJADI "PEKERJA KERAS" (KHAS CIRI-CIRI PENDIDIKAN DI NEGARA BERKEMBANG), BELUM DIDIDIK AGAR JUGA MENJADI "PEMIKIR KERAS".  PADAHAL BETAPA STRATEGISNYA KEKUATAN IMAJINASI BAGI HIDUP SESEORANG !!  Saya sungguh gemas dengan ide-ide dan praktik-praktik literasi yang begitu-begitu saja (terlanda bosanisasi yang akut). 

(Dengan prosedur resmi, seorang pejabat teras sebuah BUMN dari Jakarta yang didampingi oleh 2 orang pejabat di tingkat cabang BUMN tersebut pernah datang ke Sanggar Bacaan NanCita. Semula bermaksud hendak memberikan CSR, namun setelah BUMN itu melakukan RUPS, mendadak terjadi perubahan kebijakan.  CSR yang sempat diutarakan di ruang tamu rumah saya, Brojolan Timur Temanggung tersebut, dan sempat membungahkan hati saya, ternyata batal !!).   


Sudah 17 tahun usia Sanggar Bacaan NanCita yang sepenuhnya mandiri alias belum pernah beroleh bantuan buku dari pihak manapun.  Pengelolaannya memang murni seperti halnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).  Saya memang sangat bertekad untuk memasukkan pendekatan bisnis dalam mengelola perpustakaan.  Sudah lama sekali saya tertarik dengan dunia literasi dan kewirausahaan.  Dan terbukti bisa, setidaknya selama 17 tahun ini bahkan seraya menghadapi gempa finansial segala.  Modal pendirian perpustakaan itu pun saya cari dengan menjadi TKI di Taiwan. 


"Untuk menjadi pandai dan beriman itu telah banyak didirikan lembaga dan prasarana pembelajarannnya, namun tidak demikian untuk menjadi kreatif.  Padahal sesungguhnya kreatifitas itu akan bisa meninggikan derajat kepandaian serta keimanan seseorang" 

  
Pendekatan bisnis itu bertujuan: 
a. Agar belanja penyediaan dan pembaharuan buku-buku bisa dilakukan secara mandiri. 
b. Agar bisa menggaji pengelola/karyawan. 
c. Agar bisa menghidupi keluarga sehingga bisa fokus berjuang di bidang literasi. 

Sebenarnya NanCita pun ingin mengejawantahkan jargon populer yaitu triumvirat ORIENTASI, MISI dan VISI. 
1. Visi  NanCita         = mencerdaskan kehidupan bangsa. 
2. Misi NanCita         = mengembangkan minat baca. 
3.Orientasi NanCita  = mencari laba he he he.....(toko buku aja boleh ambil untung, masak                                                          perpustakaan nggak boleh, kan core business-nya sama). 

Meskipun dikelola dengan pendekatan bisnis, perpustakaan NanCita tetap berkomitmen dalam menempuh jalur perjuangan literasi pada umumnya.  Bahkan saya berpendapat bahwa perpustakaan itu tidak hanya bertugas menyediakan buku-buku ansich.  Namun seyogyanya juga bisa mengadakan kegiatan-kegiatan serta menerbitkan karya atau buku-buku sendiri.  Dan pengelolanya jangan sampai seperti ayam mati di lumbung padi (saban hari dihidangkan karya-karya pemikiran, namun dia sendiri tidak memroduksi apa-apa).  Selama ini kami pun telah membuktikannya.  Ada beberapa buku karya para anggota yang telah diterbitkan.  Sedangkan karya anggota yang lain masih ngantri. Belum lagi gagasan-gagasan literasi yang termaktub dalam berbagai buku kami !!  


Selain menyewakan dan menjual, ada pula buku-buku yang kami pinjamkan secara gratis.  Senang rasanya bisa menyediakan buku-buku YANG SELALU BARU kepada warga berbagai usia dan profesi. Para pedagang pasar, polisi, perawat, dokter RSU, guru-guru, pegawai bank, penjaga toko, karyawan pabrik, dll, mereka rutin bertandang ke Sanggar Bacaan NanCita.  Para orangtua pun banyak yang mengajak anak-anaknya berkunjung ke perpustakaan dengan wajah ceria.  Walau kecil-kecilan, sejak dulu saya memang ingin selalu berupaya di bidang yang berkaitan dengan KEWIRAUSAHAAN dan KEPENDIDIKAN. 

Dan melalui media perpustakaan itulah, saya juga ingin membiasakan warga untuk berkumpul (terbentuklah semacam "melting pot literasi").  Bisa pula menjadi think tank, berdiskusi sambil mencari informasi dan referensi demi makin mantapnya penyelenggaraan gagasan-gagasan dari siapapun.  Misal salah satunya adalah ide DANURBA, sebuah gagasan yang bermaksud MERAWAT KEPEDULIAN SOSIAL tanpa memandang kelas sosial.  Dengan DANURBA, kita bisa saling peduli TANPA SENGAJA TANPA TERASA sambil tetap bisa sibuk dengan profesi dan ambisi kita masing-masing sehingga KAS RT kita akan terus meningkat.  DANURBA meminjamkan dana tanpa bunga, tanpa provisi, tanpa biaya administrasi, tanpa jaminan, tanpa notaris !!  Jelas bukan kapitalis, sesungguhnya DANURBA adalah "lembaga keuangan" yang berwatak pancasilais.  Siapa tahu kelak DANURBA bisa bersaing/bersanding dengan Bank Grameen (Bangladesh) dan Saemaul Geumgo (Korsel) he he he...... DANURBA tergagas jauh sebelum saya mengenal kedua lembaga keuangan itu. Dan banyak pembeda yang ekstrim, antara lain jika Bank Grameen dan Saemaul Geumgo menerapkan sistem bunga atau biaya administrasi, DANURBA sama sekali tanpa kedua beban itu !!  


"Dalam menempuh hidup ini kiranya tidaklah cukup bila hanya dengan melangkah, namun juga melompatlah.  Perkara kemudian terjatuh, segera bangun kemudian boleh pelahan melangkahlah. Jika dirasa bekal sudah cukup, melompatlah lagi.  Bilamana masih jatuh juga yang paling penting jangan sampai berguru kepada keledai !!"   



(DANURBA bukanlah murni inklusi finansial, namun merupakan wujud kepedulian sosial yang dikelola mirip inklusi finansial dan berpotensi mengurangi kesenjangan atau angka indeks Gini di sebuah komunitas sosial atau wilayah). 

Kepedulian sosial ala DANURBA seperti itu niscaya akan bisa BERLANGSUNG SEPANJANG MASA selama lembaga RT masih eksis.  Dengan kuatnya kondisi keuangan di tiap-tiap RT, kiranya kemudian akan bisa memberikan bantuan kepedulian kepada sesama warga di manapun yang sedang tertimpa musibah banjir, gempa bumi, kebakaran, kabut asap, tanah longsor, dll. Selain itu tentu saja seluruh anggota warga RT bersangkutan pun akan memiliki "lembaga keuangan" serupa inklusi finansial yang akan terus dinamis beroperasi.  Bahkan hingga bisa diwariskan kepada anak-cucu nanti.......Tagline DANURBA adalah MENABUNG DAN PEDULI DI SEPANJANG KONSUMSI.   

 
(buku how to gagasan DANURBA, keterangan selanjutnya ada di halaman berikutnya)



(Di tengah kian bertebarnya toko-toko modern hingga ke sudut-sudut kota.  Dan maraknya semangat entrepreneurship terutama di bidang kuliner dan fashion, semoga perpustakaan saya bisa kian eksis guna menemani segenap warga yang selain sibuk makan-makan, berbelanja serta dandan, juga SUKA MEMBACA khususnya di Kota Temanggung. Dan konsep perpustakaan serupa pun kiranya bisa diadopsi oleh siapapun di kota-kota lain.  Saya bermimpi alangkah ideal jika di tiap kota ada sebuah perpustakaan swasta yang dikelola sebagai UMKM !!  Secara manajerial mandiri, bisa membayar karyawan, dll, dan terutama pengadaan koleksi buku-bukunya ditopang dari penghasilan perpustakaan itu sendiri, bukan meminta uluran tangan dari donatur buku atau siapapun !! Kemudian dalam aktifitas-kreatifnya barulah bersinergi dengan pemangku kepentingan dan wirausahawan kota setempat, misalnya bisa berbentuk sponsorship masif.  Kiranya ini adalah sebuah platform strategis terkait upaya pengembangan budaya literasi yang TERLEMBAGA serta BERKELANJUTAN.  Sebuah terobosan gitu lhoh....!!).   


**JADILAH PEMBACA HEBAT DAN BERJUANGLAH SECARA SEDERHANA, 
                                                               NISCAYA HASIL YANG DIDAPAT AKAN ISTIMEWA**  

  

(Setiap saya berada di Toko Buku GRAMEDIA atau toko buku yang lain, pikiran saya sering terusik. Toko buku yang core business-nya idealisme itu kok bisa eksis dan bahkan mampu melakukan diversifikasi, misalnya merambah bisnis MICE, dan ekspansi di tiap mall besar, ya?  O, ternyata toko buku itu dalam mengelola lembaganya dengan pendekatan bisnis.  Seperti halnya toko buku, sesungguhnya lembaga perpustakaan ber-core business yang sama juga.  Toko buku menyediakan buku-buku, perpustakaan juga menyajikan buku-buku. Namun selama ini pada umumnya perpustakaan memang tidak dikelola dengan pendekatan bisnis. Sehingga salah satu cirinya/akibatnya pembaharuan koleksi bukunya menjadi lamban sebab menunggu uluran tangan dari para donatur.  Buku-buku yang diterima pun sering berupa buku bekas.  Saya kerap mendapat keluhan seperti itu dari para pengelola perpustakaan maupun pemustakanya.  Rata-rata perpustakaan warga pun didirikan berdasarkan idealisme saja.  Hal seperti itu baik-baik juga sih. Namun biasanya jika pengelolanya kemudian beroleh pekerjaan di tempat lain, maka perpustakaan yang dulu ketika mendirikannya dengan membuat proposal-heboh dan disodorkan ke sana ke mari itu akan ditinggalkan begitu saja.  Perpustakaan itu sekedar sebagai transit pengabdian semata. Secara administratif selalu sibuk, terutama bila akan ada penilaian lomba).  


"Hidup itu seperti saat naik bus yang penuh penumpang dan Anda hanya bisa berdiri.  Nikmati saja bus yang sedang berjalan walau pengap, kadang oleng dan padat masalah.  Jangan iri kepada yang beroleh tempat duduk serta bisa nyenyak tertidur. Sebab cita-cita semua penumpang sesungguhnya sama, yakni: selamat sampai tujuan !!"  


                                                                          EKSEKUSI  
Akhirnya tibalah saat eksekusi !!  Saya hitung selama sekitar 13 tahun menjadi nasabah (kredit) bank, bunga yang saya bayarkan dan laba usaha kok sudah banyak sekali !!  (kayaknya bisa untuk membeli mobil kelas medium lebih dari satu ataupun memborong berkarung-karung krupuk serta berpiring-piring entho cothot.........DAN BISA PULA UNTUK BELANJA BEJIBUN BUKU-BUKU BARU !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!).    

Berkali-kali berada di jurang keterdesakan.  Seperti auatu ketika terpaksa laptop anak saya masuk pegadaian karena bank menanyakan tagihan di akhir bulan (lapto yang akhirnya terbeli juga dengan ketekunan menabung anak saya).. Seiring dengan itu kontrak lokasi perpustakaan (N-CeBe dan N-CeDe) secara berbarengan tidak boleh diperpanjang karena akan dipakai oleh pemiliknya.  Iuran komite sekolah anak belum terbayarkan, dan bahkan stok beras tak genap satu takaran, dll dll.....Pernah pula mendapat surat peringatan dari sebuah bank.  Silakan bayangkan bagaimana "suasana deg-degan hidup kami" pada periode sejak menerima Surat Peringatan Pertama hingga Surat Peringatan ke 3, berikut ini kutipannya: 

*Apabila sampai dengan batas waktu 20 (dua puluh) hari kalender, ternyata Saudara belum juga melakukan pembayaran seluruh tunggakan atau pelunasan kredit, maka Bank sudah dapat melakukan Eksekusi Jaminan melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), dapat disampaikan hal tersebut mengakibatkan: 
1. Pengurusan lelang jaminan diserahkan ke Pihak 3 yaitu Balai Lelang Swasta untuk selanjut- 
    nya diteruskan ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) selaku Pejabat 
    Lelang. 
2. Bukan hanya nama baik Saudara dipertaruhkan tetapi juga beban biaya semakin bertambah  
    dengan adanya penanganan pengurusan/pelaksanaan lelang melalui Balai Lelang Swasta dan 
    Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). 
    Demikian surat peringatan ke 3 ini disampaikan untuk menjadi perhatian Saudara.

Konskuensi dari peringatan ke 3 tersebut adalah akan dipasangnya tulisan: RUMAH INI DIJUAL DIBAWAH PENGAWASAN BANK.  Dan pegawai bank mengatakan bahwa tulisan tersebut telah disiapkan !!  Dua kali saya ditunjuki tulisan itu oleh pegawai bank.  Satu kali di saat mereka berkunjung ke NanCita, satunya lagi ketika saya berada di ruangan bank itu.  Pegawai bank pun ramah-ramah namun tetap bikin mak tratap jantung juga setiap berkunjung ke rumah (terutama istri saya).  Dan ketika sampai pada tanggal batas waktunya, pegawai bank mengatakan bahwa rumah yang ada Sanggar Bacaan NanCita itu harus dijual !!  (Pada saat itu untuk membeli gas 3 kg pun saya sedang tidak punya cukup uang, tertegun saya ketika melihat di tabung gas itu terbaca: HANYA UNTUK MASYARAKAT MISKIN....... Setelah itu anak sulung saya makan siang dan minta sambal kesukaannya, syukurlah saya mampu membelikan di warung satu sachet sambal seharga 1500 rupiah. Ketika rencana penjualan rumah saya disampaikan oleh pegawai bank, saat itu anak bungsu saya tengah bergembira dan betah bermain bersama teman-temannya di ruang tamu tempat di mana 2 pegawai bank sedang duduk "mengultimatum" saya !!  Berikutnya suatu pagi anak sulung saya sakit. Dan saya hanya bisa membelikan amplop 500 rupiah dapat dua buah.  Yang sebuah untuk memasukkan surat ijin karena ia tak bisa masuk sekolah.  Siangnya pegawai bank datang dan hendak memasang tulisan RUMAH INI DIJUAL DIBAWAH PENGAWASAN BANK.  Saya lihat sendiri tulisan itu warnanya merah membara !! (sesungguhnya telah beberapa kali pegawai bank berniat hendak memasang tulisan tersebut di rumah saya, bikin sport jantung bro !!)....Seketika terbayang keceriaan anak-anak yang bakal hilang....Kemarinnya si bungsu meminta dibelikan saus pedas manis, ia sedang asyik makan krupuk.  Dan raut wajahnya nampak kecewa ketika saya bilang "belinya nanti ya", saat itu saya memang tak punya cukup uang.  Hari berikutnya dengkulnya terkena knalpot sepeda motor hingga melepuh, jalannya terpincang-pincang.  Seiring itu lampu penerangan kamar pun mati dan baterai jam dinding habis.  Ditambah odol tinggal sedulit serta pisau cukur tumpul sudah berhari-hari, tetap terpaksa untuk nggaruk jenggot, dagu rasanya sakiiiit.....dan geli-geli kasar....serta menimbulkan suara: mak grauk grauk !!  Penghuni rumah sebelah adalah penjual nasi goreng Madura.  Jika mereka tengah memasak, aroma bumbunya sampai masuk ke rumah saya, duh...sedapnya merangsang selera.  Tapi untuk membelinya ya terpaksa pikir-pikir, karena sabun mandi anak sering telat kebeli.  Maka cukuplah aroma bumbu nasi goreng yang terbawa angin itu saya hirup sebagai "lauk-pauk" imajinatif......Suatu kali ingin membelikan mie ayam untuk istri dan anak pun, hanya terhenti atau tercekat di air liur.  Dan.......saya kembali tertegun saat anak sulung saya bilang bahwa pak gurunya mendata siapa saja siswa yang sudah punya laptop.  Tentu saja anak saya menjawab punya karena memang punya, namun laptopnya itu berbulan-bulan masih sekolah di pegadaian !!). 

                        *Kalau mencari pembeli rumah saya itu lebih mudah karena banyak peminat, 
                     apalagi yang menjual pihak bank.  Namun yang saya upayakan adalah mencari 
                     orang yang berkenan saya ajak untuk menyelamatkan perpustakaan.  Nah,yang 
                     begini ini sungguh tidak gampang.  Sepenuhnya sadar bahwa ada visi yang saya 
                     panggul, sementara selalu orientasi yang senantiasa ditawarkan. 

*Ketika bank memberi deadline pemasangan tulisan penyitaan, segera playon-lah saya ibaratnya hingga ke berbagai penjuru angin.  Ke sana kemari tak peduli rasa lelah, waktu siang malam dan jarak tempuh.  Guna mencari dana segera !!  Ada yang saya tunggui hingga berjam-jam di depan rumahnya (karena yang bersangkutan sedang pergi), dan begitu bisa ketemu jawabannya kagak bisa. Ada yang memberi banyak advis, ya dana itu sama saja tidak tersedia.  Pernah ingin mengajukan pinjaman 250 juta, tapi bunganya 10% perbulan.  Gubrak !!  Wah, mbakonya pas jelek, inilah ujaran yang sering saya dapatkan.  Tahun 2016 tembakau Temanggung memang berduka, semoga di masa datang komoditas kopi mampu menggantikannya.  Dan aneka kisah terkait upaya mencari dana telah saya tempuh.  Coba teman-teman bayangkan betapa galau perasaan saya ketika itu tiba-tiba mendapat sms dari bank sedramatis ini: 

"Nyuwun dipenuhi kekurangan setoran 10 juta, posisi rumah sudah terdaftar proses lelang, kalau masuk setoran 10juta hari ini bisa dibatalkan lelangnya.  Matur nuwun."  
                                                                                              (tgl 9 Desember 2016  14;45:47) 

"Sampai hari ini Pak Eko......Saya ditunggu konfirmasinya sama 
 tim lelang kantor pusat" 
                                                                                                        (tgl 9 Desember 2016  14:50:56)  

                                (Syukurlah hp ini tidak ikut-ikutan berdebar hingga keypad-nya menjadi 
                                 serentak-rontok misalnya akibat mendapat tagihan keras dari bank !!)

*Sebelumnya sudah saya bayar sebesar 35 juta.  Langsung saat itu saya melesat cepat "serasa terbang" menuju ke kantor bank itu.  Sesampai di sana, bank sudah tutup !! Seketika terbit pikiran: habis sudah hidup kami dan NanCita di Temanggung !!!  Apalagi teringat ketika pegawai bank bilang bahwa jika TULISAN PENJUALAN itu sudah dipasang di rumah saya, pasti akan segera ada yang mau beli.  Pegawai bank juga menyatakan siap menjualkan dengan akan menyebar foto rumah. Dia katakan para makelar yang biasa membeli rumah yang sudah dalam pengawasan bank pun tentu bakal ada pula.  Saat itu jantung saya rasanya sudah berceceran di teras kantor bank itu !!!  Bila rumah benar-benar jadi disita bank, istri saya memang sudah mengajak untuk pulang ke desa saja. Padahal di sana juga belum ada hunian yang layak.  Yang saya pikirkan adalah bagaimana dengan kondisi psikologis kedua anak kami?  Mereka tentu akan kehilangan kebahagiaan secara tiba-tiba. Kehilangan teman-teman, kehilangan rumah, dan masa depan yang tak pasti, sebab saya harus mulai dari nol lagi !!  Saya tak bisa bayangkan jawaban akurat seperti apa yang harus saya berikan terutama kepada anak bungsu saya yang masih TK dan sedang getol-getolnya suka membaca jika di rumah kami sampai dipasang tulisan: DIJUAL DALAM PENGAWASAN BANK.  Sikap kritisnya sedang pesat-pesatnya tumbuh sehingga kami sering kewalahan memberikan jawaban.  Bisa-bisa dia akan bertubi-tubi bertanya: kenapa rumah kok bisa dijual, yang biasa dijual itu kan es krim, donat, permin dan roti coklat?  Apalagi rumah teman bermainnya sehari-hari, justru sedang dibangun !! 

*Beruntung ada satpam yang berkenan menghubungkan saya dengan pegawai bank terkait yang sudah berada di mobil hendak pulang.  Saat itu saya baru membawa 5 juta rupiah terakhir. Alhamdulillah, pegawai bank yang bersegera pulang itu masih memberikan kesempatan pada saya setelah berkonsultasi dengan kantor pusat.  Saya diberi waktu 2 hari lagi untuk menutup kekurangannya.  Kebetulan 2 hari itu adalah hari libur (Minggu dan Senin pas Maulid Nabi).  Jika tidak pas hari libur mungkin saya tidak punya cukup waktu lagi untuk mendapatkan "dana penyelamat" itu.  Rumah pasti akan dilelang !!  Praktis dalam waktu kira-kira dua mingguan  uang sekitar 50 juta rupiah baru bisa saya peroleh.  Kemudahan ini saya dapatkan bisa jadi karena sebelumnya saya memang tidak mengambil opsi meminjam pada pribadi.  Terhadap bank pun saya senantiasa beriktikad baik.  Belum pernah sekalipun menghindar jika sewaktu-waktu pegawai bank berkunjung ke rumah.  Bila diminta ke kantor bank itu pun, saya pasti datang. 


PHOBIA WAKTU 
Namun demikian kami sering juga terserang rasa phobia terhadap waktu.  Pegawai bank itu biasanya datang secara tiba-tiba.  Sehingga eskalasi debaran jantung kami setiap harinya meningkat seiring fajar yang menyingsing.  Ketika sudah masuk jam 8 pagi (ini jam kantor), maka detik itulah kami "bertidak harap-harap cemas" akan kedatangan pegawai bank.  Jika jarum jam sudah menunjuk angka 4 sore, debaran jantung kami pun mereda.  Besok sport jantung itu dimulai lagi, setiap pagi hingga sore terlanda deg-degan harian jadinya !!  Bahkan seperti beruntun, sebab pengunjung yang mau ke perpustakaan pun, kadang saya kira pegawai bank yang datang.  Dada sering banget terserang rasa Mak nyass!!  Mak tratap!!!  Maka malam hari adalah waktu yang paling nyaman menikmati hidup dikarenakan pegawai bank tak mungkin datang.  Juga Sabtu sore dan Hari Minggu. Saat itulah saya bisa bahagia bercengkerama dengan anak-istri seperti di surga dunia.  Bila malam tiba, saya pandangi istri kok bagai bidadari........ini juga hal yang mendebarkan jantung.  Kemudian terpacu gelegak adrenalin untuk meramu dan menuntaskan romantisme foreplay yang panjang serta kreatif.  Kami pun sering sekali sama-sama atau bareng-bareng menjadi pemenang !!  (sehingga esok paginya akan tetap kuat menghadapi pegawai bank yang datang).  Terngiang pegawai bank yang bilang "kami datang kepada nasabah yang masih bisa DIBINA, sedangkan tim lain akan datang kepada nasabah yang layak DIBINASAKAN."  Bercanda atau serius kalimat itu diucapkan, bayangkanlah: tetap mendalam, bukan?  Hal itu saya terima pada saat phobia terhadap tanggal tiba, yakni di akhir bulan. 

JANTUNG OLAHRAGAWAN DAN PENJUDI 
Ada pendapat pro-kontra yang menyebut bahwa para olahragawan dan penjudi berpotensi memiliki jantung yang kuat.  Hidup kedua "profesi" itu memang selalu dihadapkan kepada persoalan menang atau kalah.  Saya bukan olahragawan, paling hanya suka jogging di seputaran Temanggung.  Juga bukan penjudi bahkan sepanjang hidup belum pernah mempertaruhkan uang sepeser pun.  Kalau harus terlibat dalam aksi spekulatif paling ya tebak-menebak dengan istri seputaran siapa atau partai apa yang akan menang dalam pilkada dan pemilu!!  Namun serangan debaran jantung yang hebat saya alami pula.  Yakni selain terkait dengan bank, juga pada saat anak saya sakit dan tak pegang uang olehsebab sudah saya setorkan ke bank.  Keadaan itu sering terjadi entah yang sakit si sulung atau si bungsu.  Dengan uang seadanya saya pun siap mengajaknya berobat ke klinik yang obatnya generik. Namun selalu terulang terjadi, anak saya lebih sering tidak mau bila diajak berobat. Ia memilih tidur, dan ketika bangun kelihatan sudah sembuh.  Bahkan si bungsu Hanna yang asupan ASI-nya kuat (saya pun sering "mengalah"....), suatu ketika harus opname.  Perlengkapan ke rumah sakit pun sudah siap.  Namun ia tak mau, dan akhirnya memilih tidur.  Saat bangun, sudah sembuh. Jika anak sakit sungguh menimbulkan double deg-degan.  Pertama, khawatir bila sakitnya tak sembuh-sembuh.  Kedua, cemas andai tak mampu membayar pengobatan.  Ada satu pengalaman ketika anak saya berobat di dokter spesialis.  Saya tidak tahu tarif terkininya berhubung sudah lama tidak periksa.  Uang di laci perpus saya ambil begitu saja entah berapa jumlahnya.  Usai diperiksa tibalah saya menanyakan tarifnya.  Gubrak!!, saya kira cuma kisaran 100 ribua-an yang lembarannya sudah saya siapkan, jebul Pak Dokter bilang 300 ribu!!  Tangan pun seketika saya gerilyakan ke segenap saku celana guna merogoh uang recehan yang tadi saya ambil dari laci perpustakaan.  Kikuk banget jadinya sebab terdiri dari ribuan-ribuan dan ada yang sudah kumal. "Maaf ya, Dok, uangnya recehan."  Dan dengan telak Pak Dokter pun tangkas menjawab:"Nggak apa-apa kebetulan nanti buat beli sayuran di bakul blanjan!!"  Mendengar jawaban dari Pak Dokter itu di jantung saya serasa ada desiran rasa lega-lega getir gitu.......Sesampai di rumah anak saya tersebut tidak mau meminum obat yang diberikan, sudah sembuh.  (Pendapat ini juga pro-kontra enggak ya, tetapi saya memihak yang pro, bahwa kesehatan jantung itu sangat erat kaitannya dengan kejantanan sehingga istri bisa membelalak-bahagia terpuaskan !!   Tapi satu kali saya gagal melambung-legakan jiwa istri.  Malam itu bukan hanya gerimis namun sudah semirip hujan lebat kerinduan menyergap.  Tidak lagi ibarat mesin diesel yang panasnya pelahan merambat.  Bukan pula seperti kereta cepat yang mendadak sampai.  Tetap dengan foreplay yang terukur senti demi senti, selalu dengan cinta yang teruji puisi demi puisi.  Tetapi istri tetap tanpa reaksi !!  Sebab ia lebih berkonsentrasi mendengarkan radio-hp yang sedang menyiarkan pengajian dengan tema: resiko punya hutang !!  Saya tentu tidak boleh bilang sialan, cuma membatin: Pak Kyai, kok tema pengajiannya tidak membahas sunah rosul tentang keutamaan malam Selasa atau malam Jumat to?  Dan dikarenakan tema pengajian radio yang nya tidak kontekstual itulah, malam itu tak teruar imaji sensual, tiada terdengar sayup-suara rerintih-nikmat desah.  Dan ketika istri mancal, saya pun terpaksa hanya memeluk bantal............).  


"LINGKARAN SETAN" SEMBAKO  
Garis pada sebuah lingkaran tentu harus selalu bersambungan.  Sebab jika garis itu dipatahkan lantas dibelokkan pasti namanya bukan lagi lingkaran.  Ketika mencukupi kebutuhan akan sembako itulah saya seperti diombang-ambing oleh pusaran lingkaran.  Lingkaran setan !!  "Lega rasanya jika berhasil membeli sabun cuci piring.  Namun kemudian deg-degan juga ketika saya lihat stock gula pasir sudah menipis.  Tempat beras pun memberi aba-aba untuk segera diisi.  Belum lagi terdengar peringatan bahwa kecap dan garam tinggal setuangan.  Berdebar kencang rasanya saat  melihat isi dirigen minyak goreng tinggal sekian mili terakhir.  Bila mampu membeli yang satu, leganya luar biasa bagaikan orgasme !! Sementara jika mikirkan yang lain selalu bikin deg-degan karena berada dalam posisi untuk diantri harus juga dibeli".  Berselang-seling dalam mencukupi kebutuhan pokok itu sering saya alami.  Tak putus-putus dan garis itu tetap harus terus disambungkan sebetapa pun itu adalah garis "lingkaran setan". Sebab bilamana tiba-tiba garis itu terputus, namanya bukan lagi lingkaran, tetapi adalah jurang kemiskinan !! 


"Entah itu kesedihan atau kebahagiaan pasti akan tertinggal di belakang sana.
 Terpenting yang akan datang besok itu kesedihan ataukah kebahagiaan.
 Nah, hal itu tergantung hari ini" 
  

SETELAH BAYAR BANK, UANG TINGGAL 0 RUPIAH DAN EPISODE HANNA TERSERANG CANGKRANGEN 
Hanna, anak bungsu saya yang saat itu masih TK senang sekali karena sekolahnya mau mengadakan acara outbound  di Batalyon Armed 3/105 Tarik Naga Paksa Magelang.  Kalender pun sering ia tengok, seperti menghitung hari menunggu tanggal pelaksanaan acara itu.  "Baju Hanna dan teman-teman akan dibasahi dalam outbound itu, Yah,"  ucapnya dengan ekspresi bahagia banget mengutip keterangan ibu gurunya.  Ia tampak antusias sekali dan terlihat tak sabar ingin segera mengikuti acara itu.  Apalagi ia baru saja sembuh dari sakit sariawan di bibirnya.  Berlubang merah-parah !! Dengan susah payah beaya outbound sebesar 80 ribu rupiah pun telah saya bayarkan.  "Yah, Hanna kepilih drumband !!,"  celetuknya saat ia saya jemput di gerbang sekolah.  Dalam perjalanan pulang selain bersemangat menceritakan tentang terpilihnya dalam tim lomba drumband, ia lambungkan juga imajinasinya menyambut acara outbound yang bakal seru dan akan diselenggarakan esok harinya.  Ia sampaikan pula segenap perlengkapan yang harus dibawa.  Sesampai di rumah ibunya pun mulai sigap mempersiapkan semuanya: ada sandal, ada handuk, ada baju ganti, dll.  Namun sepulang sekolah itu saya lihat Hanna kok nglentruk di kursi, wajahnya tampak kuyu  Saya pikir hanya kelelahan sehabis latihan drumband tadi.  Tiba-tiba ia nyeletuk:"Yah, apa Hanna terkena cangkrangen?" sambil ia tunjukkan di tubuhnya muncul bintik-bintik merah berair.  Ia tahu cangkrangen (cacar air) itu sebab ada kurang lebih 5 teman sekelasnya yang terkena.  Saya amati, benar belaka Hanna memang terserang cangkrangen !!  Semula ia masih bersemangat untuk ikut outbound  esok harinya.  Tetapi lama-kelamaan bintik-bintik merah itu bertambah banyak dan tubuhnya lemas, dan hanya bisa tiduran.  "Lalu bagaimana Yah, outbound-nya??!,"  ujarnya dengan nada penuh khawatir.  Ia merasa bahwa kegiatan outbound  yang telah lama ia impikan bakal gagal diikuti.  Saya pun bergegas mencari obat, siapa tahu masih ada peluang baginya untuk mengikuti kegiatan yang ramai disambut teman-temannya, dan ia sangat ingin menjadi bagian dari kegembiraan itu.  Tanya sana-sini, ada pula tetangga yang mengusulkan pengobatan tradisional. Saat itu di saku hanya ada uang 8 ribu rupiah.  Saya pun pergi ke apotek dengan berdebar-debar, sebab belum tahu pasti harga salep yang hendak saya beli.  Dan.....serasa dapat untung besar saya !! Harga salep itu 4200 rupiah.  Sebenarnya saat itu saya simpan uang jutaan rupiah, namun harus saya setorkan untuk bayar angsuran ke bank sebab sudah akhir bulan.  Sisa untuk beli salep itu pun saya gabungkan untuk menggenapi angsuran itu.  Setelah saya setorkan ke bank, saya benar-benar tidak punya uang sama sekali.  Isi dompet 0 RUPIAH alias tidak berisi !!  Untung sebelumnya saya sudah beli beras 1 kg sehingga tersisa 8 ribu itu.  Getir rasanya pada saat Hanna sakit dan gagal ikut outbound, ia pengin banget dibelikan criping pisang kesukaannya, namun saya tidak mampu membelikannya.......(Uang pendaftaran outbound  sebesar 80 ribu yang setara dengan 9 kg beras itu juga hangus tidak bisa diminta kembali. Dan yang paling bikin trenyuh hati adalah pada saat foto kegiatan outbound dibagikan.  Hanna memandangi foto itu sangat lama dengan raut wajah seperti terpenjara kekecewaan seolah kehilangan kenangan, foto yang memuat teman-temannya dengan pose kegembiraan ber-outbound dengan latar belakang deretan ibu-ibu gurunya yang juga berekspresi bahagia, dan ia tidak ada dalam foto tersebut). Pada saat itu gantian kakaknya yang SMA, Neofandy, terserang sakit panas sehingga tak masuk sekolah.  Di tengah-tengah itu istri saya juga sakit. Jemarinya tertusuk duri ikan nila hingga bengkak.  3 tahun sebelumnya ia terkena sakit yang sama gara-gara nila.  Dan ikan nila itu adalah kesukaan saya.  Dari kecil saya memang hanya suka ikan, tidak begitu suka daging. Kebetulan juga karena miskin sehingga daging tak terbeli.  Ikan gereh yang ditutulkan minyak jlantah, wah enak sekali.  Alhamdulillah, pelahan-lahan ketiga belahan jiwa saya itu pun sembuh dari sakitnya.  Istri saya memerlukan ke dokter, kedua anak saya seperti biasa dibanyakin tidurnya.  Dari segenap kejadian yang beruntun, kadang saya berpikir: apakah bagi orang yang suka literasi, sesungguhnya kemiskinan dan penderitaan itu adalah merupakan investasi ?!! (Investasi psikologis, investasi memoris dan investasi inspirasi......he he he)

NB: Ketika masih memiliki pinjaman pada bank, cenderung terjadi eneng-enengan (tarik-menarik) 
       alokasi dana.  Biaya pendidikan anak terpaksa ditunda demi lebih mengutamakan angsuran 
       pada bank.  Bahkan anak yang sakit pun harus mengalah oleh kewajiban terhadap bank.  
       Apalagi jika bank sudah bilang: awas lho bisa terjadi sita jaminan !! 

(*Pada kurun ini di hp jadul saya kok sering masuk pulsa siluman kadang 50 ribu atau 20 ribu?  Dari siapa ya  sedangkan saat itu kisah saya ini belum ter-publish?  Saya pikir pastilah bukan hadiah dari operator.  Sebab "hadiah" dari operator biasanya berbunyi: Selamat anda mendapat mobil, segera hubungi call center kami !!  Kepada si pengirim pulsa yang tentu tak mau diketahui identitasnya, terima kasih ya pulsanya sangat membantu saya......*Bayangkan sampai pada sandal jepit pun saya irit-irit.  Sudah menjadi kelaziman bahwa sandal jepit kaki kananlah yang lebih sering duluan putus. Istri saya suka ngumpulin sandal jepit bagian kaki kiri.  Jadi saat itu sandal jepit untuk di dalam rumah yang saya pakai bagian kiri semua !!  Bila putus ya gantinya sandal kiri lagi, kan koleksinya kiri semua.  Dan yang putus itu selalu sandal kiri yang saya pakai di kaki kanan !!  Nah, tiba-tiba sandal itu putus lagi, sedangkan stok sandal kiri sudah habis.  Terpaksalah dengan "berlinangan air mata" saya membeli sepasang sandal baru.....(eman-eman banget rasanya, sebab seharusnya bisa untuk membeli saus pedas manis kesukaan anak saya).  *Sebuah pengalaman nggrantes (pilu) pun saya alami. Yaitu ketika pada suatu hari saya melihat berkarung-karung beras tengah diturunkan dari sebuah truk besar di depan toko beras.  Saat itu satu kilo beras pun sungguh saya tak mampu membelinya, sebab di dompet tinggal punya uang 2000 rupiah terdiri dari 4 keping recehan 500-an !! Rasanya saya tidak pernah terlanda perasaan iri pada mereka yang mempunyai rumah bagus atau mobil mewah, cuma kali itu saya sempat terpapar sekelebat rasa iri kepada yang mampu membeli beras !! Tapi seketika terhibur juga karena tiba-tiba muncul pemikiran bahwa yang bisa membeli beras itu belum tentu mempunyai gagasan kemasyarakatan, demikian juga yang berumah bagus dan bermobil mewah...he he.  *Rumah memang kemudian bisa diselamatkan dari penyitaan bank.  Tetapi saya harus segera mengembalikan dana talangan itu (lepas dari kejaran bank, lalu dikepung oleh yang lain lagi !!).  *Ditambah uang gedung dan SPP sekolah kedua anak saya juga belum mampu membayarnya.  *Bila hujan rumah kami bocor, air meluncur ke mana-mana sampai lambah-lambah istilah Jawanya.  *Televisi tabung satu-satunya pun gambarnya kurang jelas, kepala penyiar/bintang tv-nya blabur, running tex-nya sulit dibaca....*Anak bungsu saya yang saat itu masih TK sering bilang ingin agar tubuhnya bisa lebih tinggi lagi dengan minum susu Boneeto kesukaannya, namun berulangkali saya tak punya cukup uang guna membeli......*Jika terompet pedagang Sari Roti terdengar atau yang lainnya lewat di depan rumah, saya berdebar-debar sekali.  Khawatir jika tiba-tiba anak saya minta dibelikan, sementara saat itu tak ada cukup dana.  *Ketika ia ingin minta uang kecil untuk ditabung di dompet kesayangannya pun pas tak ada uang.  *Saat liburan sekolah keinginannya main ke alun-alun seperti teman-temannya juga tak kesampaian, ia ingin naik kereta api mini atau makan batagor !!  Maafkan ayah ya, Nak.  *Suatu hari ketika memberikan uang kepada peminta-minta dari balik punggungnya, saya lihat ia tengah menghitung lembaran-lembaran uang yang jumlahnya jelas lebih banyak dari yang saya miliki !!). 

NB: Dan masih banyak tak terhitung kisah yang belum termuat dalam buku ini hingga rasanya tak 
       tega  untuk  menuliskan  semua, lagian  saya  juga  tidak  terbiasa  berlarat-larat  serta  tidak  
       berminat dengan narasi yang mellow-mellow.  Sorry banget pula ketika itu saya sengaja tidak 
       aktif di FB, harap maklum demi ngirit kuota. 

*Terngiang jauh sebelum episode yang cukup dramatis itu saya alami, situasi genting yang membikin istri saya sangat down (maafkan saya Hesti....jantungmu sering terasa terteror dan rasa itu merambat hingga ke rahim serta perutmu, kau merasa jahitan operasi cesar 2 anak kita menjadi terganggu). Saat itu ada  2 orang pegawai bank yang berkunjung ke rumah dan salah satunya melontarkan kata-kata yang hingga kini serasa masih mendengung di ruang tamu: "Ya sudah, surat lelang rumah dipercepat !!"  Pegawai bank tersebut kemudian juga menyampaikan jadwal rumah saya segera dimasukkan balai lelang.  Benar-benar hampir terjadi tragedi terhadap rumah yang saya beli dari hasil "buku-buku" itu !!  Rumah sejuk seluas 400 m2 lebih tempat saya bercengkerama dengan anak-anak. Anak bungsu saya juga sedang senang-senangnya main sepeda di halaman  bersama teman-teman sebayanya.  Rumah tempat dimana saya biasa memadu kasih-membara dengan istri (kadang siang, lebih banyak malam).  Rumah yang terletak di dalam kota, dan di halamannya tumbuh pohon mangga, jeruk, pisang raja goreng, sukun, pepaya, jambu, nangka, sawo, ketela pohon, lombok, tomat, ubi jalar, serai, pandan, kunir, kemangi, camcao, kencur, lidah buaya dan tanaman obat yang lain, dan buahnya sering kami bagi-bagikan buat para tetangga.  Rumah yang ruang tamunya semilir angin leluasa masuk, sebab dekat halaman dengan rimbun pepohonan.  Guru ngaji anak saya pun sering ketiduran di situ......

*Selepas mendapat ancaman itu selain seketika terbayang masa depan anak-anak saya yang sedang senang-senangnya bersekolah (pas tahun ajaran baru), saya juga teringat teman-teman NanCita. Sedikit banyak selama ini NanCita  telah menemani serta membahagiakan teman-teman.  Saya gr bahwa teman-teman tentulah selalu mendoakan NanCita include  saya sekeluarga.  Terima kasih banget YOYO "Redjo" dan semua teman yang tidak dapat saya sebut satu persatu !!  Saya pun selalu mendoakan dimana pun teman-teman tumbuh dan berjuang.  Sesuai tagline-nya: NanCita Menemani Pertumbuhan Generasi. 

*Ketika itu yang senantiasa terbayang adalah NanCita harus tetap eksis, sudah 17 tahun usianya, istri dan anak-anak tetap bisa bercengkerama di rumah itu serta teman-teman NanCita tetap punya tempat berkunjung dan berdiskusi sambil wajahnya merona bahagia !!  Yang tengah merantau pun, jika pulang kampung bisa bernostalgia bareng NanCita........ 

*Sering saya berada dalam kontradiksi perasaan: hati saya tertekan karena mikirin tagihan bank, sementara sering saya lihat kebahagiaan yang dipancarkan oleh anggota perpustakaan yang berkunjung karena mendapati buku-buku yang mereka inginkan !!  Tetapi syukurlah pikiran saya masih bisa terpanggil ketika ada yang curhat tentang aneka problema kehidupan.  Minimal memberi dorongan semangat, terutama bagi yang memiliki tekad-meluap hendak berjuang.  HOBI MEMBACA ternyata mampu membuat garis demarkasi antar persoalan walau bertubi-tubi serangan datang. Dan selalu tersedia pilihan solusi untuk memecahkan problem pribadi, dan bahkan juga persoalan orang lain.....!! Antisipasif dan tahan banting !!!  


RENUNGAN "PERBANKAN"   
Kenapa ya solusi yang ditawarkan bank kepada nasabahnya yang mengalami gagal bayar selalu disuruh JUAL ASET !?  (solusi khas perbankan, pertimbangannya jalan pintas bukan berdasarkan kreatifitas).  Kok  tidak dilihat dulu "spesifikasi konten usaha" nasabah itu, seberapa jauh nilai manfaatnya buat masyarakat sekeliling.  Usaha perpustakaan misalnya (he he he...).  Kan bisa didukung dengan pos CSR?  (Eh, CSR itu sebenarnya ada nggak, sih, padahal neraca tahunan bank biasanya laba gede lho?).  Saya kira banyak usaha yang langsung kejet-kejet gulung tikar dan terkapar ketika digertak dengan: jual aset untuk menutup pinjaman !!  Kelak ada nggak ya layanan perbankan yang bisa menyentuh jantung manajemen dari usaha nasabahnya?  Sehingga nasabah (terutama yang berskala kecil) tidak diberi PINJAMAN semata lalu DITAGIH saja, namun ada pendampingan riil yang berkelanjutan.  Jangan kayak bank plecit.  Begitu gagal bayar lantas dikejar hingga ke lubang semut sekalipun, sesuai dengan "marwah" bank plecit (plecit adalah bahasa Jawa yang artinya dikejar-kejar).  Berarti nanti pegawai bank akan menguasai prinsip BEP usaha dan jalur hulu-hilir secara praktik sesuai dengan bidang usaha nasabahnya yang dikucuri kredit.  Maka kiranya tingkat peristiwa gulung tikar para pelaku usaha akan bisa ditekan oleh karena masih diberi semacam buying time  yang terpantau dan terukur.  Jika ada nasabah yang wan prestasi, sebenarnya yang paling banyak memikul penyebabnya itu siapa ya : si nasabah itu, situasi ekonomi atau analis bank?  (Saya terkesan sekali dengan ucapan seorang teman: "entah jabatannya keren sebagai branch manager, chief of auditor atau founding officer misalnya, dan dengan penampilan perlente sekalipun, gedung kantornya pun megah dan tinggi, sesungguhnya secara "duniawi" pekerjaannya sama saja dengan pegawai bank plecit yaitu gaweane motangke duwit atau istilahnya mlecit."  Teman saya itu seorang pegawai bank, penampilannya juga keren, wangi, motornya pun bagus.Ia menceriterakan pula pengalaman ketika terpaksa harus mlecit  alias mengejar-ngejar nasabahnya yang wan prestasi. Ia hebat, jujur !!  Semoga pekerjaannya itu mampu membahagiakan serta menyelamatkan hidup dunia-akhiratnya). 

Catatan: 
Usulan bagus dari pegawai bank untuk menjual aset berupa rumah, saya terima sebagai usulan semata alias ogah-ogahan saya laksanakan.  Sayang banget rasanya bila sampai kehilangan rumah semata-mata karena pinjaman pada bank.  No problem jika kehilangan rumah itu disebabkan untuk membangun gedung atau guna biaya anak-anak bersekolah.  Rasanya lebih keren !!  Rumah Wonosobo yang terbeli selepas memeras keringat sebagai TKI, rumah yang serupa "taj mahal" dimana romantika pengantin baru berlangsung di situ. Dan rumah Temanggung yang merupakan hasil NanCita alias terbeli dari kewirausahaan di bidang buku-buku.  Bidang yang sangat saya sukai sejak dilahirkan !!  "Rumah NanCita" itu juga sebagai "rumah candi" buat ke 2 anak saya tempat dimana mereka lahir dan dibesarkan.  Berkat keajaiban dari Gusti Alloh-lah 2 rumah tersebut bisa dipertahankan.  Yang juga saya pikirkan jika rumah sampai tersita oleh bank adalah kondisi psikologis dua anak saya.  Mereka tentu akan tertimpa gunung-kecewa, belantara malu, lautan minder dan badai-amarah bercampur menjadi satu.  Kehilangan teman-teman sekeliling, kehilangan ruang-ruang kesayangan, kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya !!  Embrio kebahagiaan mereka yang sedang tumbuh serasa dirampas tiba-tiba !!! 

              Pada saatnya tekanan finansial bisa terurai oleh anggota NanCita, saudara dan teman kuliah. Dan finishing touch-nya dengan sangat manis digocek oleh teman kuliah M. Romadlon JR (ia putra Temanggung asli bekerja di Pemda, dan setelah kurang lebih 30 tahun berpisah semenjak kuliah, baru kira-kira sebulan sebelumnya kami bertemu kembali, tiba-tiba ia nongol di perpustakaan saya, namun pada saat pertemuan kembali itu saya sama sekali tidak terbersit niat untuk menceritakan nasib yang tengah saya alami). 

         Selain itu cita-cita mendirikan gedung perpustakaan yang sudah lama saya impikan pun tercapai juga atas dukungan dari Bapak HAR Tilaar dan Ibu Martha Tilaar.  Bangunan perpustakaan yang berlogo Sari Ayu Martha Tilaar tersebut, silakan Anda klik atau lihat di akun facebook Nancita Baru Temanggung.  Rasanya mustahil akan beroleh dukungan jika saya tidak mempunyai kecintaan kepada dunia literasi (semenjak dini).  Para anggota pun senang luar biasa.  Merasa nyaman dalam memilih buku-buku dan mendiskusikannya.  Kami menghaturkan banyak terima kasih tak terhingga kepada Pak HAR Tilaar beserta Ibu Martha Tilaar.  

           "Seperti halnya kekayaan dan kebahagiaan, 
             sesungguhnya dalam kemiskinan dan penderitaan itu terkandung bejibun inspirasi"  
  
(artikel perjuanganku kala kuliah) 

_________________________________________________________

Breaking News 1 !! 
Ketika tengah asyik menyusun naskah ini, tiba-tiba saya mendapat email dari Bapak Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Grup isinya sebagai berikut: 
"Mas Eko, begitu kembali dari Beijing tadi saya lihat ada kiriman dari Anda.  Saya buka isinya buku-buku karya Anda.   Senang sekali saya menerimanya.  Apakah buku yang sama sudah diberikan juga ke perpustakaan SMA Anda dulu ?  Buku itu sangat berharga.  Termasuk untuk mereka.  Biar menjadi inspirasi." 
Salam, 
Dahlan Iskan. 
 __________________________________________________________________________ 
  
Breaking News 2 !!  

28 April 2017 peristiwa yang mendebarkan terulang.  Yaitu bank hendak menyita rumah saya lagi !! Pukul 9 pagi dua pegawai bank datang, dan saat itu saya tidak ada uang buat bayar angsuran. Pegawai bank mengatakan  jika pukul 15.00 tak ada setoran, pemasangan tulisan penyitaan rumah akan dilakukan.  Situasi tegang pun datang.  Dan beberapa waktu sebelumnya saya telah dipertemukan dengan saudara "satu mbah buyut" yang semenjak lahir belum pernah berjumpa. Tiba-tiba saya ingat dia, maka segera saya kontaklah dia.  Plong, Alhamdulillah ia memberikan solusi.  Ancaman penyitaan rumah itu pun lewat.  Tidak seperti yang pertama, ancaman penyitaan yang ke dua ini teratasi demikian cepat.  Terima kasih tiada henti saya sampaikan kepada Mas Edy Siswantoro yang telah menyelamatkan kami.  Juga kepada Mbak Henny serta Tini yang turut menjadi mediator aksi penyelamatan tersebut. Makasih makasih makasih tiada henti.  

___________________________________________________________

KEMISKINAN DAN PENDERITAAN ITU SESUNGGUHNYA ADALAH LUMBUNG INSPIRASI YANG HANYA MEREPOTKAN SECARA EKONOMI.  JIKA BANYAK MEMILIKI INSPIRASI, KEMISKINAN DAN PENDERITAAN ITU MENJADI TIDAK BERASA.   

1. Matur nembah nuwun Gusti Alloh beragam keajaiban telah kami terima, juga tiada henti Kau             tuntun perjuangan berliku-liku dari desa yang bermodalkan doa, gagasan dan berangkat dari NOL
    RUPIAH dan HOBI MEMBACA SEBAGAI CANGKUL-nya ini.
2.Terima kasih ayah dan ibu, sepasang hero-ku selamanya.  Ayah yang selalu menyediakan aneka
    bacaan sedari kecil, dan ibu yang suka membaca.
3. Terima kasih istri dan kedua anakku atas segenap kesabaran dan pengertiannya.  Hesti, Fandy,  
    Hanna, kalian adalah hidupku yang luar biasa.
4. Terima kasih memori SMA, thank's masa KKN Undip, terima kasih puisi !!
5. Terima kasih kepada energi dan "hobi bergagasan" yang telah menghantarkan 263 pucuk surat,    
    juga telepon, faksimili dan tak terhitung sms dan email.  Surat-surat terutama untuk 20 tokoh
    selama sekitar 5 tahun meskipun hingga kini surat-surat gagasan tersebut, mungkin karena
    kesibukan para tokoh, sebagian besar belum dibalas.
6. Terima kasih kepada keluarga Wonosobo serta Purworejo dan teman-teman kuliah: M.Romadlon
    JR (sorry banget De'e telah kuganggu en thanks berat atas Al Imran 26-27-nya ya).
7. Terima kasih kepada Mas Edy Siswantoro (bekerja di Pemda Magelang).
8. Matur nuwun banget juga saya ucapkan kepada Mas Nawadir dan istri, Mbak Peni "Nastiti",
    penyaji mega-solusi.  Subuh itu kita sholat di masjid masa kecil kita setelah sekian lama sekali
    tak saling jumpa.  Selanjutnya Gusti Alloh menghantarkan keajaiban lagi kepada saya........
9. Terima kasih kepada Perpustakaan UNDIP, di situlah saya bisa berkenalan akrab dengan Sigmund  
     Freud, Paulo Freire, Alvin Toffler, David Berry, Boeke, Machiavelli, Talcott Parson,  Ivan Illich, 
     Plato, Socrates, Schumacher, Soedjatmoko, Selo Soemardjan, Kuntjaraningrat, dll.  
10.Terima kasih tak terhingga sepanjang masa kepada Bapak Prof. DR. HAR Tilaar, M.Sc.Ed  serta
     Ibu DR. HC. Martha Tilaar, eksekutor "gagasan idealistik" saya.  Terkenang saat dipanggil ke
     rumah beliau berdua di Patra Kuningan Jakarta, selain terjadi perbincangan seru, juga dihidang-
     kan soto yang kuahnya enak sekali.  Hotel dan pesawat dibayari, disangoni lagi.  Dan ketika
     diundang dalam sebuah acara yang diselenggarakan di ROEMAH MARTHA TILAAR (RMT)
     Gombong, Kebumen terhidang sebuah bangunan heritage yang dirawat dan dikelola sebegitu
     rupa sehingga tetap eksis menempuh lorong-lorong jaman.  Terbersit inspirasi, semoga kelak
     NanCita pun akan mampu menjadi RUMAH LITERASI yang juga akan menembus aneka medan
     waktu !!  Semoga.
11.Dan.....terima kasih abadi selamanya pula saya haturkan kepada Bapak Dahlan Iskan yang telah
    berkenan merespon email saya yang sungguh sangat makin membangkitkan semangat saya untuk
    terus berjuang.

(Naskah ini saya email-kan kepada Bapak Dahlan Iskan tanggal 10 Desember 2016 pukul 06.42, dan
beliau membalas pukul 08.42)

"Luar biasa kisah Anda ini.  Anda hebat sekali.  Saat membacanya saya berdebar-debar karena khawatir  kesulitan-kesulitan yang bertubi-tubi itu tidak ada jalan keluar.  Saya menahan nafas membacanya.  Akhirnya saya bisa menarik nafas panjang.  Lega.  Happy ending.  Saya ikut berterima kasih pada keluarga  Martha Tilaar.  Luar biasa.  Semoga pelajaran mahal itu bisa menjadi tonggak ke depan." 

Salam, 
Dahlan Iskan. 

___________________________________________________________________________ 

NB: Foto-foto perjuangan yang terkait dengan segenap teks di atas bisa disimak via NOTES akun
        facebook  Nancita Baru Temanggung dalam tajuk KKN-Ku Yang Sangat Kucinta (makin
      memperkuat ide pendirian NanCita) dan Semburat Darah di Taiwan (berburu modal demi
      NanCita).
__________________________________________________________
KALAU SAJA LAZIM INGIN RASANYA MASUK KE KUBUR AYAH-IBU 
Kalau saja lazim ingin rasanya masuk ke kubur ayah-ibu untuk erat memeluk beliau-berdua dan menghaturkan bertubi-tubi ucapan terima kasih karena telah mengenalkan buku sejak saya belia. Ayah yang rutin membawakan aneka macam bacaan, dan ibu yang telaten mengejakan huruf-hurufnya.  "Ayah, kelak gendong aku ke surgamu ya, tentu bersama ibu.  Ingin banget aku membaca buku-buku di situ bareng kedua adik yang kini telah bersamamu.  Bercanda seperti dulu ketika masih di dunia......." 

Tanpa cinta kepada buku sejak kecil mustahil rasanya saya bisa berkali-kali melewati lubang jarum kehidupan.  Sederet kisah ini bayangkanlah:

1. Bulan Desember 2016 rumah selamat dari penyitaan bank.
2. Hanya sejenak bernafas lega, bulan-bulan berikutnya badai tekanan finansial datang lagi.  Sebab
    penyelamatan tersebut dengan menggunakan dana talangan yang harus segera dikembalikan.
   Saya seperti dikepung tagihan dari berbagai penjuru mata angin.  Termasuk angsuran bank, gadai,
   koperasi, tagihan listrik 2 bulan, kontrakan kios, SPP anak, uang komite sekolah dan sederet item
    sembako harian yang serasa berkejar-kejaran !!  Kadang saya tercenung-ngungun : mereka  yang
    menagih itu pasti masih diberi kemampuan membeli beras, gas, dan lain-lain.  Tidak seperti saya
    saat itu yang hanya untuk membeli beras barang 1 atau 2 kilogram saja, sungguh sangat berat !!!
    Terpaksa mendahulukan untuk bayar bank, makan kami pun ya seadanya.  Boro-boro ke restoran
    yang tidak pernah kami lakukan, bisa membeli mie ayam atau siomay saja sudah merupakan
    kemewahan dan hal seperti itu pun super jarang beli.  Berlibur ke alun-alun saja sulit terwujud.
    Apalagi ke Bali, sungguh mimpi !!  Ke Eiffel atau Menara Pisa Itali, mabuk kali !!
3. Terkenang saat terlanda kepungan tagihan paling dahsyat yang bisa mengirim saya ke titik nadir.
    Rasanya saat itu sudah mentok !! Saya dan istri sampai mencoba mendatangi kantor badan amil-       zakat, namun belum berhasil.  Saat itu setiap saat degup jantung saya dan istri intervalnya makin
    rapat, intensitasnya lebih berat, dan sangat eskalatif !!  Laptop milik anak juga belum  bisa meng-
    ambil.  Serasa ada pisau tajam yang mengiris dada setiap anak saya bertanya: kapan laptopnya  
     bisa diambil, Yah?  Dan sepeda motor yang biasa dipakai sekolah anak pun dititipkan kepada yang
    meminjami dana, terpaksalah anak saya jalan kaki ke sekolah (maafkan ayah ya, Nak....).  Emas
     emas milik istri pun dilelang pegadaian.  (Sorry banget ya Hesti.....namun bukankah sering  kau 
     katakan ingin hijrah dari sistem bunga asuransi, pegadaian dan bank?  Ingatkah kau dan apa  
     pendapatmu dengan ucapan seorang pengusaha terkenal Temanggung yang beliau sampaikan 
     di depan kita kala itu: "Sesungguhnya tidak ada orang bisa bahagia karena hutang bank"). 
     Sebenarnya saya ingin protes dengan pendapatnya itu: ada kok orang bisa bahagia luar biasa
    karena hutang bank, yaitu jika bisa melunasinya he he he.......Terus terang saya sering terlanda
    rasa malu pada Tuhan sehabis berdoa begini: "Ya Tuhan, tolonglah lunasi hutang-hutang saya." 
     Lho, lha wong yang hutang itu saya, kok  Tuhan diminta melunasinya, terkesan seperti mendikte
    Tuhan, begitu batin saya.  Maka redaksional doa itu  kemudian saya ubah: "Ya, Tuhan, tolong- 
     lah segarkan dan kreatifkan selalu akal pikiran saya agar bisa mengatasi hutang-hutang."  Nah, 
     ini baru doa aplikatif, bukan doa imperatif !! (Setuju bro ?!!). 

            Mustahil rasanya saya akan beroleh TITIK BALIK dan semangat bertahan serta tekad berjuang jika ayah dan ibu sejak dini tidak mencintai saya dengan menyediakan buku-buku.  Dalam buku selain bisa kita tangguk sumur inspirasi dan gerak antisipasi, sekaligus juga untuk memperkokoh tiang pancang futurisasi !!  Itulah sebabnya Kalau Saja Lazim Ingin Rasanya Masuk ke Kubur Ayah-Ibu untuk memeluk mereka mungkin dengan tangis yang takkan bisa saya tahan.......... 
(Setelah itu keluar lagi dari kubur ayah-ibu guna melanjutkan kehidupan dunia antara lain menyediakan buku-buku untuk teman-teman NanCita.  Juga ngobrol seperti biasanya, ada anggota cantik yang curhat hingga keluar air mata, berdiskusi seru, mengeksekusi gagasan-gagasan dan aksi-aksi literasi lainnya.  Tanah warisan yang ayah-ibu tinggalkan pun semoga akan makin bisa melejitkan perjuangan di bidang literasi. Dan pahalanya semoga pula akan bisa dinikmati oleh yang pernah tinggal di tanah/rumah itu beserta anak keturunannya.  Keajaiban sungguh-sungguh selalu milik Gusti Alloh Ta'ala).



"Selamat atas Kumpulan Puisi dan Artikel 'CELOTEH ORANG PINGGIRAN'.
  Semoga bisa memotivasi rakyat gemar membaca."
                                                                      (Prof. DR. HAR Tilaar, M.Sc.Ed) 

"Eko, anda punya bakat besar sebagai penulis. 
 Kredo Literasi sungguh luar biasa.  Apa sdr Eko menulis novel ?" 
                                                                      (Prof. DR. HAR Tilaar, M.Sc.Ed)


NB: *Kisah alakadarnya ini saya susun sesungguhnya memang bukan ditujukan untuk menjadi
         sebuah buku, sebab saya bukanlah seorang penulis.  Seorang penulis biasanya akan
         senantiasa berjuang untuk menulis buku  berikutnya lagi setelah merampungkan sebuah
         buku !!  Sedangkan seorang penggagas ia tidak akan pernah berhenti untuk terus-menerus
         bergagasan dan berjuang mewujudkan gagasannya itu.  Bahkan "direwangi" hingga berda-
         rah-darah sekalipun....!!!  Seorang penggagas yang tak sengaja menulis buku, ia pasti akan
         selalu terangsang oleh hasrat hilirisasi.

      Sesungguhnya saya tidak pernah berniat menjadi penulis.  Lebih suka bergagasan, kemudian berjuang mewujudkannya.  Dengan "filosofi sebagian-sebagian" ingin mengajak siapapun untuk berkhidmat dalam pengembangan dunia literasi.  Sebagian menjadi penulis, sebagian menjadi pembaca, sebagian menjadi editor, sebagian menjadi penerbit, sebagian menjadi penjual buku, sebagian menjadi pembeli buku, sebagian menjadi penyewa buku, sebagian menjadi peminjam buku, dan syukur-syukur sebagian yang lain berkenan menjadi pewujud isi buku.  Dan kesemua pelaku literasi tersebut saling bersinergi demi kejayaan bersama.

                Bergagasan itu sama dengan memelihara harapan 
                meskipun berkali-kali menemui kegagalan. 
                Justru dengan kegagalan itu harapan bisa kembali 
                dibangkitkan dari kuburan sementaranya.  


AYO MENULIS SURAT GAGASAN 
                                DAN CINTA MEMBACA !! 

Karena dengan membaca, pikiran akan menjadi lincah, jantan dan kuat.   
Sehingga tidak saja tahan banting, namun juga tetap santun dan antisipasif ketika menghadapi persoalan-persoalan rumit, berkelok-kelok dan berat. 

Karena dengan membaca, aneka gagasan akan senantiasa datang, tertangkap dan tergenggam. 
Karena dengan membaca, hidup serasa tak bisa berhenti menawarkan harapan kebahagiaan. 
KARENA DENGAN MEMBACA KITA AKAN BISA MENGEDIT NASIB, MENGELOLA PROBLEMA DAN MEMBUAT SKALA PRIORITAS KETIKA HENDAK MENGEKSEKUSI SOLUSI.  Tenan iki bro !! 

Selalulah membaca, sambil tetap menikmati tren hobi terkini: 
makan-makan, nyandang, nonton, bersolek, berfoto dan dolan-dolan !! 
Yuk, kita dirikan semacam AKADEMI MEMBACA sebagai melting pot literasi. 

Bergagasan terus, Njo !!  Korsel saja perlu persiapan 20 tahun guna meledakkan gelombang hallyu yang bikin dunia tercengang dan terpaku-pana.  Dan kita hanya bisa klepek-klepek terangsang tapi tanpa orgasme !!   
John Hanke juga butuh waktu 20 tahun untuk menciptakan Pokemon Go !! (meski game ini kini sudah tiarap, diganti Om Telolet Om yang juga sudah meredup-tiarap seperti nasib Anthurium dan Batu Akik......kita tunggu GAGASAN-KONSPIRATIF dan INSTAN apalagi yang akan mem-booming kita ??!!). 

  
"Gagasan tidak seperti janji yang bisa diingkari.
Gagasan bukan untuk pencitraan diri. 
Gagasan harus terukur agar bisa diuji sehingga tidak 
terjerembab hanya menjadi ilusi, omong kosong 
atau halusinasi" 

 

Sebagai pemuja literasi sejak dini dan kayaknya semenjak SMA sudah sadar-semiotika, ingin rasanya bisa menempuh piramida literasi seperti ini: 
1. Bisa meminjamkan buku. 
2. Bisa menyewakan buku. 
3. Bisa menjual buku. 
4. Bisa menulis buku. 
5. Bisa menerbitkan buku, dan 
6. BISA MEWUJUDKAN ISI BUKU (HILIRISASI),yang ke 6 ini adalah pencapaian aktualisasi diri 
    (meminjam teori Abraham Maslow).    






   Bersama ayah-ibu dan adik-adik, di rumah nenek. Coba tebak, nenekku yang mana hayo ?! 

      
(Saya mendamba para tokoh bersedia mendengar suara rakyat kecil yang statusnya nothing sekalipun. Seperti yang saya alami.  Betapa sepasang tokoh nasional sekaliber Bapak HAR Tilaar dan Ibu Martha Tilaar, juga Bapak Dahlan Iskan, berkenan menyimak gagasan-gagasan saya.  Padahal notabene saya hanyalah rakyat sangat kecil.  Tak berhierarki, belum sarjana, tak berpartai namun di setiap pemilu pasti nyoblos, tak berorganisasi, tak berbirokrasi, tak berkomunitas, hanya ber-KTP organisasi negara Idonesia !!  Di luar sana tentu amat banyak rakyat kecil yang juga bergagasan dan ingin disumbangkan kepada negeri tercinta ini, namun belum menemukan katalisator.  Ayo para tokoh, mohon dengarkan kami walau kami tidak ikut ubyang-ubyung berpolitik, nir glenak-glenik berorganisasi dan nonsens ceriwis berkomunitas !!). 

APAKAH TEMAN-TEMAN INGIN JUGA MELIHAT BAGAIMANA ISI, BENTUK DAN GAYA BAHASA SURAT-SURAT YANG SAYA KIRIMKAN KEPADA PARA TOKOH ? 
Simak bentuk surat tersebut yang termuat dalam buku yang saya iklankan berikut ini, he he.... 
KISAH DI ATAS SELENGKAPNYA SANGAT TERKAIT DENGAN SELURUH TEKS YANG TERMUAT DALAM BUKU INI: 

    

Berikut ini cuplikan DAFTAR ISI dari buku SEKEDAR RIWAYAT DAN KREDO LITERASI 
BAB 1. SEKEDAR RIWAYAT DAN KREDO LITERASI.............................................................. 
             PELAJAR TELADAN ABAL-ABALKAH........................................................................ 
             MISKIN ATAU KAYA YANG PENTING BERLITERASI, DAN NYARIS MENJADI 
             MONYET YANG BERCINTA............................................................................................ 
             SMA ADALAH MASA BERDARAH-DARAH DALAM BERSASTRA......................... 
             BERPIKIR DENGAN BAHASA DAN BERKOMUNIKASI MENGGUNAKAN 
             BAHASA, DIMANA BEDANYA ?..................................................................................... 
             PILIH MANA: BERDOA LANGSUNG BERUSAHA ATAU BERDOA, BERGAGASAN  
                SEKALIGUS BERUSAHA.................................................................................................. 
                PAKAR TTS.........................................................................................................................
             ANJING KAMU.................................................................................................................... 
             PERJALANAN LAPAR........................................................................................................  
             PAKAR SEX.......................................................................................................................... 
             IMPORTIR VCD BIRU......................................................................................................... 
             MESIN KETIK, SUMPAH DAN TIMUS............................................................................. 
             DISKURSUS ANTARA PENGGAGAS DAN PENULIS.................................................... 
             KEMISKINAN DAN KREATIFITAS................................................................................... 
             OTAK LITERATIF DAN MEMORI YANG KUAT.............................................................. 
             NARASI DAN KELAZIMAN PARA PENGUBAH KEMISKINAN.................................. 
             HOBI MEMBACA DAN HILIRISASI PENGETAHUAN................................................... 
             KETIKA MENDIRIKAN NanCita........................................................................................ 
                VIRUS  DERET HITUNG DAN DERET UKUR................................................................. 
             PUISI IDOL............................................................................................................................ 
BAB 2. SEKELUMIT PERJALANAN SAYA SETAMAT SMA....................................................... 
             FOTO-FOTO SIKLUS............................................................................................................ 
             BERANI HIDUP DENGAN PERPUSTAKAAN.................................................................. 
             Ide Sanggar Bacaan NanCita dan Upaya Memperjuangkannya............................................. 
             ARTIKEL-ARTIKEL.............................................................................................................. 
             KOMPILASI SELINTAS GAGASAN 
             PASAR MALAM PEMDA...................................................................................................... 
             SUBSIDI CARTERAN WARGA............................................................................................ 
             WISMA JARIAH..................................................................................................................... 
             KAMPUNG LUKISAN........................................................................................................... 
             MINI BIOGRAFI..................................................................................................................... 
             RIMBA PUISI TEMANGGUNG............................................................................................ 
             BONUS: SURAT KEPADA TOKOH..................................................................................... 
             INGIN KEMBALI KE KAMPUS........................................................................................... 

PADA AWAL PERGELUTAN DENGAN DUNIA LITERASI TERSUSUN PULA SEBUAH BUKU BERJUDUL: 
                           KAN KUKENANG DALAM-DALAM (memoar yang disusun saat SMA)  
(Buku kenangan SMA ini selain memuat 47 profil teman sekelas dengan beragam opini mereka, juga terpacak 26 buah puisi memorik, 11 sketsa "cerpen futuristik", foto-foto di kelas, pantun, renungan serta TTS persahabatan, dan lain-lain.  Buku ini lahir juga dikarenakan oleh keaktifan saya dalam kegiatan SASTRA RADIO kala itu.  Sesungguhnya buku sederhana yang memorable dan serupa "masterpiece" ini senantiasa menjadi penghela saya untuk terus terlecut bergelut dalam dunia literasi.  Saya pun selalu terpacu untuk mengajak anak-anak SMA yang sering datang di perpustakaan saya agar tekun membaca dan menulis, juga siapapun mereka yang peduli kepada aksi bergagasan).  

Judul: HERMIN YULIANINGSIH. 
Berdomisili di: Jln. Kesatrian No. 13 PURWOREJO, KEDU, JATENG. 
Dilegalisir jadi bayi pada tgl: 26 Juli 1963 (LEO). 
Hobby sahabat ini al: Tidur, makan dan ndengarkan musik yang nglangut-nglangut. 

"Yuliiii....," begitu jika ibunya memanggil kawan kita ini.  Gadis berpenampilan  
serba praktis dan tercatat sebagai Sekretaris II kabinet terakhir kelas kita ini punya 
idola tokoh Bung Karno.  Dia ini berpendapat bahwa modern itu adalah segala 
tingkah hidup yang mengikuti perkembangan zaman dengan kebudayaan tinggi, 
dan hanya diambil hal-hal baru yang dapat memperbaiki cara hidup.  Wah, ternyata 
seraut wajah di sini ini punya prinsip hidup yang yahud, begini: "Bukan kepuasan 
atau kemewahan yang kucari, namun kedamaian dan kebahagiaan.  Bukannya 
harta yang hendak kutabung, tapi amal budi untuk bekal dalam aku kembali ke 
alam abadi."  O, cowok yang berwibawa, tenang, sederhana dalam penampilan, setia  
dan tanggung jawab serta bijaksana kepribadiannya, ternyata menjadi idaman dari 
kawan kita ini.  Dan ia ingin sekali menjadi manusia yang berguna buat sesama. 
Oh ya, dia juga punya favourit terhadap aktris si mata biru Michelle Pfeiffer dan 
novelis La Rose serta ilustrator/kartunis majalah "GADIS" Si Jon.  Masyarakat bisa 
kejam bila kita tidak dapat menyesuaikan diri, namun sebaliknya juga bisa membuat 
kedamaian apabila terjalin pengertian dan penyesuaian, begitu kesimpulan atas pan- 
dangannya terhadap dinamiknya masyarakat.  Dia juga bilang bahwa kehidupan di 
masa remajanya cukup menyenangkan, penuh akan pengalaman dan petualangan. 
Kawan yang senang terhadap musik jazz dan slow serta film detektif juga roman 
psychology ini ternyata sangat sayang pada bapak ibunya tercinta.  Mengenai saat- 
saat yang tidak menyenangkannya sebagai pelajar, kalau nilai hasil ulangan jelek 
dan tak siap dalam ulangan dan tidak bisa berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. 
"Semoga persahabatan kita ini abadi, dan bila ada acara pertemuan saya harap teman- 
teman bisa mendatanginya, ya? Dan tak lupa jika ada diantara teman-teman yang mau 
itu tuh....nikah, bagi-bagi undangannya ya ?," begitu serangkai pengharapannya (H+E). 

bersua muka lagi dengannya yang ke...                     goresan lembut jemari kenangnya
tertanggal...............di..................
        
Cowok ini bercap: NANANG WIDI HARTONO. 
Parkirnya di: Jln. Dewi Sartika 7 A, PURWOREJO, KEDU, JATENG. 
Catatan kelahiran: 30 Januari 1963 (AQUARIUS). 
Dia punya hobby: Catur,baca buku pengetahuan, senam dan lari-lari pagi.  

TONO, panggilannya.  Penguasa Daerah Istimewa Yogyakarta yang pernah menjabat 
sebagai Wakil Presiden Sultan Hamengkubuwono IX, ternyata menjadi favourit dari 
kawan kita ini, disamping juga BJ Habibie.  Ketika terhadapnya dilontarkan pertanya- 
an guna memancing pendapatnya tentang putus asa, dia katakan bahwa putus asa itu 
seharusnya kita hindari dari diri kita.  Begitu.  Dan waktu diminta pendapatnya sehu- 
bungan dengan gegapnya modern deawas ini, dia kasih opini bahwa modern itu  
adalah cara berpikir bagaimana agar kita dapat menyesuaikan diri dengan  
lingkungan.  Sebagai ilustrasinya, dia sempat menyampaikan permislan begini: 
"Apa perlunya menghemat BBM?," menurut dia "retorik" semacam itu adalah meru- 
pakan hasil pemikiran orang modern.  Dan mengenai bidang musik, kawan kita ini 
ternyata menggemari musik yang beraliran jazz dan rock.  Serta buku yang berisi  
pendidikan ia senangi pula.  Sedang kalau film, dia pilih yang bertemakan sejarah atau 
perang.  Kawan kita ini mengakui kadang masih kurang dapat menyadari akan pen- 
tingnya waktu.  dan ketika diminta pendapatnya tentang kapan sebaiknya buat jatuh  
cinta dia kasih batasan pada umur 20 sd 25 tahun, sedang kalau untuk berumahtangga  
setelah dalam usia 25 sd 30 tahun.  Dan mengenai cewek idaman dari kawan kita ini 
adalah yang sopan dan berpendidikan.  Kawan-kawan, sahabat kita ini punya cita-cita 
ingin jadi ABRI (semoga tercapai).  Dan harapan tentang persahabatan kita ini dia 
bilang demikian: "Kalau perlu kita tersikan ke jenjang perkawinan."  (Tidak salah 
ketik ini lho !).  Dan semoga saja perlu (B). 

ia ini aku sua lagi yg ke.......                                                    goresan memorinya  
tgl................di................  

Kawan kita ini bernama: SUMARYATI SRI ROHANI. 
Istananya di: Cangkrep Lor, Gg. Sidosari, PURWOREJO, KEDU. 
Tercatat sbg penghuni jagad: 16 Mei 1963 (TAURUS). 
Dia punya hobby: Menyulam dan kruistik. 

Boleh panggil SRI, boleh juga MARYATI.  Kawan kita ini membagi waktu dalam 3 
jenjang yakni: (1) waktu adalah ilmu, (2) waktu adalah tugas yang terbeban, (3) 
waktu adalah mendidik anak-anak (ketika sebagai pelajar, sudah bekerja dan kelak  
sebagai istri).  Tokoh emansipasi wanita Indonesia RA Kartini itu ternyata menjadi 
idola dari kawan kita ini, disamping Bung Karno dan Soeharto.  Juga seniman 
Chairil Anwar, Bimbo dan Swaramahardhika Grup, ia senang pula.  Kalau musik  
dia pilih yang sentimentil, buku novel yang "detektif" termasuk kesenangannya 
juga.  Teman-teman berusaha itu adalah pangkal keberhasilan, disamping doa 
harus selalu dipanjatkan.  Insya Allah kegagalan takkan kita temui, namun 
keberhasilan yang kan tergenggam, begitu serangkai kilahnya tentang prinsip. 
"Putus asa itu tidak baik, ingat, kita diwajibkan berusaha, tetapi jika memang  
sudah suratannya terima saja karena nasib ada di tangan Tuhan," ujarnya tentang 
putus asa.  Oh ya, perihal modern ia juga punya pendapat: "Sesuatu yang baru 
yang selalu senada dengan perkembangan zaman, dan mampu serta pantas untuk 
dilaksanakan, itulah modern."  Kawan kita ini kasih pendapat bahwa untuk jatuh 
cinta itu baiknya usia 17-18 tahun, sedang kalau berumah-tangga kapan saja asal 
jodoh datang buat hidup baru.  Ia mengakui bahwa saat yang tidak menyenangkan-  
nya sebagai pelajar adalah bila raport dibagi dan ternyata ada angka merahnya, dan 
ketika dimarahi/disinggung oleh ibu guru.  "Pokoknya tinggi deh.  Lihat saja besok 
kalau udah kucapai.  Soalnya malu sih mau ngatakan.  Pokoknya teman-teman pasti 
dapat mengerti kelak kalau semuanya sudah kucapai.  Juga soalnya kini lagi kuper- 
juangkan sih," begitu janjinya tentang cita-citanya.  Dan kawan kita ini bilang  
dengan persahabatan kita:"Aku mengharap kalian semua tetap mengingatku hingga  
nanti.  Begitu pula aku akan mengingatmu selalu."  Ahoi-ahoi-oi.  Amin-amin Ya 
Robbal 'Alamin (H). 

ia kusua lagi yang ke.........                                                         coretan memorynya 
tanggal................di......... 

Kawan kita ini berletter: ATI HERNANI YULIANTI. 
Punya taman di: Jl. Kliwonan I, PURWOREJO, KEDU, JATENG. 
Disahkan jadi orok tgl: 3 Juli 1962 (CANCER). 
Dia sukanya: Meninjau ke tempat-tempat yang ehm---ehm. 

NANIK, demikian sapaan sehari-harinya.  Sahabat kita ini punya prinsip hidup 
begini:"Bangkit, Nekad namun Pasti."  Ck, ck.....Ooo, ternyata dia ini lebih akrab 
dengan ayahnya sih, pantas saja prinsipnya tegas.  Dan tentang modern dia berkilah 
begini:"Di alam modern dalam bertingkah dan berpikir hendaknya berdasarkan pada 
realita dan haruslah mengukur kemampuan, jadi seandainya ada seseorang yang ber- 
tindak hanyalah dengan meniru-niru belaka, itu bukannya modern, tapi sok modern." 
Menurut gadis ini pada masa sekarang orang tidak lagi konsekuen dengan agamanya. 
Mereka memeluk agama dan beribadah juga mempelajari ajaran-ajaran agama tapi 
sikap dan tindak-tanduknya tidak sesuai dengan ajaran agama yang telah mereka teri- 
ma itu.  Dia yang pegang Bendahari II kelas kita ini ternyata suka musik jazz (instru- 
mentalia).  Dan film/buku horor dan detektif, wah seneng juga dia.  Jika teman-teman 
biasa putus asa, akan dicap banci olehnya.  Nach, tuh !  O ya, Ali Sadikin, jendral  
yang andil dalam "Petisi 50" itu dan (ssst) ternyata menjadi tokoh idolanya.  Bagi  
yang menganggap waktu itu tidak penting, disarankan oleh gadis ini, lebih baik  
tidak usah hidup saja !  Mengenai cowok favouritnya adalah cowok yang tahu akan  
dosa, tahu akan kewajibannya dan bertanggung jawab.  Dan saat yang paling tidak 
menyenangkannya sebagai pelajar/manusia adalah jika keinginan-keinginannya 
gagal.  Menurutnya usia untuk jatuh cinta berapapun baik, asal berani menanggung 
resiko, tahu batas-batasnya dan haruslah selalu ingat akan batas-batas itu atas dasar 
ajaran agama.  Penilaian tentang pergaulan masa remajanya: ya menyenangkan ya 
tidak menyenangkan.  Dan harapannya dengan persahabatan kita, dia berucap 
demikian: "Semoga persahabatan kita akan kekal abadi (amien)."  dan sahabat yang 
sejati ialah sahabat dalam waktu senang maupun susah.  OK?  Oke, mbak ! (A+E). 

bertemu dengannya lagi yg ke......                                         tanda tangan kenangnya 
tgl..................di............. 

"Secuil" raut di atas ini punya merk: EDI YULIONO
Kerajaannya di: Jl. Mayjen Sutoyo No. 47 PURWOREJO, KEDU, JATENG. 
Diutus ke dunia tanggal: 28 Juli 1963 (LEO). 
Hobby-hobbynya antara lain: Korespondensi, main bola dan makan enak. 

Laki-laki di atas ini, yang menyukai fim jenis spionase serta musik jazz dan slow, 
rupanya merasa tersentuh hatinya jika melihat manusia yang masih ditimpa kesu- 
sahan.  Kawan ini sempat berpendapat tentang manusia dan agamanya pada dewasa 
ini bahwa iman kebanyakan dari mereka banyak yang telah luntur dari jiwanya, ter- 
bukti dengan banyaknya sekarang terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum.  Tentang 
pandangannya terhadap modern, dia berceloteh begini: "Modern adalah sesuatu yang 
tidak ketinggalan zaman dan cocok bagi pribadi manusia."  Dia yang menaruh idola 
terhadap tokoh kharismatik Bung Karno dan putranya, Guruh, serta Bagong Kusu- 
diardjo ini ternyata juga sangat menyayangi kedua orang-tuanya.  Dan rupanya saat- 
saat berkumpul dan bepergian bersama kawan-kawan, seperti ke Tawangmangu itu,  
sangat berkesan dalam lembaran kehidupan remajanya.  O  ya, dia ini juga "beridam- 
an" tentang gadis, yakni gadis yang bersahaja dimana tampang dan hatinya baik. 
Sedang prinsip hidupnya: berusaha mendapatkan kebahagiaan lahir maupun batin. 
Dan tentang waktu baginya terasa berjalan sangat cepatnya, seolah tak ada waktu 
longgar buat santai.  "Putus asa tidak ada dalam kamus saya !," kilahnya tentang 
putus asa, "bikin sesat jalan saja !," lanjutnya.  Cita-citanya adalah menjadi manusia 
yang disegani.  Ia yang sangat menyenangi buku-buku sastra berbau pendidikan ini 
berpendapat, bahwa kalau sudah punya pegangan hidup, bolehlah perkawinan itu 
dilaksanakan.  Kemudian harapan-harapannya sehubungan dengan persahabatan kita  
ini, ia berucap: "Semoga saja persahabatan yang kita rintis ini dapat berlangsung terus, 
sampai kita menjadi kakek-kakek dan nenek-nenek (bagi putri tentunya), sehingga  
tali persahabatan kita tetaplah ada."  Amin-Amin Ya Robbal 'Alamin (B). 

aku bersua dengannya yang ke..........                                coretan tegas memorynya 
tgl..................di.............. 

Sahabat kita ini bernama: IDA AYU ANOM SWANTARI. 
Tempat segenap resepsinya di: Baledono IV RT 38, PURWOREJO, KEDU. 
Ketemu sesama manusia tgl: 6 Agustus 1963 (LEO). 
Dia punya hobby: Corespondence, stamp collect and postcard collect. 

"Work hard for a better tomorrow."  Bravo ! that was a good principle ! Prayer 
always for it !  OK ?  Teman-teman, cewek di atas ini punya cita-cita ingin jadi 
manusia yang sukses.  Olehkarenanya ia punya tanggapan tentang waktu yang 
begini: Dari pagi lari ke sore, dari sore lari ke pagi.  Begitu cepat berlalunya 
waktu, itulah sebabnya ia tak mau dikejar oleh waktu, tapi waktulah yang harus 
ia kejar.  Begitu.  Sedang mengenai putus asa, dia katakan bahwa hal itu menun- 
jukkan sikap yang kurang jantan sebagai manusia, seharusnya manusia tak perlu 
putus asa, namun terus berusaha.  Dan si "botak Kojak"-nya India yaitu Mahatma 
Gandhi itu ternyata menjadi tokoh favourit dari kawan kita ini, disamping Bung 
Karno dan putra bungsunya: Guruh Sukarno Putro.  Penilaiannya tentang  
kedudukan manusia beragama dewasa ini menurutnya sudah cukup baik, rasa 
toleransi antar umat cukup besar.  Na, mengenai cowok idamannya adalah yang 
supel, lincah dalam pergaulan tetapi juga harus yang sopan.  Papanya, ternyata 
menjadi manusia idolanya.  Kawan yang senang terhadap musik jazz dan yang 
berirama romantik sentimentil tapi juga film-film keras seperti kungfu ini mem- 
beri pendapat tentang  usia yang baik buat ber-RT yaitu pada usia 23-25 tahun 
bagi cewek, sedang kalau cowok sip pada usia 28-30 tahun, tentang jatuh cinta 
dapatlah dimulai dengan terlebih dahulu memperhatikan situasi dan kondisi. 
Oh ya, tentang definisi modern menurutnya adalah kehidupan yang baru dan  
yang telah meninggalkan kefeodalan, baik dalam cara berpikir maupun sistem 
pergaulan.  Dan tanggapannya dengan hal itu cukup buat ikut "hanyut" semasih 
berpegang pada peradaban, kebudayaan dan pribadi bangsa sendiri.  Kemudian 
tentang harapannya dengan persahabatan kita, dia kasih suara hati begini: "Se- 
moga persahabatan ini akan tertambat erat dalam hati kita semua, sepanjang  
jalan hidup kita."  Semoga (R). 

bertemu dg-nya lagi yg ke.........                                tergores ttd memorynya 
tgl...............di................. 

Teman kita ini punya sticker diri: RINNY LISTIANA. 
Alamatnya + maminya juga di: Jln. Pramuka 50, PURWOREJO, KEDU. 
Usianya dihitung mulai tgl: 10 Oktober 1963 (LIBRA). 
Bilangnya dia punya hobby:.....Ada deh ! 

RIRIN, adalah teguran akrabnya.  Ketika terhadap teman ini dilontarkan 
pertanyaan: apa sebenarnya modern itu ?  Dia kasih jawaban demikian: "Bisa 
menempatkan hak dan kewajiban pada tempatnya serta dapat menyesuaikan 
diri dengan keadaan.  Dan modern itu penting sebenarnya, tapi jangan over 
acting lho."  Ia yang menaruh sayang terhadap mama papanya ini ternyata 
juga "jatuh idola" kepada Bung Karno.  Kalau tokoh senimannya relatif saja, 
walau ia senang dengan hasil-hasil seni seperti gamelan Jawa dan lagu-lagu  
pop Indonesia.  Pendapatnya tentang usia yang baik buat jatuh cinta dia kasih  
batasan yaitu pada usia 18 tahun bagi cewek, 20 tahun buat cowok, sedang 
kalau untuk berumah-tangga baiknya pada usia 22 sd 25 tahun bagi cewek 
dan 25 sd 30 buat cowok.  Saat yang tidak menyenangkannya sebagai pelajar 
adalah jika ulangan dibagi dan nilainya jelek.  "Sedih deh," begitu tandasnya  
tentang itu.  Sedangkan sebagai manusia saat yang tidak mengenakkannya  
ialah andaikata keinginan-keinginannya tidak tercapai.  Kawan yang senang 
membaca buku yang mengungkapkan seluk-beluk wanita ini ternyata juga 
gemar film jenis detektif, disamping drama remaja.  Mengenai cowok favou- 
ritnya ialah yang bisa cocok dengan hatinya.  Sedang prinsip hidup dia punya 
yang begini: "Kalau ingin hidup jangan putus asa dan kalau putus asa ja- 
nganlah hidup."  Itulah sebabnya ia menyatakan bahwa putus asa itu adalah 
suatu penyakit yang selalu menggoda dalam perjuangan hidup.  Dan "petuah"- 
nya tentang waktu dia bilang bahwa dalam segala hal kita harus dapat mengi- 
ngat dan mengatur waktu dengan baik.  Ketika diminta pendapatnya kira- 
kira bagaimana kedudukan dirinya dalam masyarakat lingkungannya, ia kata- 
kan bahwa mereka yang benci padanya akan menjelek-jelekkan, dan yang 
senang memujanya segede gunung.  Dan keinginannya dengan persahabatan 
kita dia berharap semoga saja dapat terjalin terus sampai nanti kita jadi nenek- 
nenek kakek-kakek.  "Oke ?!"  Oke ! (A). 

terjumpa dg-nya yang ke............                                      coretan memorynya   
tgl............di............... 


Tulis saja pada surat kita buatnya: RIFA NAWANGSIH. 
Dia ini punya cermin di: Jl. Sibak No. 20, PURWOREJO, KEDU, JATENG.  
Didorong ke dunia tgl: 6 Desember 1963 (SAGITARIUS). 
Hobby dia: Eat and sleep. 

IPAN atau IPA, sapaan preman dari cewek ini.  Dan kawan-kawan, dengan sedikit 
ber-hadist dia bilang:"Putus asa adalah dosa besar."  Apa cita-citamu ?  "Jadi orang 
berguna bagi keluarga, agama dan juga manten yang serasi."  Seperti apa cowok 
idamanmu ?  "Yang bertanggung jawab, ngganteng, IQ tinggi, satu agama dan dapat 
diajak di dalam kesenangan maupun kesengsaraan."  Itulah sejenak "interview" 
dengan kawan kita yang senang sama musik jazz, kroncong pop dan country.  Dan 
tentang film dia pilih yang drama keluarga Indonesia, juga ia senang sama majalah 
"GADIS" serta novel yang asik dan bermutu.  Diminta pendapatnya tentang modern
dia katakan bahwa modern (orangnya) adalah yang cukup ilmunya dan mau menga- 
kui kelemahan dan kekurangan diri sendiri maupun orang lain.  Dan menurutnya 
modern tersebut perlu sekali, sebab jangan sampai kita ketinggalan dari yang lain 
mengenai apa saja.   Dan pendapat dia tentang usia untuk jatuh cinta dapat dijalani 
pada usia 21 tahun dan sudah bekerja, sedang kalau buat nikah sudah pantas pada  
umur 25 tahun bagi putri, dan 30 tahun buat putra.  Jika sudah nggak punya keingin- 
an (nglokro) dan saat males buat "agresif", adalah merupakan saat yang tidak menye- 
nangkan baginya.  Mengenai prinsip hidup dia punya yang begini: pantang mundur, 
terus beribadah, selalu berbakti terhadap orang tua (Insya Allah).  Kawan,  gadis 
yang beridola terhadap Bung Karno, Hatta, Reagan dan Lady Di serta seniman Bing 
Slamet, Abdullah dan Bagong K ini menyebut orang tuanya sebagai "Pahlawan 
Tanpa Tanda Jasa".  "Ah, banyak yang munafik, namun masih ada juga yang bisa 
dipercaya," begitu kilahnya tentang manusia dan agamanya.  Dan harapannya dengan 
persahabatan kita, dia berkeinginan demikian: "Janganlah hanya banyak teori-teori 
melulu, yang penting kenyataannya, tau !" (aduh, jangan beringas gitu, non).  "Dan 
hargailah pendapat orang lain !  Serta janganlah meremehkan seseorang !!"   
!Se!mo!gaa!!! (A).  

si dia aku jumpa lagi yg ke.........                                                 goresan memorynya 
tgl................di.................


Seperti apakah detail-profil saya kala SMA ?  Simak buku ini selengkapnya !! 

 
(3 pelajar SMA bernama Agus, Eko, Aqim)   

________________________________________________________

SELAIN "KAN KUKENANG DALAM-DALAM" KETIKA SMA LAHIR PULA BUKU KUMPULAN SAJAK PARKIR bahkan saya susun semasih duduk di bangku kelas 1


(berisi 78 sajak, berikut ini sebagian di antaranya)   

PERCAKAPAN DIRI SENDIRI 
sungguh tak kuduga kau jadi pemain sandiwara 
melayang-layang di alam khayal 
tak menentu 
menghitung sudut balkon tiap pentas 
menanti sanjung pria berandalan 
menyucrup rangkaian abjad-abjad loakan 
hingga tak sempat menyusun lima huruf saja: 
C.I.N.T.A 
buatku  

KEPADA MELATI 
kupanah dengan daun ilalang 
mega duka yang bergayut di wajahmu 
agar kilat yang kau pancarkan 
terang merambati hatiku 

ORANG-ORANG 
di mana-mana banyak orang 
di tahanan 
di wc 
di semak 
di lapangan 
di mobil 
di kursi-kursi 
di makam 
di hotel 
di atap 
di mana saja 
persoalannya: tertampungkah semua di surga ? 

SAJAK NEKAD 
mari kita jebol semua hati 
kita dobrak dindingnya 
kalau sudah 
kita masuk bergantian 

KELAK BILA TAHUN 2500 
kelak bila tahun 2500 
aku tak akan peduli lagi pada segala bentuk 
kehidupan pendek 
kemiskinan panjang, 
bodi manusia 
kaki pendek 
tangan panjang 
aku tak akan peduli lagi pada segala bentuk 
hari pendek 
hutang negara panjang 
aku tak akan peduli lagi pada segala-galanya 
usia pendek 
kemarau panjang  

____________________________________________________________

"Jika Anda mempunyai gagasan, segera perjuangkan !! 
Berhasil ataupun gagal, setidaknya telah menempuh 
sebuah keberanian.  Namun bagaimana akan bisa 
menikmati KEINDAHAN KEGAGALAN serta  
KEMEWAHAN KEBERANIAN bila takut 
memperjuangkan gagasan"  

 (semua quote berdasarkan pengalaman nyata EkoNanCita)  

       (Brand NanCita telah tertaut ke dalam nama 2 anak saya.  Sehingga selalu memacu 
        adrenalin untuk melipatgandakan daya-kreasi perjuangan) 

 (TK PERTIWI, SDN "12", SMPN 2, SMAN 2 TEMANGGUNG) 

 
(PAUD Rumpun Melati Tepungsari, TK PERTIWI, SDN 1 JAMPIROSO TMG)   

"Yah, Hanna bisa ngerjakan semua: puzzle bisa, membaca dan menghitung benda-benda bisa, omong-omong (wawancara maksudnya) juga bisa jawab!!" cetusnya usai pulang dari tes masuk di SD tersebut. 

"Tentu saja kalian belum tahu bahwa hidup ini sesungguhnya bisa dibaca melalui pantai. Ketegangan yang dibawa ombak sering disambut dengan kebahagiaan penuh teriak.  Terima kasih atas pengertianmu selama ini ya, Nak.  Selanjutnya pengin ke pantai mana lagi, nih ?  
Yuk, kita kejar Victory, Go !! (memori piknik bareng warga se RT) 

  
Ketika si bungsu Hanna  berulang tahun yang ke 2 seperti dalam foto ini, masih ada acara sederhana yang bisa diselenggarakan meskipun hanya dalam intern keluarga.  Namun pada saat ia berulang tahun yang ke 6, 4 Nopember 2016, sungguh saya dibuat kaget-tercenung oleh ulahnya !!  Tanpa sepengetahuan saya, ia mengundang sendiri teman-temannya.  Ia tulis undangan sendiri, ia juga yang menyebarkannya.  Sebelumnya ia memang meminta agar saya membuat undangan ultah seperti lazimnya.  Ia menangis saat saya jawab: undangannya besok-besok aja ya, NA ! (karena memang tidak mampu mendanai acaranya, saat itu pas berada dalam posisi menerima peringatan ke 3 penyitaan rumah dari bank).  Cuma dibelikan roti sederhana untuk dinikmati bareng ayah, ibu, kakak dan Bude.  Tangisnya itu hanya sebentar saja, dan saya lihat kemudian ia suntuk menulis-nulis.  Hari ultah-nya memang belum pernah dirayakan bareng teman-temannya, sedangkan ia sering mendapat undangan jika teman-temannya berulang tahun.  Maka pada hari H, datanglah teman-temannya: mereka berdandan dan bawa kado pula !!  Kaget banget saya !!  Hanna juga ganti "baju pesta" sendiri.  Saat itu ibunya sedang pergi, dan ketika pulang kami sungguh tertegun oleh ulah si bungsu kami yang sudah bisa main catur itu.  Dan telah pula menamatkan Dora Emon, Monika, Jimmy Lima, Magical Doremi, Ciko Bento, Kobochan, dll.  (IQRO' juga baca tentu).  Ketika mandi pun ia sering sambil membaca buku........byurrrrrrrrr!! 


**YANG TERSAJI INI ADALAH VERSI PENDEK 
DARI BUKU "PERPUSTAKAAN SEBAGAI UMKM"** 

Eko Nurwindarto 2018 
Brojolan Timur 185 RT 05 RW 02 Temanggung JATENG 
WA/sms: 081328747838/ekkonw@gmail.com/ekonancita.blogspot.com 
FB: Nancita Baru Temanggung
REK BRI: 3668-01-027977-53-4 

(Bergagasan NJO !!) 

*idealisme-organik = Sebuah cita-cita yang tidak hanya berada di alam utopia saja, namun 
                                           ada rancangan  implementatifnya  bahkan  lengkap dengan roadmap 
                                  perjuangan guna mewujudkan cita-cita itu.  Konsep ini diilhami oleh 
                                          ujaran "senjata mainan vs senjata organik".  Senjata mainan menem-  
                                          bak musuh secara bayangan, senjata organik menembak musuh secara 
                                          beneran.  Nah, idealisme-organik juga bertujuan menembak musuh 
                                          nyata yakni berupa kebodohan, kemiskinan dan sejenisnya, he he he...  


          Membaca adalah Kebanggaan dalam Berperadaban  

************************************************************************                                   
RAHASIA EKSISTENSI/SURVIVAL  
Sanggar Bacaan NanCita TEMANGGUNG sebagai UMKM (kekuatan sistem rolling buku) 

Ada 2 penyebab utama ketika saya mengalami kesulitan saat itu: 
1. Sejak lebaran 2016 Sanggar Bacaan N-CeBe terpaksa tutup, sebab tempatnya tiba-tiba diminta 
    oleh yang punya rumah untuk dibuat kamar cucunya, sehingga pemasukan saya menjadi sangat 
    berkurang.  N-CeBe terpaksa tutup, sehingga banyak buku yang mangkrak di gudang. 
2. Sudah 24 bulan saya tidak belanja buku-buku baru/dagangan.  Sebenarnya saya seringkali dilanda       rasa kikuk, malu dan bingung setiap mendapat pertanyaan dari para anggota: kapan buku-buku 
    yang baru datang ?  Mereka sering banget bertanya, anggota yang di Parakan juga.  Saya sering 
    sekali mendapat laporan dari mereka yang berkunjung ke Toko Buku Gramedia atau Toga Mas 
    bahwa banyak sekali buku baru yang sudah terbit.  Pertanyaan tentang kapan datangnya buku- 
    buku baru itu beruntun bertubi-tubi !!  Pesanan buku-buku yang hendak dibeli pun banyak yang 
    tertunda. 

*Memang ada unikum tersendiri terkait usaha UMKM perpustakaan yang saya jalani ini.  Walaupun sudah 24 bulan tidak kulakan barang dagangan seperti biasa di Yogya, tetapi masih terus ada pemasukan setidaknya untuk menyekolahkan 2 anak beserta sangu dan perlengkapannya.  Juga terutama untuk beli beras, kecap, minyak, sabun, krupuk dan tak terhitung item kebutuhan hidup lainnya.  Sandang pangan keluarga tetap tercukupi. 

*Cuma memang kemudian saat itu tibalah saatnya kemampuan mengangsur pinjaman pada bank menjadi tersendat (sudah berada di puncak defensif).  Saya dihadapkan pada buah simalakama yang sangat ranum.  Saling berebut antara mendahulukan bayar bank atau kebutuhan makan, antara kebutuhan sekolah atau bayar bank, antara kebutuhan makan atau bayar sekolah........Berpusar begitu terus tiada henti !!!  Dan ketika pada satu titik saya tidak bisa bayar bank, maka terjadilah upaya penyitaan rumah seperti yang tertuang dalam kisah di atas.  Alhamdulillah, masa-masa kritis itu telah berhasil terlewati. 

*Saya selalu berupaya agar bisa: 
                         a. membuka N-CeBe lagi. 
                         b. dan kulakan buku-buku lagi yang saya catat sudah 
                             buanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak sekali tertinggal !! 

*Selama itu 3 sanggar bacaan "bertugas": 
                        1. CABANG TEMANGGUNG (NanCita) bertugas mencukupi kebutuhan hidup 
                            sehari-hari dan kebutuhan sekolah anak.  
                        2. CABANG PARAKAN (N-CeDe) bertugas membeli buku-buku dan membayar 
                            gaji karyawan. 
                        3. CABANG JAMPIROSO (N-CeBe) bertugas membayar angsuran pinjaman. 

*Memang ada satu "rahasia" mengapa NanCita Grup bisa bertahan meski digempur bertubi-tubi peristiwa.  Dan sebagai usaha bisnis, namun sampai tidak bisa "kulakan dagangan" selama 24 bulan !!  Ajaib, kan ? Ini tentu ada rahasianya.  Yaitu terletak pada "sistem rolling buku".  Satu judul buku misalnya, bisa mendatangkan keuntungan berkali-kali dan bertahun-tahun !! 
ILUSTRASINYA DEMIKIAN:  
                                   Satu judul buku dipinjam oleh anggota NanCita.  Seterusnya buku itu di-rolling ke N-CeDe Parakan.  Berikutnya lagi di-rolling ke N-CeBe.  Nanti buku dengan judul yang sama kembali ke NanCita  lagi !!  Begitu terus.  Buku-buku baru yang terbit berikutnya pun akan mendapat tugas yang sama yaitu masuk dalam "mesin rolling NanCita".  Susul-menyusul jadinya. Itu baru ilustrasi untuk satu judul, padahal ada ribuan judul buku yang "dibegitukan".  Generasi pembaca buku pun selalu tumbuh berganti-ganti.  Yang semula TK lalu SD, SMP dan seterusnya.  Buku-buku yang saya beli 17 tahun yang lalu ketika NanCita buka  pertama kali pun, banyak yang masih meminjamnya dikarenakan oleh regenerasi pembaca baru tadi.  Dan fisik buku itu tidak kemudian menjadi lembek seperti gorengan yang jika tidak laku hari ini harus di-nget (dipanasi) lagi untuk dijual esok hari.  
                              Itulah sebabnya saat itu saya sangat keras berjuang supaya N-CeBe BISA BUKA LAGI dan HARUS SEGERA BISA KULAKAN BUKU-BUKU BARU LAGI.  Agar sistem rolling itu secepatnya bisa berputar dengan lebih kencang lagi !!  Supaya para anggota setia NanCita tidak bertanya-tanya lagi, menyebabkan saya sering kikuk dalam menjawabnya.  Rasa haus terhadap hasrat baca para anggota pun bisa segera terpenuhi.  Dan seterusnya bisa selalu kulakan buku-buku baru lagi secara berkelanjutan, sehingga putaran rolling buku itu akan susah dihentikan.  Di kepala saya pun masih banyak tersimpan ide-ide pengembangan usaha, termasuk agar gagasan-gagasan kemasyarakatan bisa segera terwujudkan.
NB: 
*Terakhir belanja buku-buku di Toga Mas dan Gramedia Yogya pada bulan Mei 2015.  Maka ketika bulan Mei 2017, alias tepat 24 bulan, bisa kembali menginjakkan kedua kaki di dua toko buku itu rasanya bagaikan memasuki LORONG WAKTU KEAJAIBAN.  Bayangkan, 24 bulan tidak bisa kulakan dagangan, namun usaha tetap bisa bertahan.  Bahkan ditimpa pula oleh gempuran dahsyat keuangan !! 

*(Saya ingin bisik-bisik aja ya, jangan sampai terdengar orang lain: bahwa setelah terbebas dari bank, kini yang saya rasakan hampir mirip dengan ketika 4 tahun pertama seusai menjadi pengantin baru !! Coba simak kembali poin 3 awal kisah ini, tanyakan pada istri saya: senantiasa otentik-menyala dan genuine-membara he he he.....). 

*Dan......ada satu tekanan berat yang selama itu disimpan saja oleh istri terkait rasa sakit yang sering menyerang di rahimnya.  Ia takut saya ajak periksa karena  sadar tak ada biaya, jangan-jangan operasi besar harus menimpa, tagihan bank pasti bakal terlunta-lunta !!  Begitu himpitan bank sudah bisa diurai, dengan berdebar ia mau saya ajak periksa ke dokter spesialis penyakit dalam. Gerangan potensi penyakit apakah yang bersemayam? Alhamdulillah, potensi penyakit itu terdeteksi seiring telah diraihnya ketenangan jiwa serta kelegaan rasa luar biasa karena tak ada lagi debaran keseharian yang dulu sering datang....... Kini ketika menyapu halaman rumah pun hati sudah bisa tenang banget, tidak lagi dikagetkan oleh orang datang yang menyerupai pegawai bank.  Duduk di ruang tamu juga terasa nyaman tiada terkira seperti berada di sejuk taman kota sambil memandang masa depan.......Bilamana lewat di depan kantor bank itu dan pegadaian pun rasanya bisa enteng berlenggang.  Lentur pula syaraf-syaraf wajah saya, ketegangan mendadak tidak lagi melanda !!
****************************************************************************** 
  
  Sang Waktu yang Selalu Menjadi Pemenang 
             (buat teman-teman NanCita

        Bagi yang Masih TK atau SD Ketika NanCita BUKA 
            (18Tahun yang lalu: kini teman-teman pun sudah berusia antara 22 - 29 tahun) 

Kalau tidak diantar mamamu 
adikmu pun kau gandeng serta ke NanCita  
dan dengan wajah tanpa dosa 
adik lesung-pipitmu itu pipis di situ, kau pun tersipu 
"Nggak apa-apa," kataku 
setelah kau dan adikmu pulang 
kubasuh lantai itu dengan koran 
sambil berdebar-debar: "semoga esok 
                                            tidak buang air besar !!"

                   Bagi yang Masih SMP saat NanCita HADIR  
          (18 Tahun yang lalu: sekarang teman-teman pun sudah berusia sekitar 32 tahun)  

Berombongan kau dan kawan-kawan datang 
riuh rendah celotehmu seperti pasar malam
"Mas, cewek itu siapa?," celetukmu saat kuhitung recehan 
"Titip salam ya......" 
kau pun merebut buku anggota,sebuah nama terbaca 
hei !!, mimpi guna-guna apa kau semalam?! 
kok tiba-tiba timbul keberanian: dalam tempo seminggu 
                                                         cewek itu telah mendampingimu 
kemudian deras kau pinjam buku-buku 
judulnya pun disama-samakan dengan selera baca cewek itu 

Berebut buku-buku baru 
adalah sepenggal cerita masa remaja 
lebih dari sekedar kekasih, buku itu 
kau tunggu dengan setia 
jika buku baru itu sudah ada 
bahagiamu tak terkira 
kekasih pergi bahkan raib atau nyungsep di got 
tak mengapa !! 

Masih bercelana pendek kau ke NanCita 18 tahun yang lalu 
kini anakmu yang juga bercelana pendek 
kau ajak memburu buku-buku 
seperti celana, sang waktu terasa pendek ternyata 
gampang berlalu 
dan tiba-tiba menyajikan kehidupan yang berbeda 
namun ada yang abadi dan sama 
yakni kenangan bersama NanCita
                          
                Bagi yang Masih SMA ketika NanCita LAHIR 
            (18 Tahun yang lalu: kini teman-teman pun sedang dikaruniai usia sekitar 35 tahun) 
  
Kau titipkan buket bunga warna-warni padaku 
namun sebagai mak comblang sungguh berat aku harus mengatakan 
sebab gadis yang kau taksir itu 
memintamu untuk menyimpan saja cintamu di laci meja 
ia hanya ingin membaca buku 
dan berdiskusi seru 
sebagai kawan berpikir, selayaknya teman berbincang 
selalu begitu permintaannya padaku 

Betapa setia kau dan dia ke Nancita selalu berdua 
sepulang sekolah  
menyapaku menanyakan judul buku 
padahal aku tahu 
sesungguhnya kau hanya ingin transit di pojok situ 
menggeser buku di kolong meja dengan pantatmu 
kemudian pinjam satu buku: bayarnya besok ya, Mas ?!! 

Pada mulanya betapa setia kau dan dia ke NanCita selalu berdua 
sepulang sekolah  
pada semester tiga kau tetap berdua ke NanCita    
tetapi dengan cewek yang berbeda 
dan gadismu yang dulu tak lagi terlihat batang hidungnya 
tentu kemudian tak mengambil buku baru pesanannya 
juga lama ia tak menyewa jadinya, mungkin dirundung duka-kecewa 
(sungguh tidak kemudian aku bilang: wah aku rugi jadinya !!
jika suatu ketika kau lihat ia senyum-senyum sendirian di jalanan 
tolong sapa dia, dan bimbing ke NanCita 
akan kureparasi jantung-jiwanya 
supaya dia kembali bisa segera mereguk bahagia 

Cinta memang tidak bisa dilogika  
dua bulan kemudian mantanmu itu 
telah berdua lagi dengan cowok yang lebih perkasa 
dan minta ganti nomor anggota NanCita 
tanda masa lalu yang masih terbaca, dimohon sirna 
pinjam bukunya pun lebih banyak dibanding semula 
layak diikutkan kiranya jika ada casting sinetron baru 
dengan judul: Suamiku Bukan Teman SMA-ku 
meski demikian ada pula yang berhasil membina 
rumah-tangga dengan teman sekelas atau bareng adik kelas 
ada pula yang CLBK, tapi lho.....kok sejenak saja 

(berkali-kali aku menyaksikan "sinetron" seperti itu 
putus ganti....putus ganti yang sering terjadi  
yang putus nyambung, tak sampai sebilangan jari tangan kiri 
dan aku masih mengingat nama-namamu 
kuingin sampaikan 
doa dan harapan: 
semoga itu hanya sebongkah kisah saat SMA saja 
artinya kini ketika telah beranak dua atau tiga: kau kudu setia !!) 

Seharusnya tanda tinta merah di buku anggota itu 
segera kuhapuskan 
tetapi aku sering gelagapan ketika kemudian ada yang datang 
bertahun-tahun kemudian 
membereskan semua hutang sewa buku 
ada pula yang bilangnya membeli 
namun belum terbayar hingga kini, 
maka semua tanda merah 
ada yang temaram, banyak pula yang benderang 
belum kuhapuskan 
hingga sekarang 
(jangan khawatir sang waktu akan menolongmu) 

Buku-buku yang belum dikembalikan pun 
masih dinanti agar enteng hidupmu nanti 
daripada terserak di kolong ranjang dan gudang 
lebih mending dibaca oleh yang setia menanti 
jangan malu jangan ragu: titipkan buku itu atau paketkan 
dan kita jalin kembali silaturahim 
seperti dulu lagi di sepanjang musim 

(kadang ada yang di tengah jalan bertemu denganku 
ia terkaget malu 
belum mengembalikan buku 
dan tergopoh-gopoh mencari alibi 
untuk segera ngacir dari pandanganku) 
bulan Juni 2017 yang lalu ada yang datang 
hendak mengembalikan buku yang ia bilang 
meminjamnya 15 tahun lalu ketika masih SMP 
tanggung jawabmu sungguh hebat, kawan !! 

Kantong plastik besar kau bawa 
ada pula keranjang, tas jumbo dan bagor raksasa 
mungkin sarung bapakmu kau angkut juga 
saat NanCita berulang tahun, tarif sewa pun 100 rupiah 
sudah tradisi yang bikin hati bungah meriah 
dan juga menjadi bukti bahwa hasrat baca tinggi
kemampuan sewa rendah 
apalagi minat membeli  (hi hi hi....)  

Dengan wajah ditekuk kau melaporkan 
bahwa buku disita pas jam pelajaran 
tidak apa-apa kukatakan 
harus kita beri permakluman 
sebab kita memang bukan bangsa Jepang atau Eropa 
yang sangat maju budaya bacanya 
apapun dibaca, termasuk telah mereka baca jua seisi dunia 
sehingga mereka (yuk, tepuk tangan !!) menjadi negara maju luar biasa 


                               Bagi yang Sudah MAHASISWA saat NanCita DATANG 
          (18 Tahun yang lalu: kini teman-teman pun sedang asyik dengan usia sekitar 41 tahun) 

Kuberjumpa dengan dirimu di kantor itu 
ekspresimu masih muda selalu 
tergurat kebahagiaan ketika muda 
selalu diguyuri bahagia oleh buku-buku NanCita 

Yang kujumpai di alun-alun sana 
ternyata istrimu beda dengan gadis yang sering kau gandeng dulu 
aku ingat saat rintik hujan kala itu 
mampir di NanCita menunggu waktu 
belum sempat memilih buku, cintamu pun datang buru-buru 
wessss.......kau dibonceng 
ternyata juga secepat itu cintamu berlalu  


                         Bagi yang Sudah Menjadi ORANG TUA saat NanCita ADA 
              (18 Tahun Yang lalu: kini teman-teman sedang menikmati usia sekitar 51 tahun) 

Juga suka bukukah anak-anak dan cucu? 
dengan suka buku sejak muda semoga tidak terserang demensia 
gawat jika pas jalan berdua, mendadak lupa istri tercecer di mana 
genting pabila sedang mengendara, tiba-tiba serasa terbang mengudara 

Kini saatnya menggiring anak-cucu ke NanCita 
sambil mengenang tapak-tapak kenangan 
seraya menguji otak sendiri 
apakah berpotensi menjadi pikun berkepanjangan 
sesungguhnya buku itu adalah serupa pil anti aging juga 
yang bereaksi secara abadi berkelanjutan 

Betapa terlanda gundah saat menjelang tidur tiba 
buru-buru kau datang ke NanCita 
dua tiga lembar halaman dibaca 
mata pun mengatup segera 
tanpa buku tak bisa tidur ternyata 
selalu terjaga 
dan demi sayangmu pada mama 
kau pilihkan buku-buku kesukaannya 
tak lupa novel sejarah buat papamu juga 

Ada pula ibu-ibu yang pinjam buku 
untuk dibaca sambil mendampingi anak tercinta 
yang suntuk belajar menyimak soal-soal fisika 
si anak merasa nyaman dengan pendampingan  
sebetapapun berbeda bacaan 

(seorang bapak pun selalu datang menjelang anaknya ujian 
si anak tak bisa konsentrasi belajar 
jika tak di-refresh dengan bacaan 
setamat SMA ia diterima di STAN) 

Kuingat selalu kala itu 
kehamilan istriku menjelang bukaan satu 
belum ada perkembangan bukaan yang signifikan 
anak pertama yang kunanti luar biasa mendebarkan 
tiba-tiba sore itu ada lelaki SD yang ngompol 
di depan meja NanCita 
sesaat kemudian kabar tiba 
istriku masuk rumah sakit bertaruh nyawa 
semandiri mungkin kudampingi 
berjam-jam tak pasti, pasien lain mengherani 
mana sanak saudari 
dan pada saatnya anak lanangku 
menangis membahana 
dia hadir di dunia !! 

Kini dan atau Sekian Tahun yang lalu Ketika Teman-Teman Berusia Berapapun, dan 
NanCita Menempuh 17 Tahun dalam MENEMANI PERTUMBUHAN GENERASI 
  
Kuberdoa senantiasa 
semoga kalian menjadi pejabat, orang ternama 
atau apapun asal baik bagi bangsa 
dan jika tak lagi teringat NanCita ya nggak apa-apa 
tetapi apakah bisa kau lupa 
kebahagiaan atau mungkin idealisme 
yang pernah tereguk dari sana? 

Ada yang sedang meniti harapan menyemai cita-cita 
di UK, Jepang, Amerika, Jerman dan KANDANGAN 
mau ke sana juga?  Ketika remaja sering-seringlah ke NanCita 
membaca apa saja memelihara otak kiri dan otak kanan 
bersua kawan-kawan menyejukkan hati dan pikiran 

Atau berbincang denganku 
dengan tema yang perlu atau tak perlu 
betapa sering anggota cantik duduk pasrah di depan mata 
ku menahan diri untuk tidak jatuh cinta 
bukan karena aku sudah beranak dua 

Mereka ceritakan duri kisah hidupnya 
ada yang terayun-ayun di tepian jurang harapan 
di bawah sana tersedia batu-batu darah 
ia pun tak berani melangkah 

Ada pula yang gigih ingin ke negeri manca 
dimintanya aku jangan bilang siapa-siapa 
ia ingin menaklukkan gelombang 
ia ingin memperkokoh pendirian 

Dari anggota cantik, dan juga dari yang jantan 
telah kugenggam liku-kehidupan 
"sudah ya, Mas, aku pulang," pamitnya usai berbincang 
dan kadang tidak pinjam satu buku pun 
mungkin lupa usai beban pikirannya tercurahkan 
tiada mengapa kawan 
siapa tahu kelak kisahmu kutuliskan 
kususun menjadi novel 
dan akan kusewakan !! 

Ingatkah kawan ketika masa sekolah 
pinjam buku terpaksa ngutang 
ada yang sedikit dan sebentar saja 
ada pula yang hingga bertumpuk-tumpuk 
hampir setinggi Sindoro-Sumbing di sana 
namun setelah masa kuliah tiba 
pinjam buku selalu bayar kontan 
apalagi setelah bekerja 
buku-buku pun dibeli dan tak lagi menyewa 
(selain pinjam ada yang suka beli sebagai koleksi 
bonus sampul dan dapat diskon pasti 
hingga kini harta karun itu masih terawat rapi 
ada juga yang bilang sudah dijual kepada teman 
dan bathi !!

Jika kau diminta gurumu membuat resensi 
segera kau datang ke NanCita dengan terburu sekali 
tetapi kenapa ya yang diresensi 
kok selalu buku itu lagi buku itu lagi 
dari generasi ke generasi, 
meresensi buku itu menjadi mudah rupanya 
bagi yang sudah menjadi member NanCita,  
tidak demikian bagi yang menjadi anggota dadakan 
bahkan ada yang bukunya belum dikembalikan 
hingga sekarang 

Sepanjang mengamati gerak-gerik kalian 
dalam menggauli bacaan 
terlukis tiga karakter penikmat bacaan. 
Ada yang hanya karena ingin tahu 
seperti apa to perpustakaan itu? 
yang begini paling sekali dua pinjam 
dan seterusnya tak lagi pernah datang 
recehannya mending buat beli pulsa 
atau jajanan ber-benzoat, ber-sakarin, ber-formalin. 
Ada pula yang ingin baca karena ikut-ikutan teman  
yang begini tergolong frigid-literasi 
harus selalu dirangsang dengan cara yang menawan 
sehingga kemudian suatu ketika berani datang sendirian 
meminjam bacaan, dan kemudian ia bilang: 
"Membaca ternyata bisa bikin orgasme-intelektual ya, Mas!!" 
(aku pun mesem hingga ke relung pedalaman jiwa). 
Karakter ke tiga adalah yang sudah tergolong kutu buku 
maniak-kalimat pecandu-diksi dan pemuja-narasi 
yang begini tak lagi perlu diwaspadai 
segalanya lancar belaka tanpa kendala 
buku-buku akan mereka jaga seperti merawat dirinya 
halaman-halaman yang mereka pinjam tak ada yang dilipat 
pokoknya hebat, dalam mengembalikan buku waktunya pun selalu tepat 
namun dari bibir mereka seperti ada rekaman kata-kata 
yang selalu diputar di depanku tanpa ragu: "Ada yang baru !?" 

Segebung buku yang kau pinjam lama tak dipulangkan 
"satu kelas baca semua, Mas !!," serumu sambil 
mengangkut buku-buku yang baru 
"beres pokoknya, Mas" 
sedangkan anggota yang lain bilang sialan 
sambil menggerutu, 
justru ini kesempatan bagiku untuk menawarkan buku-buku 
yang semula ia tak mau karena aku bilang: 
"pinjam buku ini saja dulu sambil menunggu buku yang itu !" 
(mohon bersabar, buku judul itu memang hanya satu 
meski yang pinjam anggota ke 1000, 
justru dengan cara itu NanCita bisa eksis dari waktu ke waktu 
pakar manajemen pun tentu akan berseru: itu strategi jitu !! 
tetapi hati pembaca jadi kelu, tahu !!! 
apalagi buku itu di-rolling pula di cabang NanCita lainnya 
dan belum tentu kembalinya tepat waktu 
ampuuuuun......, please jangan serapahi aku !! 
hali itu memang tak sekedar strategi 
namun lebih merupakan momentum sekaligus modus 

Bagi yang pernah diam-diam mengambil bacaan 
dan sengaja tak dicatatkan 
memulangkannya esok atau lusa demi baca gratisan 
atau masih dengan diam-diam menyimpan bacaan itu 
alias belum dipulangkan hingga sekarang 
semoga "aksi semacam itu" sekali saja kau lakukan 
juga yang dulu pernah menyobek, 
menggunting atau mencoret-coret bacaan 
artinya jika kini kau telah menjadi apapun 
dan terutama bila dikaruniai berkah jabatan 
yang dalam mengembannya dengan mengangkat sumpah 
semoga "aksi semacam itu kala itu" 
jangan diulang agar hidup dunia-akherat menjadi mudah 

Dengan penuh rahasia kau pesan-beli sebuah buku 
harus sudah ada pada saatnya, katamu 
akan diberikan buat ulang tahun si dia 
biar benak kami satu selera, ujar-janjimu 
sepasang kekasih yang sama-sama suka membaca  
akan lebih gampang mengatasi gempuran problema 
dan nyambung jika membincangkan dunia 
(bertahun-tahun kemudian buku itu entah di mana 
sebab ternyata kau tak jadi menikah dengannya 
pengakuan itu kutahu baru saja 
saat kau berkunjung ke NanCita 
bareng suamimu yang bukan dia !) 

Barisan wajah-wajah stres tiba-tiba menggeruduk datang 
ribut bertanya buku ini buku itu seperti tak sabaran 
usai ujian kalian selalu kehausan 
serupa barusan ditahan di Nusakambangan 
ingin segera menyikat bacaan-bacaan 
ingin merawat perasaan dan jiwa 
ingin menyejukkan pikiran 
biar seimbang 
sebelum muncul godaan bunuh diri 
dari atas jembatan 

Dengan raut pucat pasi 
kau laporkan buku yang hilang 
buku yang masuk mesin cucian 
buku yang digigit-remuk waung jantan 
buku-buku yang terjatuh berceceran di jalanan 
buku-buku yang raib dipinjam teman 
ku tak minta namun kau berkenan mengganti segera 
ku salut dengan tanggungjawabmu 
kepribadianmu membikin rindu 

(cuma kadang aku tercengang 
jika buku-buku yang kau kembalikan 
dibungkus dengan tas kresek bekas gorengan 
sampul buku menjadi licin seperti plosotan di kolam renang 
lalat yang hinggap pun bakal terpeleset-terpelanting 
bisa jadi nyawa lalat itu langsung melayang) 

Seringkali di NanCita terjadi reuni 
memang tanpa pesta dan panitia 
begitu bersua segera cipika-cipiki 
terbentang sang waktu 
tergelar tak terhitung perjalanan cerita 
kadang luas dunia menjadi sejengkal saja 
(guru dan murid pun sering saling bersua di NanCita 
dan berceloteh tentang manusia 
lengkap dengan bumbu-bumbu pahit-pedasnya) 

Kini anggota NanCita telah tersebar ke senatero dunia 
terbukti yang dari Ausi, Paman Sam, Jerman, UK, Jepang, 
Taiwan, Korea suka kirim salam 
belum lagi yang berlayar di mana saja 
mereka memberi kabar dan mengirim foto 
kudiberi oleh-oleh coklat, mug dan gantungan kunci 
(yang belum memberi kutunggu setiap hari) 
apalagi yang di sudut-sudut nusantara 
dari Aceh hingga Papua 
rata-rata anak Temanggung juga 
ada pula mereka para perantau yang pernah bekerja di sini 
dan bila liburan dan kemudian bertandang: Hai NanCita ! 
kembali menemukan keteduhan lama: buku kita !! 

Seperti waktu 
sesungguhnya buku tertebar di setiap langkah 
semirip waktu 
sebenarnya buku bisa dibaca di sembarang medan 
bagaikan waktu 
sejatinya buku akan menemani siapa saja 
tergantung kita apakah ingin selalu memiliki harapan 
apakah ingin senantiasa meraih kebahagiaan 
apakah akan tiada henti menempuh perjuangan 
karena dalam buku terhidang inspirasi 
motivasi, bahkan sederet visi yang siap saji 
bersama makanan entah itu buntil, rempeyek atau roti 
bersama dandanan entah itu blus, t-shirt atau rompi 
bersama lifestyle entah itu doran pancing, gadget atau mobil 
dengan buku sang benak tidak akan mudah sesat pikir 
kesemua itu adalah seperangkat keharusan 
guna mempertahankan serta memaknai kehidupan 

sang waktulah yang akhirnya menjadi pemenang, kawan 
tugas kita hanyalah menerima 
apapun kenyataannya 
apapun yang menimpa, yuk tetaplah bersaudara 
apapun ceritanya, jangan bosan membacanya 
karena di setiap kata-kata 
selalu ada dunia baru yang harus disapa 
juga masa lalu yang sangat renyah untuk dikenang 

Sekian dulu kawan 
meski sebuah cerita yang mengundang nostalgia 
sesungguhnya bisa lebih panjang lagi bila dideretkan dan ditata 
keceriaan, kehebohan dan bahkan duka lara kalian 
telah menjelma harmoni nada, lengkap dengan partiturnya 
sewaktu-waktu bisa mengalun dalam sebuah orkestrasi 
bersama-sama kita menjadi dirigennya 
niscaya kan kompak dan indah seperti warna pelangi 
seperti nyawa-diksi dalam puisi 

TERIMA KASIH KAWAN-KAWAN 
TERIMA KASIH YANG TAKKAN KAMI LUPAKAN 
TERIMA KASIH SEPANJANG JAMAN..................... 

                                                                         *Eko Nurwindarto 
                                                                           Sanggar Bacaan NanCita Temanggung 
                                                                                    (teruntuk 30 Oktober 2018) 

 _____________________________________________________

INTERMEZZO !!  

BETAPA LEGA petugas dan juga tentu para anggota perpustakaan ini.  Sungguh hebat si peminjam. Untung ia masih diberi usia, lunas sudah urusan dunianya....................... 

 

BETAPA LEGA sertifikat rumah di mana NanCita berada, Alhamdulillah kini sudah bisa terpegang setelah 13 tahun ber-estafet di 4 bank sejak pertama kali dibeli !!  "Dik Sertifikat, tak usah ke mana-mana lagi ya !!  Bobok manis aja di almariku.  Sebentar akan kucarikan teman agar kau betah bercengkerama di situ !!!" 


    (NanCita tahun 2000-an)
 
    (NanCita terkini)
Spirit NanCita itu = Selalu Berdoa, Senantiasa Bergagasan, Terus  Berjuang  




______________________________________________________________________ 

SEKIAN LAMA BERTEMAN-NASIB DENGAN PARA NASABAH-KREDIT BANK, ADA IDE DANURBA YANG SIGNIFIKAN
(Setelah berteman-nasib dengan para nasabah-kredit bank, dorongan untuk mewujudkan gagasan yang tercuplik ini selalu menguat.  Buku how to/manualnya pun sudah tersusun. Sebuah gagasan untuk mengajak sesama bisa KENYANG BERSAMA) 
 
DANURBA adalah media untuk mewujudkan kepedulian ekonomik kepada sesama.  Kepedulian yang masif-sistemik, bukan kepedulian sporadik, insidental dan parsial.  Selain sebagai sarana kepedulian, DANURBA adalah 'MESIN UANG' bagi warga yang niscaya akan mampu beroperasi secara berkesinambungan di sepanjang jaman. 

*Selain berpotensi menyejahterakan, DANURBA niscaya juga akan mampu untuk kian menguatkan KOHESI SOSIAL dan rasa kepedulian antar warga yang bersifat genuine/otentik dan terbiasa mewujud secara sistemik, sekaligus mendorong terciptanya kondisi yang SEJUK SECARA FINANSIAL di lingkungan kita.  Bukankah kita semua PASTI bermukim dalam sebuah RT ? 

*Saya amati di RT-RT terdapat sekelompok masyarakat yang TIDAK BANKABLE.  Bank konvensional tidak berani memberikan pinjaman.  "Bank plecit" pun khawatir.  Mereka serupa REMAH-REMAH SOSIAL yang tidak dilirik oleh lembaga-lembaga keuangan mana pun.  Nah, DANURBA akan merangkul semua lapisan masyarakat alias bersifat SUPER INKLUSI sehingga akan mampu mengurangi besaran INDEKS GINI di tingkat komunitas warga.  

*KREDIT YANG MEMBOSANKAN. Saya melihat bahwa kredit yang dikucurkan kepada kalangan bawah, sekedar bisa membantu mereka untuk ber-survival saja.  (Berangkat berdagang pagi-pagi, pulang petang, malamnya mempersiapkan dagangan.  Laba yang didapat cenderung langsung habis antara lain untuk membeli beras, gas, telur, mie rebus rasa ayam bawang, jajan anak, minyak goreng, pulsa dan bayar hutang: BEGINI TERUS SEPANJANG KEHIDUPAN !!). Bagi mereka tidak terbayang untuk bisa melakukan apa yang dinamakan dengan diversifikasi atau ekspansi usaha. Apalagi mikirin pos entertaining guna meraih me time.  Tempuhan hidup yang sungguh "membosankan", dan bahkan serasa dibelit ular phyton jika laba tak didapatkan !! 

*Bila ada tetangga terkena MUSIBAH SAKIT, sesama warga kompak untuk bezoek di rumah sakit dan menyisipkan "recehan" di sebalik bantal si sakit.  Tiap ada MUSIBAH KEMATIAN pun para warga akan cancut taliwondo (sigap membantu) pasang tenda, menata kursi, merangkai bunga, dsb, juga tak lupa memasukkan "recehan" ke kotak duka.  Dan sesungguhnya ada satu musibah lain yang rasanya TIDAK LAZIM untuk di-bezoek atau di-takziah-i, yaitu MUSIBAH KEUANGAN.  Warga yang terkena musibah jenis ini biasanya akan pontang-panting mencari potangan (pinjaman). Sendirian !!  Nah, DANURBA  ingin menemani warga yang tertimpa musibah demikian, selain juga teruntuk warga yang membutuhkan rupa-rupa kebutuhan lainnya.  Dengan DANURBA pula akan bisa nyempilke kesejahteraan buat warga yang belum berpunya secara terus-menerus. 

*Sering saya perhatikan simbok-simbok bakul yang berjualan di pasar.  Sampai terkantuk-kantuk mereka "terpaksa setia" menunggui barang dagangannya.  Apakah Bank Dunia memikirkan nasib terkini mereka ?  Bahkan Bank Indonesia saja belum tentu pula, kecuali menempatkan mereka sebagai obyek dalam konstelasi kebijakan makro.  Kalau satu di antara mereka ada yang wafat, kiranya Pak Bupati juga takkan sempat melayat apalagi Pak Gubernur.  Itulah selintas pemikiran liar saya setiap jalan-jalan melewati keramaian pasar.  Namun keliaran pikiran itu tidak saya biarkan menyeruak begitu saja.  Sebab terbersit pemikiran yang solusif juga.  Yakni bahwa yang paling mungkin dan masuk akal untuk memperhatikan secara langsung nasib simbok-simbok itu adalah Pak RT mereka beserta tetangga-tetangga satu RT.  Tanpa ba bi bu warga satu RT tentu akan cancut taliwondo untuk memberikan pertolongan.  Nah, kalau selama ini empati spontan antar warga itu masih terbatas bila ada warga yang sakit, meninggal atau punya gawe (sunatan, pernikahan, kelahiran bayi, pengajian, dll), maka dengan adanya institusi DANURBA, simpati dan empati warga tersebut akan terwujud berupa  aktifitas bersama dalam mengelola persoalan ekonomi !!  Dan dengan semangat dikit-dikit lama-lama jadi bukit, warga satu RT/RW kiranya akan bisa tersenyum bersama dan selamanya !!!  Sejak dini saling menolong, bukan seperti pertolongan instan yang diberikan setelah si tetangga terserang sakit parah dan kemudian berombongan ke rumah sakit atau berduyun-duyun menghantar ke pemakaman !!!!   


(SELENGKAPNYA TENTANG GAGASAN DANURBA TENTU AKAN LEBIH GAMBLANG TERJELASKAN MANAKALA EKSEKUSI DARI IDE INI SUDAH BISA DISELENGGARAKAN ALIAS DIHILIRISASI ATAU DIWUJUDKAN)

                                                                                                            Temanggung,  Juli 2017  
                                                                                                             Eko Nurwindarto  





RESUME dan STEP BY STEP PERJALANAN LITERASI NanCita 

01 dari 9 STEP 

          (3 BUAH “PENCAPAIAN LITERASI” YANG MEMORABLE KETIKA SMA)  
 
Salah satu dari sejumlah piagam lomba menulis 
ketika SMA. Juara 1 dan 2-nya kini menjadi 
dosen sekaligus penulis terkenal. 

Karya saat kelas 1 SMA
                                                  
                                                                                 
  Karya ketika kelas 3 SMA 



         
  02 dari 9 STEP

        EPISODE KULIAH SEKALIGUS UPAYA PERWUJUDAN GAGASAN-GAGASAN
                              (menulis di media, rajin mengikuti ceramah dan diskusi, dll)

  Sebagian tulisan saya yang dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogya dan PELITA Jakarta  


                                                                                                                                                                                
03 dari 9 STEP.....Bersambung ke entri AjariKamiMenulisCerpen (Kumcer MOBIL SURGA) 
                              dalam BLOG ini juga.                          



                                                                          *Eko Nurwindarto 
                                                                            Brojolan Timur 185 RT 05 RW 02 
                                                                            TEMANGGUNG 56212 
                                                                            WA/SMS 081328747838



Komentar